Berteriak "kebakaran!" di bioskop yang ramai

"Berteriak 'kebakaran!' di bioskop yang ramai" (Inggris: shouting fire in a crowded theater) adalah sebuah analogi populer untuk menggambarkan sebuah tindakan atau ekspresi yang dibuat untuk menciptakan kepanikan.

Frasa ini merupakan penyederhanaan dari opini hukum Hakim Agung Amerika Serikat Oliver Wendell Holmes, Jr. dalam perkara Schenck v. United States pada tahun 1919, yang memutuskan bahwa ekspresi oleh tergugat dalam menentang wajib militer pada Perang Dunia I tidak dilindungi dalam kebebasan berekspresi yang dijamin oleh Amendemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat. Putusan Schenck dibatalkan secara parsial oleh perkara Brandenburg v. Ohio pada tahun 1969, yang membatasi jangkauan hak bersuara yang dilarang menjadi apabila situasinya bertujuan dan berkemungkinan akan memicu tindakan melawan hukum yang langsung (imminent lawless action), misalnya kerusuhan.[1]

Kata-kata yang digunakan dalam opini Holmes adalah "berteriak 'kebakaran' di sebuah bioskop dan menyebabkan kepanikan" (Inggris: falsely shouting fire in a theatre and causing a panic). Parafrase yang populer digunakan biasanya tidak memasukkan kata "dengan salah" (falsely), dan menambahkan kata "ramai" (crowded) untuk menggambarkan kondisi bioskop dalam analogi ini.[2]

Referensi sunting

  1. ^ Timm, Trevor (2012-11-02). "It's Time to Stop Using the 'Fire in a Crowded Theater' Quote". The Atlantic (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-20. 
  2. ^ Volokh, Eugene (2015-05-11). "Shouting fire in a crowded theater". Washington Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-20. 

Bacaan lanjut sunting

  1. ^ https://scholarship.law.wm.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1748&context=wmborj