Marcus Antonius
Marcus Antonius (Latin: Marcus Antonius, 14 Januari 83 SM – 1 Agustus 30 SM) adalah seorang jenderal dan politikus Romawi yang memainkan peran kunci dalam peralihan dari Republik Romawi menjadi Kekaisaran Romawi. Ia dikenal karena hubungan eratnya dengan Julius Caesar, perannya dalam Perang Saudara Romawi, serta hubungannya dengan Cleopatra, Ratu Mesir. Antonius merupakan anggota Triumvirat Kedua bersama Octavianus (kelak menjadi Kaisar Augustus) dan Lepidus, yang terbentuk setelah pembunuhan Caesar pada tahun 44 SM.
Marcus Antonius | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nama asal | Marcus | ||||||||||||||||
Lahir | 14 Januari 83 SM Roma, Republik Romawi | ||||||||||||||||
Meninggal | 1 Agustus 30 SM (53 tahun) Aleksandria, Mesir Ptolemy | ||||||||||||||||
Sebab meninggal | Bunuh diri | ||||||||||||||||
Kebangsaan | Romawi | ||||||||||||||||
Nama lain | Mark Antony | ||||||||||||||||
Gelar |
| ||||||||||||||||
Suami/istri |
| ||||||||||||||||
Anak | |||||||||||||||||
Orang tua |
| ||||||||||||||||
Kehidupan Awal
suntingMarcus Antonius lahir di Roma dari keluarga bangsawan yang terhubung dengan keluarga Julius Caesar. Ayahnya, Marcus Antonius Creticus, adalah seorang jenderal Romawi, dan ibunya, Julia Antonia, berasal dari keluarga terkenal di Roma. Antonius mendapatkan pendidikan klasik yang meliputi seni berpidato dan kepemimpinan militer.
Pada masa mudanya, Antonius dikenal memiliki kehidupan yang liar dan boros, tetapi kemudian ia memilih jalur militer dan terlibat dalam beberapa kampanye militer di wilayah timur. Pengalaman militernya semakin diperkuat ketika ia berperang di bawah komando Aulus Gabinius di Suriah dan Mesir pada tahun 57–55 SM.
Hubungan dengan Julius Caesar
suntingKarier Antonius melonjak ketika ia menjalin hubungan erat dengan Julius Caesar. Ia menjadi salah satu pendukung setia Caesar selama Perang Saudara Caesar melawan Pompeius. Setelah kemenangan Caesar, Antonius ditunjuk sebagai konsul bersama Caesar pada tahun 44 SM.
Setelah Caesar dibunuh pada Maret 44 SM, Antonius dengan cepat mengklaim kekuasaan sebagai salah satu penerus politiknya. Namun, hubungan dengan Octavianus, keponakan Caesar yang diadopsi menjadi anak angkatnya, segera memburuk, yang menyebabkan persaingan politik dan militer.
Triumvirat Kedua
suntingPada tahun 43 SM, Antonius, Octavianus, dan Lepidus membentuk Triumvirat Kedua, sebuah aliansi politik untuk mengendalikan Republik Romawi dan mengalahkan pembunuh-pembunuh Caesar. Mereka berhasil mengalahkan Brutus dan Cassius, pemimpin dari pihak yang membunuh Caesar, dalam Pertempuran Filipi pada tahun 42 SM.
Setelah kemenangan tersebut, kekuasaan di Romawi terbagi: Antonius mendapatkan kendali atas provinsi-provinsi di timur, Octavianus di barat, dan Lepidus di Afrika.
Hubungan dengan Cleopatra
suntingDi wilayah timur, Antonius bertemu dan menjalin hubungan romantis dengan Cleopatra, penguasa Mesir. Hubungan ini tidak hanya bersifat pribadi tetapi juga politik, karena Cleopatra menyediakan dukungan finansial dan militer kepada Antonius dalam perjuangannya untuk mempertahankan kekuasaannya di wilayah timur.
Antonius dan Cleopatra memiliki tiga anak bersama: Alexander Helios, Cleopatra Selene II, dan Ptolemy Philadelphus. Hubungan mereka sering dipandang sebagai ancaman bagi kekuasaan Octavianus di Roma, terutama ketika Antonius memberikan wilayah Romawi di timur sebagai hadiah kepada anak-anaknya dengan Cleopatra.
Konflik dengan Octavianus
suntingPada tahun 32 SM, hubungan Antonius dengan Octavianus mencapai titik puncak ketika Octavianus mengumumkan perang terhadap Cleopatra. Antonius, yang setia kepada Cleopatra, memihak Mesir dalam konflik ini. Pertempuran yang menentukan terjadi pada tahun 31 SM di lepas pantai Actium, di mana armada gabungan Antonius dan Cleopatra dikalahkan oleh pasukan Octavianus yang dipimpin oleh Agrippa.
Setelah kekalahan di Actium, Antonius dan Cleopatra mundur ke Mesir. Pada tahun berikutnya, pasukan Octavianus menyerbu Mesir, dan Antonius, setelah mendengar kabar yang salah bahwa Cleopatra telah bunuh diri, memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri pada 1 Agustus 30 SM.
Kematian dan Warisan
suntingAntonius tewas dengan cara bunuh diri dengan pedang. Cleopatra mengikuti jejaknya beberapa waktu kemudian, kemungkinan dengan menggunakan racun. Dengan kematian mereka, Octavianus menjadi penguasa tunggal Romawi dan mengakhiri era Republik Romawi. Pada tahun 27 SM, Octavianus mengubah Republik Romawi menjadi Kekaisaran Romawi dan mengambil gelar Augustus.
Sumber Sejarah
suntingSebagian besar informasi tentang Antonius berasal dari karya sejarawan Romawi seperti Plutarch, Appian, dan Cassius Dio. Karya-karya ini memberikan gambaran yang mendetail tentang kehidupan Antonius, meskipun sebagian besar dari mereka dipengaruhi oleh propaganda yang dibuat oleh Octavianus dan sekutunya.
Lihat Juga
sunting- Julius Caesar
- Cleopatra
- Pertempuran Actium
- Triumvirat Kedua, aliansi politik yang dianggotai oleh Antonius, Augustus dan Markus Lepidus
Referensi
sunting- Plutarch, Lives of the Noble Greeks and Romans
- Appian, Roman History
- Cassius Dio, Roman History
Pranala luar
suntingMedia tentang Marcus Antonius di Wikimedia Commons
Didahului oleh: Julius Caesar tanpa mitra |
Konsul Republik Romawi 44 SM (pertama dengan Julius Caesar, kemudian dengan Publius Cornelius Dolabella (suffectus)) |
Diteruskan oleh: Aulus Hirtius Gaius Vibius Pansa Caetronianus |
Didahului oleh: Lucius Cornificius Sixtus Pompeius |
Konsul Republik Romawi 34 SM (pertama dengan Lucius Scribonius Libo, kemudian dengan Aemilius Lepidus Paullus (suffectus)) |
Diteruskan oleh: Kaisar Augustus Lucius Volcatius Tullus |