Arwana (grup musik)
Arwana adalah grup band yang didirikan oleh tiga orang musisi yang yaitu Hendri Lamiri (Biola), Yudie Chaniago, dan Yan Machmud berkumpul untuk membuat group band dengan nama X-Bart. Mereka adalah musisi-musisi kafe yang berasal dari Kalimantan Barat (Pontianak). Rasa persatuan daerah ini menjadikan mereka serius untuk menekuni dunia music dengan mencari musisi-musisi dari Pontianak. Akhirnya terbentuk formasi lengkap dalam group band X-Bart dengan personel Yudie Chaniago (vocal & drum; lahir 9 Januari 1965), Hendri Lamiri (vocal & violin), Yan Machmud (lead vocal & acoustic), Wansyah Fadli (vocal & guitar), Delsi (keyboard) dan Nono (bass). X-Bart membawakan lagu-lagu Top 40 dan manggung dari kafe ke kafe di Jakarta dan pertama kali manggung di News Cafe Pada tahun 1995, X-Bart berganti nama menjadi Nacle Band. Konsep musik masih sama yaitu membawakan Top 40 dari kafe ke kafe. Dukungan terhadap musisi-musisi ini sangat kuat di kalangan musisi senior Indonesia saat itu. Banyak musisi-musisi senior mendorong Nacle Band untuk masuk ke dapur rekaman. Akhirnya pada tahun 1996, Nacle Band mambuat master 10 lagu dan rekaman di GIN Studio (tempat ngumpulnya musisi-musisi tertama). Proses rekaman banyak dibantu oleh musisi-musisi senior seperti Billy J. Budiarjo, Dian Pramana Putra dan sebagainya.
Arwana | |
---|---|
Asal | Pontianak, Indonesia |
Genre | Pop, Rock |
Tahun aktif | 1994 - sekarang |
Label | Sony Music Indonesia (1994) Nagaswara (2010-sekarang) |
Anggota | |
Mantan anggota |
Sebuah perjalanan
suntingPada tahun 1994, Yudie Chaniago, Hendri Lamiri dan Yan Machmud berkumpul untuk mambuat group band dengan nama X-Bart. Mereka adalah musisi-musisi kafe yang berasal dari Kalimantan Barat (Pontianak). Rasa persatuan daerah ini menjadikan mereka serius untuk menekuni dunia music dengan mencari musisi-musisi dari Pontianak. Akhirnya terbentuk formasi lengkap dalam group band X-Bart dengan personel Yudie Chaniago (vocal & drum), Hendri Lamiri (vocal & violin), Yan Machmud (lead vocal & acoustic), Wansyah Fadli (vocal & guitar), Delsi (keyboard) dan Nono (bass). X-Bart membawakan lagu-lagu Top 40 dan manggung dari kafe ke kafe di Jakarta dan pertama kali manggung di News Café.
Pada tahun 1995, X-Bart berganti nama menjadi Nacle Band. Konsep musik masih sama yaitu membawakan Top 40 dari kafe ke kafe. Dukungan terhadap musisi-musisi ini sangat kuat di kalangan musisi senior Indonesia saat itu. Banyak musisi-musisi senior mendorong Nacle Band untuk masuk ke dapur rekaman. Akhirnya pada tahun 1996, Nacle Band mambuat master 10 lagu dan rekaman di GIN Studio (tempat ngumpulnya musisi-musisi tertama). Proses rekaman banyak dibantu oleh musisi-musisi senior seperti Billy J. Budiarjo, Dian Pramana Putra dan sebagainya.
Eksistensi Arwana
suntingPada tahun 1997, Nacle Band memberikan master 10 lagu tersebut ke Bp. Jan Juhana dengan label Sony Music Indonesia. Pada tahun yang sama, berdirilah Sony Music Indonesia dan Nucle Band diterima sebagai artis pertama. Nucle Band pun berubah nama untuk masuk ke Sony Music Indonesia. Beberapa nama yang menjadi pilihan saat itu adalah ikon dari Kalimantan Barat tempat semua personel berasal, yaitu ARWANA, KHATULISTIWA dan KAPUAS. Dari ketiga nama tersebut akhirnya disepakati bersama dengan nama ARWANA, tetapi nama-nama yang lain tetap dipakai sebagai judul album. Genre/jenis musik ARWANA pun berubah dan konsisten di Pop Ballad. Album pertama dengan judul Asa yang berisi 9 lagu. Tidak disangka dan tidak diduga, di saat krisis moneter dunia termasuk di Indonesia, album ARWANA pertama kali terjual 400.000 (empat ratus ribu) kopi. Prestasi yang membanggakan ini menjadikan Sony Music Indonesia optimis untuk mempersiapkan album kedua.
Tahun 1999, ARWANA mengeluarkan albumn kedua dengan judul NADI KHATULISTIWA, single hits-nya Lamunanku. Pada album kedua ini ARWANA banyak mendapatkan prestasi dan nominasi diantaranya;
- Pendatang Baru Terbaik
- Lagu Terbaik versi Ballad & Country dari AMI (Anugerah Musik Indonesia)
- Lagu “Kepang Kampung”, menjadi hits terbaik MTV Music Award se-Asia (karena satu-satunya musik yang bernuansa pop etnik).
Promo tour di album kedua ini sangat kurang, karena dipengaruhi kondisi politik Indonesia yang memburuk saat itu. Semua hiburan yang berkaitan dengan kumpulan massa sangat rawan, sehingga beberapa Event Organizer dari beberapa kota cancel untuk mambuat konser ARWANA.
Beberapa tahun ARWANA absen dari musik, akhirnya pada tahun 2004, ARWANA memutuskan untuk membuat album indie khusus Kalimantan Barat yang berjudul Kapuas dengan single hits PTHB (Patah Tumbuh Hilang Berganti). Arwana sebagai produser dan sekaligus publisher untuk album indie ini. Album indie ini khusus dipersembahkan buat penggemar ARWANA di Kalimantan Barat.
Banyak kendala dalam mengatur indie label, terutama dalam konsentrasi waktu dan promosi. Banyak kesibukan masing-masing personel mengakibatkan konsentrasi pada ARWANA berkurang dan menyebabkan absen lagi di belantika musik Indonesia dalam beberapa tahun.
Tahun 2009, banyak fans ARWANA mempertanyakan eksistensi kembali di dunia musik. Banyak masukan dari fans ARWANA di facebook, menjadikan personel ARWANA berpikir kembali untuk meluangkan waktu untuk kembali mewarnai musik Indonesia. Tidak diduga dan tidak disangka, ARWANA Fans Club (Insang ARWANA) di facebook berkembang pesat di beberapa kota. Semangat fans ARWANA ini membangkitkan ARWANA untuk kembali eksis di belantika musik Indonesia. Akhirnya personel inti ARWANA yaitu Yudi Chaniago, Hendri Lamiri dan Yan Machmud sepakat untuk membangkitkan ARWANA yang bertahun-tahun mati suri dari dunia musik. Nama baru yang terpilih yaitu ARWANA Return yang berarti kembalinya ARWANA di belantika musik Indonesia dengan label NAGASWARA.
Tahun 2010, ARWANA Return mengeluarkan album ketiga dengan judul album dan single hits JANGAN PERGI. Ketiga album dari album pertama, kedua dan ketiga mempunyai satu kesatuan tema yaitu antara Kunanti, Lamunanku dan Jangan Pergi. Satu kesatuan tema itu juga mengisahkan perjalanan ARWANA Return di belantika musik Indonesia. Dengan kembalinya ARWANA (ARWANA Return), diharapkan terus berkarya dan “Jangan Pergi” lagi dari dunia musik.
Perubahan nama band
suntingPada tahun 1997, Nacle Band memberikan master 10 lagu tersebut ke Bp. Jan Juhana dengan label Sony Music Indonesia. Pada tahun yang sama, berdirilah Sony Music Indonesia untuk pertama kalinya dan Nucle Band diterima sebagai artis pertama. Nucle Band pun berubah nama untuk masuk ke Sony Music Indonesia. Beberapa nama yang menjadi pilihan saat itu adalah ikon dari Kalimantan Barat tempat semua personel berasal, yaitu ARWANA, KHATULISTIWA dan KAPUAS. Dari ketiga nama tersebut akhirnya disepakati bersama dengan nama ARWANA, tetapi nama-nama yang lain tetap dipakai sebagai judul album. Genre/jenis musik ARWANA pun berubah dan konsisten di Pop Ballad. Album pertama dengan judul Asa yang berisi 9 lagu dengan single hits-nya lagu Kunanti. Tidak disangka dan tidak diduga, di saat krisis moneter dunia termasuk di Indonesia, album ARWANA pertama kali terjual 400.000 (empat ratus ribu) kopi. Prestasi yang membanggakan ini menjadikan Sony Music Indonesia optimis untuk mempersiapkan album kedua. Tahun 1999, ARWANA mengeluarkan albumn kedua dengan judul NADI KHATULISTIWA, single hits-nya Lamunanku. Pada album kedua ini ARWANA banyak mendapatkan prestasi dan nominasi diantaranya; Pendatang Baru Terbaik, Lagu Terbaik versi Ballad & Country dari AMI (Anugerah Musik Indonesia), Lagu Kepang Kampung menjadi hits terbaik MTV Music Award se - Asia ( karena satu-satunya musik yang bernuansa pop etnik). Promo tour di album kedua ini sangat kurang, karena dipengaruhi kondisi politik Indonesia yang memburuk saat itu. Semua hiburan yang berkaitan dengan kumpulan massa sangat rawan, sehingga beberapa Event Organizer dari beberapa kota cancel untuk mambuat konser ARWANA. Beberapa tahun ARWANA absen dari musik, akhirnya pada tahun 2004, ARWANA memutuskan untuk membuat album indie khusus Kalimantan Barat yang berjudul Kapuas dengan single hits PTHB (Patah Tumbuh Hilang Berganti). Arwana sebagai produser dan sekaligus publisher untuk album indie ini. Album indie ini khusus dipersembahkan buat penggemar ARWANA di Kalimantan Barat. Banyak kendala dalam mengatur Indie Label, terutama dalam konsentrasi waktu dan promosi. Banyak kesibukan masing-masing personel mengakibatkan konsentrasi pada ARWANA berkurang dan menyebabkan absen lagi di belantika musik Indonesia dalam beberapa tahun. Tahun 2009, banyak fans ARWANA mempertanyakan eksistensi kembali di dunia musik. Banyak masukan dari fans ARWANA di facebook, menjadikan personel ARWANA berpikir kembali untuk meluangkan waktu untuk kembali mewarnai musik Indonesia. Tidak diduga dan tidak disangka, ARWANA Fans Club (Insang ARWANA) di facebook berkembang pesat di beberapa kota. Semangat fans ARWANA ini membangkitkan ARWANA untuk kembali eksis di belantika musik Indonesia. Akhirnya personel inti ARWANA yaitu Yudi Chaniago, Hendri Lamiri dan Yan Machmud sepakat untuk membangkitkan ARWANA yang bertahun-tahun mati suri dari dunia musik. Nama baru yang terpilih yaitu ARWANA Return yang berarti kembalinya ARWANA di belantika musik Indonesia dengan label NAGASWARA. Tahun 2010, ARWANA Return mengeluarkan album ketiga dengan judul album dan single hits JANGAN PERGI. Ketiga album dari album pertama, kedua dan ketiga mempunyai satu kesatuan tema yaitu antara Kunanti, Lamunanku dan Jangan Pergi. Satu kesatuan tema itu juga mengisahkan perjalanan ARWANA Return di belantika musik Indonesia. Dengan kembalinya ARWANA (ARWANA Return), diharapkan terus berkarya dan Jangan Pergi lagi dari dunia musik.
Diskografi
sunting
|
|