Bedah onkologi
Bedah onkologi adalah salah satu cabang bedah medis yang berfokus dalam diagnosis, pengangkatan, dan penanganan tumor ganas atau kanker. Fokus utamanya adalah menghilangkan sel-sel kanker secara tuntas dengan tetap menjaga keamanan, sekaligus mengurangi kerusakan pada jaringan sehat yang ada di sekitarnya.[1] Bedah onkologi dilakukan hanya ketika diperlukan pembedahan setelah terdeteksinya sel kanker dalam tubuh. Proses ini melibatkan dokter spesialis yang bertugas mengangkat sel tumor bersama jaringan di sekitarnya. Secara sederhana, bedah onkologi merupakan tindakan medis yang dilakukan melalui pembedahan. Namun, prosedur ini harus ditangani oleh dokter spesialis yang memiliki keahlian pada organ tertentu. Beberapa jenis kanker yang dapat ditangani dengan bedah onkologi meliputi kanker otak, serviks, darah, payudara, kepala dan leher, hati, paru-paru, prostat, testis, serta kulit.
Tahapan bedah onkologi untuk mengatasi kanker
suntingTahap pertama adalah evaluasi medis, di mana pasien menjalani pemeriksaan menyeluruh untuk menilai kondisi kesehatan secara keseluruhan dan stadium kanker. Langkah ini bertujuan menentukan metode bedah yang paling sesuai. Selanjutnya, dilakukan perencanaan operasi oleh tim medis untuk menentukan jenis dan lingkup pembedahan berdasarkan lokasi, ukuran, dan jenis kanker, dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan pasien.
Sebelum operasi, pasien akan melalui persiapan praoperasi, seperti menjalani tes tambahan, menghentikan obat-obatan tertentu, atau berpuasa sesuai panduan. Pada proses operasi, dokter bedah akan mengangkat tumor sepenuhnya atau sebagian, termasuk kelenjar getah bening terdekat jika diperlukan. Setelah itu, pasien memasuki tahap perawatan pascaoperasi, yang mencakup pengelolaan nyeri, pemantauan kesehatan, dan perawatan luka untuk mendukung pemulihan.
Pasien juga menjalani tindak lanjut, seperti kemoterapi, radioterapi, atau terapi lainnya, tergantung pada jenis kanker dan kebutuhan individu. Tahap terakhir adalah pemantauan dan pemulihan, di mana pasien diawasi secara ketat untuk memastikan proses penyembuhan berjalan optimal serta mendeteksi potensi kekambuhan atau komplikasi. Setiap tahapan ini harus dilaksanakan dengan cermat oleh tim medis berpengalaman untuk mengatasi kanker secara efektif dan meningkatkan kualitas hidup pasien.[2]
Efek samping bedah onkologi
suntingBedah onkologi untuk mengatasi kanker dapat menimbulkan berbagai efek samping. Salah satunya adalah nyeri dan ketidaknyamanan, di mana pasien mungkin merasakan nyeri di area operasi dan merasa tidak nyaman selama proses pemulihan. Selain itu, terdapat perubahan fisik seperti bekas luka, perubahan bentuk tubuh, atau keterbatasan gerakan tertentu akibat operasi. Infeksi juga menjadi risiko, meskipun langkah-langkah pencegahan telah dilakukan untuk menguranginya.
Pada kasus tertentu, operasi yang melibatkan perut atau saluran pencernaan dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, atau diare. Inkontinensia, atau gangguan kontrol kandung kemih dan rektum, juga bisa terjadi pada beberapa jenis operasi kanker. Pasien sering mengalami kelelahan pascaoperasi, yang dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan. Selain itu, operasi pada organ reproduksi atau kelenjar endokrin dapat menimbulkan masalah seksual, seperti gangguan fungsi seksual dan penurunan libido. Efek samping ini dapat bervariasi tergantung pada jenis operasi dan kondisi individu pasien.[2]
Referensi
sunting- ^ Fadli, Rizal. "Dokter Spesialis Bedah Onkologi - Tindakan yang Bisa Ditangani". halodoc. Diakses tanggal 2024-12-13.
- ^ a b Fadli, Rizal. "Mengenal Prosedur Bedah Onkologi untuk Mengatasi Kanker". halodoc. Diakses tanggal 2024-12-13.