Kutu busuk
Kutu busuk, kepinding atau disebut juga tumbila adalah serangga parasit dari keluarga Cimicidae. Kutu busuk dikenal sebagai spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya.[1] Kutu busuk senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat tidur. Kutu busuk biasa tinggal dan bertelur di lipatan tempat tidur atau bantal dan tempat-tempat tersembunyi lainnya. Kutu busuk bisa menggigit tanpa disadari korbannya, tetapi gigitan kutu busuk akan terasa di pagi hari dan biasanya ia akan agresif pada malam hari. Ia akan menimbulkan bekas gigitannya yang berupa bentol dan terasa gatal serta panas pada korbannya. Kutu busuk juga suka dengan tempat yang gelap. Serangga parasit ini bisa menimbulkan penyakit ruam-ruam, efek psikologis, dan gejala alergi. Hewan ini beraroma tidak sedap dan sangat menyengat di hidung.
Kutu busuk
| |
---|---|
Cimex lectularius | |
Taksonomi | |
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found. | |
Spesies | Cimex lectularius Linnaeus, 1758 |
Perilaku
suntingKeperluan darah
suntingKutu busuk perlu darah untuk perkembangannya dari menetas hingga dewasa.[2] Umumnya ia ditemukan di tempat tidur, kursi, atau sofa, dan tempat tempat yang lembap. Di Indonesia, sampai akhir 1970-an, permasalahan kutu busuk banyak ditemukan di rumah, hotel, bus, tempat pertunjukan, dan lain sebagainya.[2]
Perkembangbiakan
suntingKutu busuk betina bertelur 200 butir (3–4 butir telur setiap harinya).[2] Dalam 5 bulan, kutu busuk berukuran 6–10 mm hingga dewasa. Mampu bertahan hidup hingga 10 bulan.[2]
Referensi
sunting