Balai Yasa Yogyakarta
Balai Yasa Yogyakarta atau biasa disingkat menjadi BY YK, adalah sebuah balai yasa milik Kereta Api Indonesia yang terletak di Demangan, Gondokusuman, Yogyakarta. Balai yasa seluas 12,88 hektar ini terutama difungsikan untuk melakukan perawatan 24 bulanan (P24), perawatan 48 bulanan (P48), dan perawatan 72 bulanan (P72) terhadap lokomotif milik Kereta Api Indonesia yang dioperasikan di Pulau Jawa, serta KRL milik KAI Commuter dan KRD milik KAI Bandara yang dioperasikan di Daerah Operasi VI Yogyakarta.
Di belakang balai yasa ini terdapat permukiman yang tersebar merata di Jalan Mutiara (berdekatan dengan los bundar di Lempuyangan). Permukiman tersebut diberi nama Pengok yang berasal dari frasa bahasa Jawa "mempeng mbengok". Namun, versi lain menyebutkan bahwa Pengok berasal dari bunyi suling lokomotif uap saat itu, yakni "Ngook! ngook!". Selain itu, terdapat juga permukiman lain yang berhubungan erat dengan perkeretaapian, yakni Klitren, yang terletak tidak jauh dari Pengok. Istilah Klitren berasal dari frase bahasa Belanda "koeli trein" yang berarti 'pekerja kereta api'.[1] Aset-aset di dua permukiman tersebut pun sebagian besar masih dikuasai oleh Kereta Api Indonesia dan disewakan kepada masyarakat setempat.
Sejarah
suntingFasilitas ini dibangun oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij pada tahun 1914 dengan nama Centraal Werkplaats. Setelah Indonesia merdeka, nama fasilitas ini diubah menjadi Balai Karya Yogyakarta. Pada tahun 1959, nama fasilitas ini kembali diubah menjadi seperti sekarang.[2]
Pada bulan Oktober 2015, balai yasa ini menyelesaikan pemasangan bogie pada 15 unit lokomotif CC 206 yang dikirim tanpa bogie dari pabrik GE Transportation di Amerika Serikat.[3] Pada bulan Juli 2016, balai yasa ini kembali menyelesaikan pemasangan bogie pada 11 unit lokomotif CC 206 serupa.[4] Pada bulan Februari 2020, balai yasa ini menyelesaikan restorasi terhadap satu unit lokomotif uap yang sebelumnya dipamerkan di Taman Mini Indonesia Indah. Lokomotif uap tersebut rencananya akan digunakan untuk menarik kereta api uap Jaladara.[5]
Galeri
sunting-
Proses pembangunan Balai Yasa Yogyakarta.
-
Perumahan dinas Balai Yasa Yogyakarta pada masa pendudukan Belanda.
-
Los-los di Balai Yasa Yogyakarta pada masa pendudukan Belanda.
Referensi
sunting- ^ Gupta, Dharma, dkk. (2007). Toponim Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Pemerintah Kota Yogyakarta.
- ^ Tempo.co. "Balai Yasa Bakal Jadi Bengkel Lokomotif Terbesar". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-01. Diakses tanggal 13 Juni 2015.
- ^ Rusqiyati, Eka Arifa (1 Oktober 2015). "Balai Yasa Yogyakarta selesai rakit 15 lokomotif baru". LKBN Antara. Diakses tanggal 11 Mei 2024.
- ^ Rusqiyati, Eka Arifa (22 Juli 2016). "Balai Yasa Yogyakarta rakit 11 lokomotif baru GE pesanan PT KAI". LKBN Antara. Diakses tanggal 11 Mei 2024.
- ^ Rey, Larasati (7 Februari 2020). "Habiskan Dana Rp2 M, Loko Uap Jadul Buatan Jerman Kembali Dihidupkan". IDN Times. Diakses tanggal 11 Mei 2024.