Brigade Indian
Brigade Indian (bahasa Belanda: Indiaansche Brigade), kemudian bernama Brigade Hindia (bahasa Belanda: Indische Brigade), merupakan kesatuan pasukan Belanda yang dibentuk untuk Pertempuran Waterloo. Tak seperti namanya yang dapat mengesankan asal susunannya, pasukan ini tidaklah terdiri dari suku Indian dari Amerika, maupun pasukan dari Hindia Timur maupun Barat.[1]
Brigade ini terdiri atas kesatuan belakang pasukan yang direkrut di Belanda yang setelah tahun 1813 meninggalkan Jawa dan pasukan yang menuju Hindia Barat. Kesatuan tersebut digabungkan ke kesatuan pasukan Belanda. Mereka turut serta dalam Pertempuran Waterloo sebagai Brigade Hindia, yang lebih dikenal sebagai "Brigade Indian". Secara harfiah nama ini adalah terjemahan balik dari bahasa Inggris, muncul ke atas kesatuan itu di Waterloo di bawah perintah yang dicuri oleh Jend. Lord Hill dari Britania Raya, yang secara harfiah dituturkan sebagai "Indian Brigade".
Pada tahun 1816, pasukan ini tiba di Hindia Belanda.
Dalam Pertempuran Waterloo, Brigade Indian merupakan bagian dari Korps Pasukan II di bawah LetJend. J. A. Stedman. Korps pasukan itu terdiri atas 6.389 jiwa dan 2 brigade. Brigade yang dipimpin oleh LetJend. Carl Heinrich Wilhelm Anthing, yakni "Brigade Indian" terdiri atas 3.585 jiwa.
Kesatuan
sunting- Resiman Infanteri V Hindia Timur dipimpin oleh MayJen G.M. Busman
- Batalyon Baris I dipimpin oleh LetKol B. Bischoff
- Batalyon Baris II dipimpin oleh LetKol F. Stöcker
- Batalyon Senapan Hindia Barat X di bawah Kol. H.W. Rancke
- Batalyon Senapan Hindia Barat XI di bawah LetKol Frederik Knotzer
- Batalyon Flankeur (kompi sayap Infanteri Batalyon Hindia Timur XIX-XXVI di bawah kolonel kelas II W. Schenck. Ini bukan untuk mahasiswa-sukarelawan
- Artileri Berjalan Kaki di bawah Kapt. Carel Jan Riesz. Artileri: 6 x 6 ponder + 2 x 24 ponder howitser
- Kereta api dengan bagasi, juga di bawah komando Kapt. Riesz
Dalam pertempuran, brigade ini tidak pernah mengalami kekalahan berat.
Rujukan
sunting- ^ Dalam bahasa tuturan di awal abad ke-19, penduduk di daerah yang sekarang bernama Indonesia juga dinamakan "India". Raja Willem I dari Belanda juga mengatakan demikian.