Bangkuang, Karau Kuala, Barito Selatan
Bangkuang adalah sebuah kelurahan yang termasuk dalam Kecamatan Karau Kuala, Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Kelurahan ini berletak di tepi Sungai Barito yang dijadikan sebagai pelabuhan pertambangan batu bara.
Bangkuang | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Tengah |
Kabupaten | Barito Selatan |
Kecamatan | Karau Kuala |
Kodepos | 73761 |
Kode Kemendagri | 62.04.03.1002 |
Kode BPS | 6204030002 |
Luas | 122,00 km2 |
Jumlah penduduk | 4.470 jiwa (2007)[1] |
Kepadatan | - |
Kelurahan ini terdapat jalur lintas darat yang menuju ke Ibu kota Kabupaten ataupun Provinsi di Kalimantan Tengah maupun ke beberapa Ibu kota Kabupaten/Provinsi lainnya di Kalimantan. Di kelurahan ini, tersedia sarana komunikasi (BTS/Ponsel), Penginapan, Perbankan, kantor pos dan GIRO, Pusat Kesehatan Masyarakan, Keamanan, Kepolisian dan Kantor Koramil.
Kampung yang sejuk dan Asri, kehidupan masyarakat yang damai serta budaya yang mudah bersentuhan dan dapat menerima tamu-tamu pendatang dengan aman dan nyaman. Masyarakat yang ramah dan nyaman untuk semua pihak.
Di sekitar kelurahan tersebut terdapat beberapa Perusahaan Perkebunan Sawit. Mata pencaharian masyarakat mulai dari perikanan, perkebunan Rotan/Karet, tani, buruh, Dagang dan lain-lain.
Batas-batas Wilayah Kelurahan Bangkuang Kecamatan Karau Kuala:
- Ke arah Timur, berbatasan dengan Desa Telangsiung tepatnya di Rapak Mepo
- Ke arah Timur Laut, berbatasan dengan Desa Palantau, tepatnya di Beringin/Jingah Manang,
- Ke arah Barat Laut, berbatasan dengan Desa Telok Betung,
- Ke arah Utara, berbatasan dengan Desa Janggi,
- ke arah Selatan, berbatasan dengan Desa Pinungku, dan
- Ke arah Barat Daya, berbatasan dengan Desa Selat Baru
Sejarah
suntingBangkuang pada mulanya adalah suatu pedusunan dengan usaha masyarakatnya mencari Ikan dan berladang. Sebelum penjajahan Belanda, Bangkuang terletak pada aliran sungai Barito yang mencoruk ke sebelah Timur, tetapi dengan kejadian alam, sungai Barito tsb tertutup oleh tumpukan tanah erosi/Gusung karena sekitar 150 tahun yang lalu ada yang membuat jalur lintasan anak sungai yang menembus/menghubungkan sungai barito yang melingkar berputar. sehingga menjadi sungai Barito, sebagaimana terlihat pada peta di atas. Konon menurut lagenda membesarnya anak sungai yang menghubungkan kedua aliran sungai Barito tsb adalah tenggelamnya Perahu pengantin yang sedang milir dari Desa Babai menuju Desa Bangkuang pada waktu itu. Penduduk Bangkuang telah dihuni Oleh orang-orang dari suku Dayak Bakumpai yang notabene beragama Islam.
Referensi
sunting- ^ Kecamatan Karau Kuala jroning tahun 2007, Tabel 3.1