Bener, Kepil, Wonosobo

desa di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah


Bener adalah sebuah desa yang sangat tenang dengan alamnya yang masih didominasi oleh sungai, persawahan, dan hutan. Terletak di kecamatan Kepil yang merupakan pertemuan jalur transportasi darat yang menghubungkan Kota Wonosobo, Purworejo, dan Magelang. Desa ini berjarak 30 km atau waktu tempuh sekitar 50 menit baik dari Kota Purworejo maupun Wonosobo, berjarak 40 km dari Kota Magelang, dan sekitar 75 km dari Yogyakarta (sekitar 2 jam perjalanan).

Bener
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenWonosobo
KecamatanKepil
Kode pos
56374
Kode Kemendagri33.07.02.2006 Edit nilai pada Wikidata
Luas4,68 km2
Jumlah penduduk-
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 7°32′48″S 110°0′20″E / 7.54667°S 110.00556°E / -7.54667; 110.00556

Dusun di Desa Bener yaitu: 1. Dusun Bener Lor 2. Dusun Bener Kidul 3. Dusun Gentan 4. Dusun Ngadirojo Wetan 5. Dusun Ngadirojo Kulon 6. Dusun Jambean

Geografi

sunting

Desa ini dilewati oleh aliran sungai Bener dan sungai Bogowonto. Dari peta google earth dapat diamati bahwa aliran sungai Bogowonto di desa ini membentuk lembah berbentuk cekungan runcing di sekitar sungai, tidak terlalu lebar tetapi sangat curam. Memang seperti itulah kondisi geografis desa ini. Bahkan karena potensi inilah desa Bener akan dibuat mega proyek bendungan terpanjang di Indonesia.

Topografi Bener Desa berupa perbukitan sedikitnya ada 3 bukit utama berada di wilayah Desa Bener. Pemukiman penduduk berada pada bagian-bagian lereng bukit tersebut. Ketinggian Desa Bener berada kurang lebih 500 meter dpl dengan rata-rata suhu 26oC.

Pendidikan

sunting

Meskipun terhitung terletak di pelosok Kabupaten, desa ini memiliki angka pendidikan yang cukup baik. Setidaknya pendidikan yang ditamatkan oleh warganya adalah SMA dan perguruan tinggi. Hal ini tentunya cukup mengesankan karena telah aktif berperan serta dalam program pemerintah WAJAR 9 TAHUN. Setidaknya lebih dari 40% dari pemuda desa Bener melanjutkan ke pendidikan tinggi. Dan sisanya merupakan lulusan SMA.

Di desa ini setidaknya terdapat tiga sekolah dasar dan satu sekolah menengah pertama, yakni:

MI dan MTs Muhammadiyah, yang terletak di kompleks perguruan Muhammadiyah desa Bener.
MI Ma'arif, terletak di dusun Bener Kidul.
SD Negeri, terletak di dusun Ngadirojo Kulon.

namun ironisnya masih juga ada yang belum mengenyam pendidikan sama sekali sejak ia lahir... ini disebabkan karena faktor ekonomi, walupun hal ini sangant sedikit namun perlu adanya pembekalan terhadap mereka anak-anak yang tertinggal tersebut. hal ini menandakan perlunya pemerintah desa untuk lebih memperhatikan akan kondisi warganya.

Pendidikan Non Formal

sunting

Lembaga pendidikan non formal yang ada meliputi TPQ, Panti Asuhan. TPQ Nurul Huda berada di Dusun Gentan, TPQ Al Ikhsan berada di Dusun Jambean dan sebuah TPQ berada di Dusun Bener Lor. Panti Asuhan Aisyiyah berada di Komplek Perguruan Muhammadiyah Dusun Bener Lor.Madrasah diniyah AL-AZHAR yang terletak di dusun Ngadirojo.

Perpustakaan Umum

sunting

Perpustakaan umum yang ada yaitu Perpustakaan Desa "Al Hambra". Perpustakaan ini di prakarsai oleh Pemuda Muhammadiyah Bener III (Dusun Gentan) pada tahun 1996 dan beroperasi mulai tahun 2000. Gedungnya bersebalahan dengan Gedung TPQ Nurul Huda. Bebagai macam bacaan ada di sini. Hanya saja koleksi buku yang tesedia masih terbatas. Perputakan ini juga menjalin kerjasama dengan Pepusda Wonosobo dalam penyediaan pustaka maupun pembinaan pengelolaan perpustakaan.

Mata Pencaharian

sunting

Perputaran uang di desa ini memang diakui sangat lambat. Sangat sulit untuk mencari penghasilan dengan berdagang di desa ini. Oleh karena itu, pekerjaan yang ditekuni masyarakat desa ini secara garis besar dapat dibagi menjadi empat kelompok: petani, buruh, usahawan, dan guru/dosen.

Para petani biasanya mengolah ladang mereka yang terletak di pinggir sungai Bogowonto, sementara para buruh sebagian besar pergi ke kota, hidup sebagai urban dan jarang yang kembali lagi ke desa ini setelah mereka sukses di kota besar. Sementara para pebisnis biasanya memanfaatkan desa ini akan potensi kayu yang masih banyak tersedia di desa ini.

Hutan rakyat banyak ditanami pohon albasia. Sehingga di desa Bener terdapat industri pengolahan kayu yang mengolah kayu albasia dan kayu keras lainnya. Kayu keras yang diolah antara lain mahoni, nangka, waru, jenitri. Tenaga kerja sebagai buruh berasal dari desa Bener dan sekitarnya.

Potensi Sumber Daya Alam

sunting

Tanaman yang ada di Desa Bener berupa tanaman perkebunan dan tanaman hutan. Jenis tanaman tersebut meliputi duku, kelapa, Albasia, kopi, coklat, pisang, manggis, salak dan mahoni. Tanaman hutan yang menjadi andalan masyarakat Desa Bener adalah Albasia (sengon, Albasia falcata). Tanaman ini tumbuh sangat baik dengan kualitas kayu yang tinggi. Tanaman pangan yang ada tumbuh meliputi padi dan jagung. luas areal sawah kurang lebih 25 ha. Luas areal tanaman pangan ini relatif sempit karena sebagian besar lahan ditanami tanaman perkebunan dan hutan. Luas tanaman ini terus mengalami alih fungsi menjadi non pangan dikarenakan ketersediaan air yang terbatas disamping alasan ekonomi dibanding dengan komoditas lain. Di Desa Bener terdapat saluran irigasi peninggalan Pemerintah Belanda, pada tahun 80 an irigasi ini masih mengalir sehingga saat itu areal sawah kurang lebih 33 ha. Saat ini irigasi tersebut tidak ada airnya karena kurangnya perawatan dan pengaturan aliran air dari sumbernya. Saluran ini mengangalirkan air Sungai Bogowonto yang bendungnya berada di wilayah Kecamatan Sapuran. Karena banyaknya tanaman keras yang tumbuh menyebabkan banyak tanaman rambanan yang berkembang, tanaman ini oleh masyarakat digunakan sebagai pakan ternak terutama ternak kambing.

Jangkauan Internet

sunting

Terdapat sebuah tower BTS di Dusun Ngadirojo Kulon sehingga ketersedian sinyal cukup kuat terutama Desa Bener bagian barat dan tengah, namun desa Bener bagian timur masih sulit mendapat sinyal untuk internet.

Jaringan internet berupa fiber optic telah masuk ke sebagian besar wilayah dusun yang ada di Desa Bener. Hal ini sangat membantu bagi warga yang berada di area susah sinyal untuk menggunakan internet.

Prestasi

sunting

Juara I (Lomba Desa) Gerakan Sayang Ibu tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2008.