Bob Freeberg
Bobby Earl Freeberg, atau lebih dikenal sebagai Bob Freeberg (1921 – 9 Oktober 1948) adalah seorang pilot pesawat terbang bayaran berkebangsaan Amerika Serikat yang ikut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.
Bobby Earl Freeberg | |
---|---|
Lahir | 1921[1] Parsons, Kansas, Amerika Serikat |
Meninggal | 1 Oktober 1948 Bukit Punggur, Way Kanan, Lampung |
Kebangsaan | Amerika Serikat |
Nama lain | Bob Freeberg |
Pekerjaan | Pilot pesawat tempur |
Dikenal atas | Membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia |
Karier militer | |
Pengabdian | Amerika Serikat |
Dinas/cabang | Angkatan Laut Amerika Serikat |
Bersama Petit Muharto Kartodirdjo sebagai ko-pilotnya, mereka dengan gagah berani terbang menembus blokade udara Belanda. Mereka telah melakukan banyak misi penerbangan dalam rangka membela kemerdekaan yang telah diproklamirkan namun kemudian terancam dengan kedatangan Belanda untuk kembali melakukan pendudukan.[2]
Riwayat Hidup
suntingAsal usul
suntingDi Mata Sukarno
suntingDi mata Presiden Soekarno, Bob adalah orang yang idealis. Dia ditakdirkan datang untuk membantu perjuangan rakyat Indonesia.
"Seorang pemuda pada suatu hari muncul entah dari mana dan memperkenalkan dirinya. Namaku Bob Freeberg. Aku orang Amerika. Aku seorang pilot dan menaruh simpati pada perjuangan anda. Bantuan apa yang dapat kuberikan?" demikian kata Soekarno dalam biografi yang ditulis Cindy Adams.[3]
Karier dalam dunia penerbangan
suntingBob adalah mantan penerbang tempur Angkatan Laut Amerika Serikat saat Perang dunia ke-II. Setelah perang berakhir, pria asal Kansas ini menjadi pilot carter CALI (Commercial Air Lines Incorporated) Filipina. Dia bertemu Opsir Udara III Petit Muharto Kartodirdjo di Singapura dan segera menyatakan kesediaannya untuk melakukan penerbangan untuk membantu Indonesia.
Bob kemudian menabung dan membeli sebuah pesawat angkut DC-3 Dakota. Dia memberi nama pesawat itu RI-002. Bob berpendapat nama RI-001 selayaknya diberikan untuk nama kehormatan pesawat pertama yang dimiliki Indonesia. Ketika Bob disewa, Indonesia tak punya satu pun pesawat angkut.
Bantuan untuk Indonesia
suntingBob membantu menyelundupkan emas, candu, perak, kina dan karet dari Indonesia ke luar negeri. Lalu dia membawa senjata, pakaian dan obat-obatan dari luar negeri ke Indonesia.
Bob juga banyak membantu TNI untuk melakukan operasi militer. Dialah pilot operasi penerjunan pertama yang dilakukan AURI. Pada 17 Oktober 1947, Bob menerbangkan RI-002 dari Bandara Maguwo ke Kotawaringin, Kalimantan Tengah. TNI menerjunkan 12 prajurit AURI untuk menembus blokade Belanda dan mengobarkan perlawanan di sana.
Bob pula yang mengantar Soekarno berkeliling Sumatra guna meminta sumbangan rakyat untuk membantu perjuangan RI. Rakyat Aceh kemudian menyumbang 20 Kg emas yang kemudian dibelikan pesawat Dakota dengan nama seulawah atau gunung emas. Pesawat ini yang kemudian diberi nomor registrasi RI-001.
Bob memang seorang pilot bayaran. Tapi dia terlibat secara emosional dalam perjuangan bangsa Indonesia. Bob tak bisa menerima perlakuan sewenang-wenang Belanda terhadap rakyat Indonesia. Dalam surat-surat yang dikirimkan ke keluarganya di AS, Bob selalu menggambarkan penghormatannya untuk rakyat Indonesia.
"Sangat menakjubkan melihat rakyat Indonesia memperjuangkan kemerdekaan mereka," kata Bob seperti dikutip dari smithsonianmag.com.
Sayangnya nasib Bob berakhir tragis. Tanggal 29 September 1948, pesawat Dakota milik Bob jatuh di belantara hutan. Diduga pesawat itu ditembak jatuh pesawat pemburu Belanda.
"Dia mengalami kecelakaan saat aku mengirimnya ke Palembang untuk membawa uang untuk membantu gerilya di Sumatra. Tak pernah aku akan melupakan kawanku orang Amerika, Bob Freeberg," kata Soekarno.
Misteri RI 002
suntingPada tahun 1948, dari Yogyakarta sebagai ibu kota negara ketika itu, Presiden Soekarno menugaskan Samaun Bakri mengambil emas seberat 20 kg dari Cikotok, Banten, untuk membeli pesawat ke India. Setelah itu ia kemudian berangkat dengan pesawat Dakota RI 002 milik Bob Freeberg dari lapangan udara Gorda, Serang, menuju Tanjung Karang, Lampung. Dalam perjalanan dari Tanjung Karang menuju Bukit Tinggi sebelum ke India, pesawatnya rusak dan jatuh di tengah hutan di wilayah Lampung Utara pada 1 Oktober 1948.[2][4]
Seorang petani akhirnya menemukan bangkai pesawat tersebut 30 tahun kemudian, tepatnya pada 14 April 1978 di bukit Punggur, Lampung Utara (kini Way Kanan, Lampung). Semua kerangka jenazah penumpang dan awak pesawat berhasil ditemukan, kecuali kerangka jenazah Bobby Earl Freeberg.[2][4]
Referensi
sunting- ^ https://observerid.com/bobby-freeberg-flew-for-the-republic/
- ^ a b c "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Petit Kartodirdjo dan Bobby Freeberg" Kompas.com, 06-05-2009. Diakses 01-01-2015.
- ^ "Bob Earl Freeberg; Pilot Berhati Lembut" Diarsipkan 2015-01-01 di Wayback Machine. Majalah Historia, 17-02-2012. Diakses 01-01-2015.
- ^ a b "Samaun Bakri, Utusan dan Kepercayaan Sukarno"[pranala nonaktif permanen] Majalah Historia, 07-10-2014. Diakses 31-12-2014.