Beo nias
Beo nias (Gracula robusta) adalah sejenis burung anggota famili Sturnidae (jalak dan kerabatnya) yang hanya dapat ditemukan di Pulau Nias, Sumatera Utara, Indonesia.[2][3] Habitat alaminya yaitu hidup di hutan-hutan basah, terutama di bukit-bukit dataran rendah sampai dengan dataran tinggi 1.000 sampai 2.000 di atas permukaan laut.[2] Burung ini merupakan fauna endemik dari daerah Nias yang dikenal dengan nama magiao.[4]
Beo nias | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Aves |
Ordo: | Passeriformes |
Famili: | Sturnidae |
Genus: | Gracula |
Spesies: | G. robusta
|
Nama binomial | |
Gracula robusta |
Penyebaran
suntingWilayah persebaran alaminya burung ini adalah mulai dari Sri Lanka, India, Himalaya, ke timur hingga Filipina dan Pulau Nias, Sumatera Utara, Indonesia.[4]
Deskripsi
suntingBeo Nias, yang memiliki ukuran tubuh dengan mencapai 40 sentimeter, merupakan jenis burung beo yang paling besar di antara jenis burung beo lainnya.[2] Selain itu, beo Nias mempunyai bulu yang cukup pendek di bagian kepala di mana terdapat sebuah garis melengkung berwarna kuning di bagian belakang kepalanya.[2] Hampir seluruh badan beo Nias diselimuti bulu yang berwarna hitam kecuali di beberapa bagian seperti bagian belakang kepala yang berwarna kuning dan juga di beberapa bagian sayapnya yang berwarna putih.[2] Beo Nias ini merupakan hewan yang memakan buah-buahan dan serangga-serangga kecil.[2] Dan yang menjadikan beo Nias unik, berbeda dengan jenis burung beo lainnya adalah adanya sepasang gelambir cuping telinga yang berwana kuning.[2]
Tempat hidup
suntingTempat tinggal atau habitat beo Nias adalah hutan dan tinggal pada pepohonan yang tinggi.[5] Beo Nias hidup secara berpasangan, tetapi terkadang juga membentuk kelompok kecil.[5] Burung ini memanfaatkan lubang pada batang pohon yang menjulang tinggi sebagai sarangnya sekaligus juga sebagai tempat bertelur.[5]
Makanan
suntingBeo Nias ini merupakan burung yang suka dengan jenis makanan berupa buah-buahan, biji-bijian, dan juga serangga.[5][6]
Perkembangbiakan
suntingMusim bertelur untuk beo Nias ini antara bulan Desember dan Mei.[5] Kebiasaan beo Nias ini ketika akan bertelur adalah mencari pohon-pohon tua atau pohon-pohon yang sudah lapuk, yang batangnya tegak dan tinggi, tetapi ada juga yang mencari tempat untuk bertelur di pohon enau atau aren.[5] Beo Nias menggunakan ranting, serat pohon dan daun-daunan untuk membuat sarangnya.[5] Induk beo Nias mengerami telurnya yang berjumlah 2-3 butir selama lebih kurang 3 minggu atau 21 hari.[5] Warna telur biru muda dengan bercak-bercak warna coklat dan ungu muda.[5] Ukuran telur rata-rata 37–26 mm.[5]
Referensi
sunting- ^ IUCN Detail 103878817
- ^ a b c d e f g "Ciri Ciri Burung Beo Nias, Peniru Ulung". Foto Hewan. Diakses tanggal 07 Mei 2014. [pranala nonaktif permanen]
- ^ "Burung beo". Burung Rampai Agrobisnis dan Warta Burung. Diakses tanggal 10 Mei 2014.[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b "Beo si pintar gemar bicara". Burung Indonesia. Diakses tanggal 07 Mei 2014.
- ^ a b c d e f g h i j "Burung Beo Nias". Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional. Diakses tanggal 08 Mei 2014. [pranala nonaktif permanen]
- ^ "Beo Nias, Burung Endemik Sumatera Utara". go sumatra. Diakses tanggal 10 Mei 2014.