Bank di Indonesia
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda.[1] Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri[2] serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain:[3]
- De Javasce NV.
- De Postspaarbank.
- Hulp en Spaar Bank.
- De Algemene Volkskrediet Bank.
- Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM).
- Nationale Handelsbank (NHB).
- De Escompto Bank NV.
- Nederlansch Indische Handelsbank
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:[butuh rujukan]
- NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank
- Bank Nasional Indonesia.
- Bank Abuan Saudagar.
- NV Bank Boemi.
- The Chartered Bank of India, Australia and China
- Hongkong & Shanghai Banking Corporation
- The Yokohama Species Bank.
- The Matsui Bank.
- The Bank of China.
- Batavia Bank.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada pada zaman awal kemerdekaan antara lain:[4]
- NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank OCBC NISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung
- Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan BNI '46.
- Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dari De Algemene Volkskrediet Bank atau Syomin Ginko.
- Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
- Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
- Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
- Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank Amerta.
- NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
- Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank Pasifik.
- Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
Saat ini, praktik perbankan di Indonesia sudah tersebar sampai ke pelosok daerah. Terdapat beberapa jenis lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia; seperti Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah, dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Masing-masing bentuk tersebut memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda.
Doktrin Bank Berjuang
suntingBank Pemerintah
suntingMelalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1/M/61 tanggal 6 Januari 1961 yang melarang pengumuman dan penerbitan angka-angka statistik moneter/perbankan, maka antara tahun 1960-1965, Bank Indonesia tidak menerbitkan laporan tahunan, termasuk data statistik mengenai kliring dan perhitungan sentral.[butuh rujukan]
Pada 5 Juli 1964, atas dasar pertimbangan politik untuk mempermudah komando di bidang perbankan untuk menunjang Pembangunan Nasional Semesta Berencana, selanjutnya pada tahun 1965 pemerintah menetapkan kebijakan untuk mengintegrasikan seluruh bank-bank pemerintah ke dalam satu bank dengan nama Bank Negara Indonesia, prakarsa pengintegrasian bank pemerintah ini berasal dari ide Jusuf Muda Dalam,[5][6] yang saat itu menjabat sebagai Menteri Bank Sentral/Gubernur Bank Indonesia - yang baru diangkat dari jabatan semula Presiden Direktur BNI - dan disetujui oleh Presiden Soekarno. Ide dasarnya adalah menjadikan perbankan sebagai alat revolusi dengan motto Bank Berdjoang di bawah pimpinan Pemimpin Besar Revolusi (yaitu Presiden Soekarno sendiri). Nama Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank tunggal, diusulkan oleh Jusuf Muda Dalam sendiri.[6] Hasilnya adalah lahirnya struktur baru Bank Berdjoang ini menjadikan;[7]
Bank Indonesia menjadi :
- Bank Negara Indonesia Unit I;
- Bank Koperasi Tani dan Nelayan serta Bank Eksem Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II
- Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit III
- Bank Umum Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan;
- Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V.
Akan tetapi tidak semua bank pemerintah berhasil diintegrasikan ke dalam Bank Berdjoang yakni Bank Dagang Negara (BDN) dan Bapindo.[butuh rujukan] Luputnya BDN dari proses pengintegrasian ini terutama karena Presiden Direktur BDN J.D. Massie saat itu menjabat sebagai Menteri Penertiban Bank-bank Swasta Nasional yang tentu mempunyai cukup punya pengaruh untuk berkeberatan atas penyatuan BDN dengan bank-bank lainnya.[8][9] Massie beralasan bahwa kebijakan ini akan membingungkan koresponden bank di luar negeri untuk penyelesaian L/C ekspor maupun impor karena nama bank yang sama.[butuh rujukan] Sementara, Bapindo tidak terintegrasi ke dalam Bank Berjuang karena bank ini dibawah Dewan Pembangunan yang diketuai Menteri Pertama Urusan Pembangunan dengan anggota-anggota Menteri Keuangan, yang juga Ketua Dewan Pengawas Bapindo, dan Gubernur Bank Indonesia sebagai anggota.[10] Dengan demikian, melalui kedudukannya itu, pengaruh Bapindo cukup kuat untuk menghalangi terintegrasi ke dalam BNI.[11]
Bank Swasta
suntingPada tahun 1965 pemerintah hendak mengabungkan seluruh bank swasta atau bank asing dalam Bank Pembangunan Swasta sebagai satu-satunya bank penghimpun dan penyalur dari semua dana-dana progresif di sektor swasta dan alat-alat yang dapat dipergunakan Pembangunan Semesta Berencana dan rencana-rencana lain yang ditentukan oleh Presiden Republik Indonesia.[12]
Sejarah Bank Pemerintah
suntingSebagaimana diketahui bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas penjajahnya, yaitu Belanda.[butuh rujukan] Oleh karena itu, sejarah perbankanpun tidak lepas dari pengaruh negara yang menjajahnya baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional.[butuh rujukan] Pada 1958, pemerintah melakukan nasionalisasi bank milik Belanda mulai dengan Nationale Handelsbank (NHB) selanjutnya pada tahun 1959 yang diubah menjadi Bank Umum Negara (BUNEG kemudian menjadi Bank Bumi Daya) selanjutnya pada 1960 secara berturut-turut Escomptobank menjadi Bank Dagang Negara (BDN) dan Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM) menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) dan kemudian menjadi Bank Expor Impor Indonesia (BEII) atau BankExim.[13]
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah, yaitu:
- Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU No 13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dengan UU No 23 Tahun 1999. Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang di nasionalkan pada tahun 1951[14]. - Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim)
Bank ini berasal dari De Algemene Volkskrediet Bank, kemudian dilebur setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI) Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor impor (exim), dipisahkan lagi menjadi:
- Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan UU No 21 Tahun 1968.
- Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi Bank Expor Impor Indonesia. Pada bulan Juli 1999, bank ini digabungkan dengan tiga bank milik pemerintah Indonesia lainnya untuk membentuk Bank Mandiri.[15]
- Bank Negara Indonesia (BNI '46)
Bank ini didirikan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 5 Juli 1946 sebagai sebuah bank sentral dan diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1946 sekaligus bank umum dengan nama Bank Negara Indonesia.[16] Pada tahun 1949, sesuai hasil Konferensi Meja Bundar, status bank ini sebagai bank sentral dicabut dan diserahkan kepada De Javasche Bank sehingga bank ini hanya menjadi bank umum saja. Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah menjadi Bank Negara Indonesia '46.[17] - Bank Dagang Negara (BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan dengan PP No 13 Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut dengan diganti dengan UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN merupakan satu-satunya Bank Pemerintah yang berada di luar Bank Negara Indonesia Unit. Pada bulan Juli 1999, bank ini digabungkan dengan tiga bank milik pemerintah Indonesia lainnya untuk membentuk Bank Mandiri.[15] - Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Handelsbank, kemudian menjadi Nationale Handelsbank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya. Pada bulan Juli 1999, bank ini digabungkan dengan tiga bank milik pemerintah Indonesia lainnya untuk membentuk Bank Mandiri.[15] - Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
Bank ini didirikan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960 untuk menyediakan pembiayaan yang berkelanjutan bagi pembangunan di Indonesia.[18] Pada bulan Juli 1999, bank ini digabungkan dengan tiga bank milik pemerintah Indonesia lainnya untuk membentuk Bank Mandiri.[15] - Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU No 13 Tahun 1962.[19][20][21] - Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No 20 Tahun 1968.[22][23][24] - Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank Expor Impor Indonesia (Bank Exim). Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.[15] - Bank Syariah Indonesia (BSI)
Bank ini adalah bank milik pemerintah yang bergerak di bidang syariah dan diresmikan pada tanggal 1 Februari 2021. Bank ini merupakan hasil penggabungan antara Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan BRI Syariah. Bank ini pun menjadi bank syariah milik HIMBARA (Himpunan Bank Milik Negara), dengan mayoritas sahamnya dipegang oleh Bank Mandiri, sehingga bank ini dianggap sebagai bagian dari Mandiri Group.[25]
Tujuan jasa perbankan
suntingTujuan dari perbankan tertulis pada Pasal 4 BAB II Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992. Tujuan perbankan Indonesia berdasarkan pasal tersebut yaitu menunjang pelaksanaan pembangunan nasional untuk meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, serta stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.[26] Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara dan pada umumnya terbagi atas dua tujuan :
Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi.Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman.
Statistik
sunting10 Besar Bank berdasarkan Aset
suntingBerikut adalah sepuluh bank besar di Indonesia pada September 2024 berdasarkan aset dan market share yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan.[27]
No. | Nama | Aset (dlm triliun) | Market share (%) |
1 | PT Bank Mandiri Tbk | Rp 2.323,9 | 23,99 |
2 | PT BRI Tbk | Rp 1.961,9 | 20,26 |
3 | PT Bank Central Asia Tbk | Rp 1.434 | 14,81 |
4 | PT BNI Tbk | Rp 1.068,1 | 11,03 |
5 | PT BTN Tbk | Rp 455,1 | 4,7 |
6 | PT Bank Syariah Indonesia Tbk | Rp 371 | 3,83 |
7 | PT Bank CIMB Niaga Tbk | Rp 354,3 | 3,66 |
8 | PT Bank OCBC Indonesia Tbk | Rp 287 | 2,96 |
9 | PT Bank Permata Tbk | Rp 254,6 | 2,74 |
10 | PT Bank Danamon Tbk | Rp 240,4 | 2,48 |
8 Besar Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI)
suntingBerikut adalah delapan bank besar di Indonesia pada Semester 1 - Juni 2023 berdasarkan modal inti beserta kategori terkait Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) yang dirilis oleh Data Indonesia.[28]
No. | Nama | Modal Inti (dlm triliun) | KBMI |
1 | PT BRI Tbk | Rp 266,05 | KBMI 4 (MI>Rp70T) |
2 | PT Bank Mandiri Tbk | Rp 226,41 | KBMI 4 (MI>Rp70T) |
3 | PT Bank Central Asia Tbk | Rp 216,3 | KBMI 4 (MI>Rp70T) |
4 | PT BNI Tbk | Rp 136,89 | KBMI 4 (MI>Rp70T) |
5 | PT Bank Pan Indonesia Tbk | Rp 47 | KBMI 3 (Rp14T>MI>=Rp70T) |
6 | PT Bank Permata Tbk | Rp 46,4 | KBMI 3 (Rp14T>MI>=Rp70T) |
7 | PT Bank CIMB Niaga Tbk | Rp 42,8 | KBMI 3 (Rp14T>MI>=Rp70T) |
8 | PT Bank Danamon Indonesia Tbk | Rp 41,91 | KBMI 3 (Rp14T>MI>=Rp70T) |
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ "MENGENAL DIREKSI PERTAMA DE JAVASCHE BANK". Bank Indonesia. 2021. Diakses tanggal 21 Desember 2022.
- ^ Penders, C.L.M., (1977). Indonesia Selected Documents on Colonialism and Nationalism, 1930-1942, University of Queensland Press, Queensland
- ^ M.Si, Jeli Nata Liyas, S. E. (2022-03-01). BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA. CV. DOTPLUS Publisher. ISBN 978-623-6428-41-2.
- ^ Dasar-Dasar Perbankan (PDF). 2013. hlm. 14.
- ^ Jusuf Muda Dalam, lahir di Aceh, pernah menjadi anggota di parlemen Belanda, setelah pulang ke Indonesia masuk menjadi anggota PNI. Jusuf Muda Dalam pernah menjadi anggota direksi Bank Negara Indonesia sejak 1957, kemudian pada tahun 1960-1963 menjadi Presiden Direktur Bank Negara Indonesia (Lihat: Bank Negara Indonesia 50 tahun)
- ^ a b Bank BNI. (1996). Bank Negara Indonesia 50 Tahun, Jakarta, hal 160
- ^ Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1965 tentang Pendirian Bank Tunggal Milik Negara
- ^ Feith, Herbert (2007). Lance Castles, ed. Indonesian Political Thinking 1945-1965. Equinox Publishing. hlm. 505. ISBN 9793780525, 9789793780528 Periksa nilai: invalid character
|isbn=
(bantuan). - ^ Arndt, Heinz Wolfgang (1984). The Indonesian economy: collected papers. Chopmen. hlm. 279. ISBN 9971681129, 9789971681128 Periksa nilai: invalid character
|isbn=
(bantuan). - ^ Prawiroardjo, Priasmoro (1987). "Teori Ekonomi dan Kebijaksanaan Pembangunan: Kumpulan Esei Untuk Menghormati 70 tahun Sumitro Djojo hadikusumo". Dalam Hendra Asmara. Perbankan Indonesia 40 tahun. Penerbit Gramedia, Jakarta. hlm. 193–196.
- ^ Gagasan untuk nasakomisasi perbankan yang terjadi pada masa perpolitikan dunia perbankan meningkat tajam dimulai dengan Bapindo. Direktur Utama ditunjuk Bermawi Alwi berasal dari NU sedangkan Direktur Hoetomo Soepardan berasal dari PKI, Moerdiono dan dua orang lagi dari PNI sedangkan Hoetomo Soepardan sebelumnya adalah anggota DPR
- ^ Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1965 tentang penunjukan Bank Pembangunan Swasta sebagai Bank Tunggal swasta untuk pembangunan
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaPerbankan Indonesia 400 tahun
- ^ "Bagian Tiga : DJB berdasarkan Oktroi 1 s.d. 8 - Bank Sentral Republik Indonesia". www.bi.go.id. Diakses tanggal 2019-05-21.
- ^ a b c d e "Peraturan Pemerintah nomor 75 tahun 1998" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 28 Januari 2023.
- ^ 35 tahun Bank Negara Indonesia 1946, 5 Juli 1946-1981. Bank. 1981.
- ^ "Undang-undang Nomor 17 Tahun 1968" (PDF). Badan Pemeriksaan Keuangan RI. Diakses tanggal 14 Juli 2023.
- ^ "Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang nomor 21 tahun 1960" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 28 Januari 2023.
- ^ "UU No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah [JDIH BPK RI]". peraturan.bpk.go.id. Diakses tanggal 2021-04-22.
- ^ "Bank Pembangunan Daerah". www.ojk.go.id. Diakses tanggal 2021-04-22.
- ^ "Latar Belakang Bank BPD Indonesia" (PDF).
- ^ "Undang-Undang Darurat nomor 9 tahun 1950" (PDF). Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Diakses tanggal 2023-07-15.
- ^ "Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang nomor 4 tahun 1963" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 15 Juli 2023.
- ^ Times, I. D. N.; Shemi, Helmi. "Profil BTN, Lahir sebagai Bank Tabungan Pos pada Zaman Belanda". IDN Times. Diakses tanggal 2022-09-30.
- ^ Hutauruk, Dina Mirayanti (1 Februari 2021). "Bank Syariah Indonesia resmi beroperasi hari ini, simak prospek bank syariah ke depan". Bisnis.com. Diakses tanggal 3 Februari 2021.
- ^ Perbankan: Pengertian, Tujuan, Sejarah, dan Manfaat
- ^ "10 Bank Terbesar di Indonesia, Miliki Aset hingga Ribuan Triliun Rupiah @idxchannel.com". 2024-12-03. Diakses tanggal 2024-12-13.
- ^ "Deretan 8 Bank Bermodal Inti Terbesar Sepanjang Semester I/2023 @dataindonesia.id". 2023-09-21. Diakses tanggal 2024-12-16.