Bumiayu, Brebes

kecamatan di Brebes, Jawa Tengah

Bumiayu (bahasa Jawa: ꦧꦸꦩꦶꦪꦪꦸ) merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini menjadi pusat aktivitas masyarakat di bagian selatan Kabupaten Brebes, mencakup wilayah Tonjong, Sirampog, Bantarkawung, Salem, dan Paguyangan. Dengan letaknya di dataran tinggi, Bumiayu memiliki keunggulan strategis karena dilalui oleh jalur transportasi utama Tegal-Purwokerto dan merupakan lintasan jalur kereta api Jakarta-Cirebon-Purwokerto-Yogyakarta-Surabaya. Stasiun Bumiayu, yang terletak di Desa Talok, menjadi satu-satunya stasiun kereta api di kecamatan ini, menyediakan layanan transportasi jarak jauh yang efisien.

Bumiayu
Peta lokasi Kecamatan Bumiayu
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBrebes
Kode Kemendagri33.29.03 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3329030 Edit nilai pada Wikidata
Peta
PetaKoordinat: 7°15′22″S 108°59′0″E / 7.25611°S 108.98333°E / -7.25611; 108.98333

Bumiayu juga dikenal memiliki Terminal Bus di utara perempatan Langkap yang selalu ramai dengan penumpang, khususnya pada sore hari. Fasilitas ini memberikan kemudahan akses transportasi bagi masyarakat setempat.

Pasar Wage, sebuah pasar yang buka setiap lima hari sesuai dengan hari pasaran Kalender Jawa, menjadi salah satu daya tarik utama di Bumiayu. Kota ini, yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai pedagang, memiliki kawasan perdagangan yang membentang dari Talok hingga Jatisawit. Beberapa pasar yang terkenal di kota ini meliputi Pasar Talok, Pasar Induk Bumiayu, Pasar PKL Kalierang, Pasar Wage, dan Pasar Jatisawit.

Untuk mengatasi masalah kemacetan di Bumiayu, Pemerintah Kabupaten Brebes mengambil langkah dengan membangun jalan lingkar. Jalan ini dibangun di sebelah timur wilayah perkotaan Bumiayu, membentang dari Talok hingga Pagojengan Kecamatan Paguyangan, melintasi di bawah jembatan kereta api Sakalimalas atau Sakalibel. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kelancaran lalu lintas di kota tersebut, memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.

Asal nama

sunting

Bumiayu adalah sebuah nama yang diberikan oleh Adipati Anom (Amangkurat II) selama pelariannya ke Tegal. Nama ini berasal dari pengalaman Adipati Anom ketika berada di daerah ini, di mana ia bertemu dengan penduduk sekitar yang memukau dengan kecantikan mereka ("Ayu" dalam bahasa Jawa berarti cantik). Dalam momen tersebut, Adipati Anom memutuskan untuk memberi nama daerah tersebut sebagai Bumiayu, mencerminkan keindahan dan pesona alami masyarakat setempat. Nama ini kemudian melekat dan menjadi identitas yang khas untuk wilayah tersebut.

Desa/kelurahan

sunting
  1. Adisana
  2. Bumiayu
  3. Dukuhturi
  4. Jatisawit
  5. Kalierang
  6. Kalilangkap
  7. Kalinusu
  8. Kalisumur
  9. Kaliwadas
  10. Langkap
  11. Laren
  12. Negaradaha
  13. Pamijen
  14. Panggarutan
  15. Pruwatan

Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam dan mayoritas tetap mempertahankan tradisi Kejawen yang dikenal dengan istilah abangan.[butuh rujukan] Agama lain yang dianut adalah Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan puluhan aliran kepercayaan[butuh rujukan].

Islam
  
95%
Katholik
  
3%
Kristen
  
1%
Budha
  
0%
Hindu
  
0%
Lainnya
  
1%

Pariwisata

sunting

Pemekaran

sunting
  1. Bumiayu
  2. Paguyangan
  3. Tonjong
  4. Sirampog
  5. Salem
  6. Bantarkawung

Kuliner

sunting

Makanan khas dari kota ini hampir sama dengan yang dikenal di kawasan Banyumas:

 
Mendoan

Kota ini dikenal memiliki beragam makanan khas yang hampir serupa dengan yang terkenal di kawasan Banyumas. Beberapa di antaranya termasuk:

  1. Mendhoan: Makanan ini terbuat dari tempe yang diiris tipis dan digoreng setengah matang setelah dilumuri tepung dan bumbu.
  2. Kripik Tempe: Proses pembuatannya mirip dengan Mendhoan, namun kripik tempe digoreng hingga kering.
  3. Sroto: Varian dari Soto yang populer di daerah ini.
  4. Gethuk Goreng: Sentra pembuatannya tersebar di kota Bumiayu, menawarkan lezatnya gethuk goreng yang khas.
  5. Keong Kuah Pedas/Kraca: Menggunakan bahan utama keong sawah, dimasak berkuah dengan bumbu-bumbu kuat memberikan nuansa pedas dan segar.
  6. Dage: Kudapan mirip kue berbahan dasar ampas kacang yang digumpalkan, kemudian dijamurkan dan disajikan dalam bentuk goreng tepung berbumbu.
  7. Semayi: Lauk dari ampas kelapa yang dibumbui dan dipanggang di atas api kecil.
  8. Tegean: Sup sayur berkuah bening dengan unsur utama seperti bayam, kecambah kedelai hitam, dan daun katuk.
  9. Empal Basah: Masakan berbahan dasar daging sapi dan tetelan, dimasak dengan kuah santan kental dan disajikan dengan srundeng.
  10. Themlek: Kudapan ringan dari ampas tahu berbumbu, digoreng dengan adonan tepung.
  11. Nopia: Sebuah kudapan tradisional yang memiliki ciri khas tersendiri.

Selain itu, kota ini juga dikenal dengan berbagai jenis makanan tradisional seperti ranjem, mi thayel, timus, klanthing, sempora, utri, puli, ongol-ongol, gebral, kluban, grontol, mireng, kamir, moho, golang-galing, lopis, ondol-ondol, widaran, angleng klapa, angleng kacang, rujak mentah, rujak mateng, ampyang, grebi, dampleng, soto, gorengan randhem, klepon, ketan pencok, opak petis, ingkrig, dan jangan criwis + kulit sho.

Semua hidangan ini membentuk kekayaan kuliner yang unik dan khas, menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan bagi pengunjung dan penduduk setempat.

Kereta api

sunting
 
Stasiun Bumiayu

Stasiun Bumiayu (BMA) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Dukuhturi, Bumiayu, Brebes. Stasiun yang berada pada ketinggian +236,45 m dpl ini terletak di Daerah Operasi V Purwokerto. Stasiun ini termasuk tipe sisi dan memiliki 3 jalur. Stasiun ini menjadi tempat naik turun penumpang kereta api di wilayah kecamatan ini.

Sekitar 1 km ke arah timur dari stasiun ini terdapat Jembatan Sakalimolas yang memiliki panjang 280 meter, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Daop 5 Purwokerto.

Berikut ini adalah kereta api yang berhenti di Stasiun Bumiayu.

Tokoh dari Bumiayu

sunting
  • Yahya Muhaimin, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
  • Achmad Faris Sulchaq, Mantan Wakil Bupati Brebes
  • Tasdik Kinanto, Mantan Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
  • Suwarno Hadisusanto, Profesor Laboratorium Ekologi dan Konservasi Biologi UGM, Dekan Fakultas Biologi UGM (2012-2016)
  • Titiek Sandhora, Artis dan Penyanyi
  • Sigit Iko Sugondo, Ahli Pemberdayaan Masyarakat, Direktur Al Azhar Peduli Ummat
  • Arif Rahman Hakim, Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia
  • Parto Patrio, Pelawak
  • Umi Hadiyanti, MC

Pendidikan

sunting

Bagi wilayah Kabupaten Brebes bagian selatan, Bumiayu merupakan pusat pendidikan.

Di tingkat SMA/SMK, terdapat:

  • SMAN 1 Bumiayu
  • SMA Bustanul Ulum NU Bumiayu
  • SMA Islam T. Huda
  • SMA Muhammadiyah Bumiayu
  • SMK Muhammadiyah Bumiayu
  • SMK Maarif NU 01 Bumiayu, Jalan Pintu Air Purbanala, Tegong, Jatisawit ( TKJ Teknik Komputer Jaringan dan TSM Teknik Sepeda Motor )
  • SMK Kerabat kita
  • SMA An-Nurriyah,SMAN 1 Paguyangan
  • SMA Negeri 1 Sirampog jalan raya Gunung Kembang telpon 0289 510 5000
  • SMK Semesta Bumiayu.
  • MAN 2 Brebes di Laren Bumiayu
  • SMP Muhammadiyah Bumiayu

Bumiayu juga menjadi tapak sejumlah pondok pesantren, di antaranya:

  • Pondok Pesantren Nurul Hikmah, Tegong, Jatisawit, Bumiayu
  • Pondok Pesantren Shofwatussu'ada di Krajan, Bumiayu
  • Pondok Pesantren JAMSU Izzul Islami di Karang Turi,Bumiayu
  • Pondok Pesantren Darunnajah Tegal Munding Pruwatan
  • Pondok Pesantren An-Nuriyah
  • Pondok Pesantren Matholi'ul Hikmah Penanjung Pruwatan

Perguruan Tinggi

sunting

Referensi

sunting

https://situssejarahbumiayu76.blogspot.com/2019/07/situs-sejarah-bumiayu-merupakan-kota.html?m=1

Pranala luar

sunting