Brosot, Galur, Kulon Progo
Desa Brosot adalah satu-satunya desa dalam lingkup wilayah Kecamatan Galur yang tepat berada di pintu gerbang Kabupaten Kulon Progo bagian selatan.
Brosot | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Daerah Istimewa Yogyakarta |
Kabupaten | Kulon Progo |
Kecamatan | Galur |
Kode Kemendagri | 34.01.04.2007 |
Luas | ... km² |
Jumlah penduduk | ... jiwa |
Kepadatan | ... jiwa/km² |
Letak dan Kondisi Geografis
suntingPosisi ini merupakan posisi yang sangat strategis bagi pengembangan berbagai sektor baik formal maupun informal. Sebagai desa yang ada di pintu gerbang selatan Kulon Progo, Desa Brosot dituntut untuk mampu menyajikan berbagai potensi yang ada. Kegiatan sektor baik formal maupun non formal harus dikelola secara profesional dalam rangka memajukan kehidupan masyarakat. Desa Brosot memiliki luas wilayah 322.5336 Ha (9,8% dari seluruh luas wilayah Kecamatan Galur). Dari luas wilayah tersebut 98,98 Ha adalah tanah pertanian, 67,39 Ha berupa tanah kering, 63,8 adalah wilayah permukiman, dan 92,37 Ha sisanya untuk pemanfaatan lain.
Topografi wilayah Desa Brosot hampir seluruhnya (322.5336 Ha) berupa dataran, dengan ketinggian 5 m di atas permukaan air laut, memiliki curah hujan rata-rata per tahun 1600 mm serta suhu rata-rata 30oC. Sedangkan dari seluruh luas wilayah tersebut, 237.2245 Ha merupakan tanah subur, sehingga sangat cocok untuk pertanian.
Desa Brosot terdiri dari 10 Pedukuhan yang terbagi dalam 44 RT dan 20 RW. Masing-masing wilayah pedukuhan dipimpin oleh seorang Dukuh. Adapun wilayah-wilayah pedukuhan tersebut adalah:
- Pedukuhan I Kutan,
- Pedukuhan II Brosot,
- Pedukuhan III Pulo,
- Pedukuhan IV Klampok,
- Pedukuhan V Bantengan Lor,
- Pedukuhan VI Bantengan Kidul,
- Pedukuhan VII Nepi,
- Pedukuhan VIII Modinan,
- Pedukuhan IX Karang,
- Pedukuhan X Nepi.
Batas Wilayah
sunting- Utara = Kecamatan Lendah
- Timur = Sungai Progo
- Selatan = Desa Kranggan
- Barat = Desa Kranggan
Di batas timur, terdapat jembatan Srandakan yang menghubungkan antara Kabupaten Kulon Progo dengan Kabupaten Bantul.(600an meter). Jembatan ini tahun 1999 pernah amblas sekitar 2 meter di bagian tengah, setelah ada truk trailer lewat. Hal tersebut membuat jalur transportasi kendaraan besar (bus dan truk) terputus selama beberapa tahun. Namun bantuan dari luar negeri masuk akhirnya dibangun jembatan baru di sebelah selatannya dengan konstruksi yang sangat bagus. Jembatan baru ini lebih panjang karena dibuat menyerong. Diresmikan tahun 2007.[1]
Referensi
sunting- ^ (Indonesia) "REFLEKSI 1 TAHUN GEMPA YOGYA-JATENG : 90% MASYARAKAT SUDAH TINGGAL DI RUMAH PERMANEN" (HTM). Diakses tanggal 2012-06-26.[pranala nonaktif permanen]