Bugel, Godong, Grobogan

desa di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah

Fotokopi Rajawali Godong

Fotokopi Hitam/Warna,Cetak Foto & Banner/MMT

Bugel
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenGrobogan
KecamatanGodong
Kode pos
58162
Kode Kemendagri33.15.16.2028 Edit nilai pada Wikidata
Luas0,58 km2
Jumlah penduduk3.599
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 7°1′11″S 110°45′55″E / 7.01972°S 110.76528°E / -7.01972; 110.76528


Sejarah Asal Usul Nama Desa Bugel Godong

Desa Bugel adalah salah satu dari 28 desa yang berada di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah. Desa Bugel memiliki luas wilayah 0,58 km2 dengan jumlah penduduk 3.599 jiwa.

Bugel merupakan kependekan dari kata “mlebu setugel” (dalam bahasa Jawa) yang artinya “masuk sebagian / separo”. Awal kisahnya pada zaman dahulu berdirilah kerajaan Demak yang didirikan oleh Raden Patah. Pada masa dahulu Desa Bugel (sekarang) masuk dalam kekuasaan wilayah kerajaan Demak. Oleh Prabu Brawijaya, Raden Patah diijinkan dan bahkan diangkat menjadi Bupati di Bintoro Demak pada tahun 1503. Kemajuan Bintoro sangat pesat dan pengaruhnya sampai menyusup ke daerah kekuasaan kerajaan Majapahit. Beberapa bangsawan Majapahit sudah mulai masuk agama Islam. Pada tahun 1509, Raden Patah diangkat sebagai Sultan Demak dengan Gelarnya “Sultan Jimbun Ngalam Akbar atau Panembahan Jimbun”. Dengan keruntuhan Majapahit tahun 1525, maka kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam di Jawa menjadi penguasa tunggal. Karena merasa sudah terdesak oleh kekuasaan kerajaan Islam Demak maka pasukan sisa – sisa penguasa Majapahit yang tidak mau tunduk kepada kekuasaan kerajaan Islam Demak masuk dan berkumpul secara bergantian di suatu tempat di tepian wilayah kerajaan Demak yang (sekarang) dikenal menjadi Desa Bugel Godong untuk melarikan diri dan menyingkir ke Ponorogo dan ke lereng Gunung Lawu. Bugel kependekan dari kata “mlebu setugel / separo” (dalam bahasa Jawa) yang artinya masuk sebagian atau separo yang bermakna dari masuknya separo pasukan sisa – sisa penguasa yang akan lari ke daerah Ponorogo dan separo lagi sisa – sisa pasukan penguasa Majapahit yang akan melarikan diri ke lereng Gunung Lawu.[1]

History Village Name Bugel Godong

[2] Bugel village is one of 28 villages in Sub Godong Grobogan Central Java province. Bugel village has an area of 0.58 km2 with a population of 3,599 inhabitants.

Bugel is an abbreviation of the word "mlebu setugel" (in Java) which means "entry portion / half". Beginning his story in antiquity stood Demak empire founded by Raden Patah. In the old days Bugel Village (now) go into power Demak empire. By King UB, Raden Patah permitted and even appointed Regent in Bintoro Demak in 1503. Progress Bintoro very rapidly and its influence to infiltrate the territory of the kingdom of Majapahit. Some nobles Majapahit already started to convert to Islam. In 1509, Raden Patah was appointed Sultan of Demak His title "Emperor Akbar Jimbun Ngalam or Panembahan Jimbun". With the fall of Majapahit in 1525, then the kingdom of Demak as the Islamic kingdom in Java became the sole ruler. Because it was already pressured by the power of the Islamic kingdom of Demak then forces the rest - the rest of the ruler of Majapahit who do not submit to the authority of the Islamic kingdom of Demak come flocking alternately somewhere at the edge region of the kingdom of Demak (now) known to be a village Bugel Godong to escape and fled to Ponorogo and to the slopes of Mount Lawu. Bugel abbreviation of the word "mlebu setugel / half" (in Java) which means that incoming partial or half meaningful from the inclusion of half the troops rest - the rest of the ruler who will run into the area Ponorogo and half again the rest - the remaining troops ruler of Majapahit will flee to the slopes of Mount Lawu.

Referensi

sunting
  1. ^ "Bugel, Godong, Grobogan". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2017-03-15. 
  2. ^ "Bugel, Godong, Grobogan". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2017-03-15.