Blongko, Ngetos, Nganjuk

desa di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur

Blongko adalah sebuah desa di Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Secara topografi berada di Lereng Gunung Wilis, Desa ini terbagi menjadi 3 Dusun yakni Dusun Blongko, Dusun Tengger, Dusun Salam Judeg [1]

Blongko
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenNganjuk
KecamatanNgetos
Kode Kemendagri35.18.02.2008
Luas5,55 km²
Jumlah penduduk4763 jiwa
Kepadatan859 jiwa/km²

Desa Blongko dikenal dengan penghasil Cengkeh dan Getah Pinus

Di Blongko juga terdapat Air Terjun Pring Jowo dan Wana Wisata Bukit Salju

Pendakian Wilis via Blongko sunting

Desa Blongko memiliki akses jalur pendakian Gunung Argokelono via Dusun Salam Judeg yang dikelola oleh Perkawis Blongko. Gunung Argokelono merupakan salah satu Gunung yang berada di komplek Pegunungan Wilis Potensi ini di kembangkan sebagai jalur pendakian khusus untuk penelitian.

Kegiatan sunting

Masyarakat Desa Blongko yang berada di daerah pegunungan dan dikelilingi hutan sangat dekat dengan resiko bencana. Selama 3 tahun berturut - turut, kawasan hutan desa Blongko terus di landa kebakaran

Pada tahun 2019 terjadi kebakaran yang melanda areal hutan seluas 25 Hektar [2]

Berbekal kondisi inilah, Pemerintah Desa Blongko di bawah pimpinan Kepala Desa Gunawan menggalang kesiapsiagaan agar secara mandiri dan mampu menghadapi bencana melalui program Desa Tangguh Bencana (Destana) Blongko "Tunggul Manik".[3]

Pada tahun 2020, Gubernur Jatim memberikan penghargaan sebagai Destana Terbaik Kategori Utama Tahun 2020. Sebuah kategori tertinggi dalam penghargaan Desa Tangguh Bencana karena keberhasilan seluruh elemen warga dalam mengatasi kebakaran hutan di Gunung Wilis pada tahun 2017, 2018 dan tahun 2019.

Desa Penyangga Ekologi sunting

Desa Blongko yang berada di punggung Gunung Wilis menjadi zona tangkapan air. Berdasarkan Data Tim Ekspedisi Mata Air Nganjuk [4] di Desa Blongko terdapat 13 sumber mata Air. Sumber Mata Air di Desa Blongko menjadi berkah untuk warga yang harus di lestarikan sebab kondisinya mulai mengkhawatirkan, salah satunya Mata Air Banyu Towo, yang berada di Dusun Salam Judeg. Debitnya kurang dari 1 liter perdetik.[5]

Salah satu sumber Mata Air yang paling besar bernama Mata Air Gintungan yang menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat untuk dua desa, yakni Blongko dan Ngetos. Air yang keluar dari sumber di alirkan dengan fasilitas seadanya yakni berbentuk talang dari pipa paralon yang di belah menjadi 2 bagian.

Debit air yang melimpah selanjutnya di alirkan ke parit kecil menuju desa di bawahnya. "Airnya di gunakan untuk minum, dan sebagian untuk irigasi warga" ujar Sesepuh Desa Blongko, Djadi [6]

Selama ini pemdes blongko telah melakukan penanaman di sejumlah titik lahan kritis termasuk di areal kawasan perlindungan setempat.[7] Komoditas yang di tanam adalah bambu, serta tanaman buah-buahan


  1. ^ Desa Blongko, Sejarah. "Sejarah Desa Blongko". Portal Desa Blongko. E-GOV Team Dinas Kominfo Kab. Nganjuk. Diakses tanggal 16 Februari 2023. 
  2. ^ "KPH Kediri Lakukan Penanganan Kebakaran Hutan di Gunung Wilis". Super Radio. 88.5 FM Super Radio. Diakses tanggal 16 Februari 2023. 
  3. ^ "Berkat Nyawiji, Blongko Raih Destana Terbaik Tahun 2020". Portal PMD Nganjuk. Dinas Komunikasi Dan Informatika Kab. Nganjuk. Diakses tanggal 16 Februari 2023. 
  4. ^ "Ekspedisi Mata Air Nganjuk". Pelestari Kawasan Wilis. Diakses tanggal 16 Februari 2023. 
  5. ^ "Salam Judeg, Dusun Tertinggi di Nganjuk Tak Lagi Sejuk". Ekspedisi Mata Air. Tofan Ardi, Pelestari Kawasan Wilis. Diakses tanggal 16 Februari 2023. 
  6. ^ "Sumber Gentongan, Berkah Air Melimpah di tengah Kebun Cengkeh". Ekspedisi Mata Air. Tofan Ardi Pelestari Kawasan Wilis. Diakses tanggal 16 Februari 2023. 
  7. ^ "Tanam Bambu di Kawasan Perlindungan Setempat". Ekspedisi Mata Air. Tofan Ardi Pelestari Kawasan Wilis. Diakses tanggal 16 Februari 2023.