Bestari Barus
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Bestari Barus (lahir 28 Februari 1969) adalah politisi Indonesia sekaligus kader dari Partai Nasional Demokrat (NasDem). Lahir di Labuhan Batu, ia adalah anggota Komisi D Bidang Pembanungan untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta periode 2014-2019 dan menjadi ketua fraksi untuk partainya di dalam badan legislatif tersebut. Sebelum bergabung dengan Partai NasDem, ia sempat menjadi anggota Partai Golongan Karya (Golkar) dan menjadi ketua partai tersebut untuk daerah Kepulauan Seribu.
Namanya sempat disebut terlibat dalam dugaan suap atas Raperda Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (R2ZWP3) dan Raperda Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis (KS) Pantai di Jakarta Utara (Pantura). Bestari mengakui menerima satu unit Toyota Alphard dari Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta yang juga tersangka utama atas kasus tersebut, M. Sanusi. Namun ia menyatakan bahwa mobil tersebut adalah hasil pembelian dan bukan gratifikasi.
Bestari kemudian masuk dalam daftar nama anggota Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta pada tahun 2017. Di sana ia menempati posisi sebagai juru bicara dari tim yang terdiri dari sejumlah pihak yang mendukung pemenangan gubernur petahana tersebut.[1]
Referensi
sunting