Basidiomycota

(Dialihkan dari Basidiomycetes)

Basidiomycota berasal dari kata basidium, yaitu suatu tahapan diploid dalam daur hidup Basidiomycota yang berbentuk seperti gada.[2] Basidiomycota adalah divisio dalam Kerajaan (Regnum) Fungi (cendawan) yang mencakup semua spesies yang memproduksi spora dalam tubuh berbentuk kotak yang disebut basidium. Spora yang dihasilkan oleh basidium (basidiospora) bersifat haploid dan tumbuh membentuk hifa-hifa yang bersekat, tiap sekat berinti satu, ada yang sebagai hifa + (jantan) dan ada hifa – (betina).[3]

Basidiomycota
Basidiomycetes dari buku Ernst Haeckel berjudul Kunstformen der Natur (Artforms of Nature) pada tahun 1904
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Fungi
Subkerajaan: Dikarya
Divisi: Basidiomycota
Moore, R.T. 1980[1]
Subfilum/Kelas
Agaricomycotina
Pucciniomycotina
Ustilaginomycotina
Kelas Incertae sedis (bukan subfilum)
Wallemiomycetes

Basidiomycotina dibagi menjadi Homobasidimycotina (jamur yang sebenarnya); dan Heterobasidiomycetes. Basidimycotina dapat dibagi lagi menjadi tiga kelas: Hymenomycotina (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina (Ustilaginomycetes), dan Teliomycotina (Urediniomycetes).

Basidiomycota umumnya melakukan reproduksi secara seksual dalam siklus hidupnya.[4] Perkembangbiakan seksual basidiomycota dilakukan dengan konjugasi.[5] Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler dan dapat bereproduksi secara generatif dan vegetatif. Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan melihat basidia, mempunyai dikaryon.

Contoh jamur yang termasuk basidiomycota adalah:

  • Volvariella volvacea . Jamur ini pada umumnya tumbuh pada tumpukan jerami yang melapuk. Bentuknya bermacam-macam seperti payung, bola dan papan. Secara umum, tubuh buah mempunyai 4 bagian, yaitu tangkai tubuh buah (stipe), tudung (pileus), volva, dan bilah (lamella). Stipe merupakan suatu massa miselium yang tumbuh tegak. Pileus merupakan bagian yang ditopang oleh stipe. Sewaktu muda, pileus dibungkus oleh selaput yang disebut velum universale yang akan pecah menjelang dewasa. Volva adalah sisa pembungkus yang terdapat di dasar tangkai. Lamella merupakan bagian bawah dari tudung, berbentuk helaian, dan tersusun atas lembaran.[5]
  • Auricularia polytricha (jamur kuping). Habitat jamur ini menempel pada kayu-kayuan yang lapuk, bentuknya pipih berlekuk-lekuk seperti daun telinga, warna kecokelat-an.
  • Lentinous edodes, jenis jamur dapat dikonsumsi dan juga dipergunakan sebagai bahan obat.
  • Pleurotus, jamur kayu atau jamur tiram.
  • Amanita muscaria. Jamur ini menghasilkan racun muskarin yang dapat membunuh nyamuk.[6]

Daur hidup

sunting

Basidiomycetes mempunyai sistem reproduksi yang aneh. Kebanyakan merupakan heterotolik, tetapi dengan bipolar atau tetrapolar sistem kawin. Biasanya, somatogami (hyphogami) dilakukan.

Kebanyakan Basidiomycetes hidup sebagai dikariotik, miselium, dengan karyogami dan meiosis terjadi di basidium. Berikut contoh diploid daur hidup: genus Xerula kadang ditemukan memproduksi klon diploid sebagai spora, dan Armillaria, patogen hutan biasa, mempunyai miselium yang diploid, di mana karyogami mengikuti plasmogami.

Spora vegetatif (konidia) juga ditemukan di basidiomycetes.

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Moore, R.T. (1980). "Taxonomic proposals for the classification of marine yeasts and other yeast-like fungi including the smuts". Botanica Marina. 23: 371. 
  2. ^ Anshori, Moch; Martono, Joko (2009). Biologi untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 142. ISBN 978-979-068-130-9. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-11-28. Diakses tanggal 2020-11-18. 
  3. ^ Kistinnah, Idun; Sri Lestari, Endang (2009). Biologi 1 Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 169. ISBN 978-979-068-131-6. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-11-27. Diakses tanggal 2020-11-18. 
  4. ^ Ferdinand P, Fictor; Ariebowo, Moekti (2009). Praktis Belajar Biologi untuk kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 60. ISBN 978-979-068-824-7. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-11-28. Diakses tanggal 2020-11-18. 
  5. ^ a b Sulistyorini, Ari (2009). Biologi 1 untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 111. ISBN 978-979-068-132-3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-09-29. Diakses tanggal 2020-11-18. 
  6. ^ Subardi, Nuryani; Pramono, Shidiq (2009). Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 75. ISBN 978-979-068-835-3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-23. Diakses tanggal 2020-11-18. 

Pranala luar

sunting