Buponorichum (부포놀이춤, "tari jambul bulu") adalah tarian tradisional Korea yang dipentaskan oleh sangswe, ketua kelompok pemusik petani (nongak).[1] Sangswe dipilih karena keahliannya memainkan alat musik kkwaenggwari (gong kecil) dan memimpin para pemusik lainnya.

Sangswe memakai bupo dan memimpin permainan musik

Terdapat bagian-bagian tarian dalam pementasan nongak yang membutuhkan keterampilan tinggi, salah satunya adalah buponorichum yang ditarikan sangswe. Ia memakai topi bupo, yaitu jambul bulu burung bangau yang juga digunakan dalam militer. Anggota lain mengenakan sangmo, topi berpita panjang.

Buponorichum menekankan gerakan kepala memutar-mutar, mengangguk ke atas dan ke bawah untuk ”membuka” dan ”menutup” bupo, melambangkan burung yang sedang mencari makan atau mengibas-ngibaskan embun dari bulunya. Dengan melakukan hal itu, penononton akan berfokus pada sangswe dan ikut merasakan ritme musik. Tari ini membutuhkan keterampilan tinggi karena dilakukan sambil memainkan kkwenggwari.

Sangswe sebagai pemimpin kelompok nongak mengkomposisikan musik dan ritme, membentuk formasi dan mengatur keseluruhan pementasan. Ia juga memberi tanda lewat gerakan dan permainan kkwenggwari, jadi para pemusik yang memainkan jing (gong besar), janggo (genderang panjang) dan buk (genderang besar) selalu memperhatikan gerak-geriknya. Pemusik lain menari sambil memainkan alat musik dalam tarian sogochum, sangmonorichum, seoljanggochum dan bukchum.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Malborg, Kim (2005). Korean Dance. Ewha Woman University Press, Seoul. ISBN 89-7300-626-6.