Burung madu hitam

spesies burung
Burung Madu Hitam
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Nectarinia
Spesies:
N. aspasia
Nama binomial
Nectarinia aspasia
(Lesson & Garnot, 1828)

Burung Madu Hitam (Leptocoma sericea) adalah spesies burung dari keluarga Nectariniidae dan Genus Nectarinia. Burung ini endemik Indonesia. Di indonesia burung ini ditemui di Sulawesi, Maluku sampai Papua.

Deskripsi

sunting

Burung-madu hitam termasuk jenis burung berukuran kecil dengan panjang tubuh sekitar 11 sampai 11,5 cm dengan berat tubuh sekitar 8 gram. Corak warna bulunya tampak didominasi warna hitam yang terlihat di bagian sisi wajah, tenggorokan, punggung, sayap, dada, perut, tunggir, dan ekornya. Ada juga warna biru keunguan cerah terlihat di bagian sisi pangkal sayap dan bagian atas ekornya. Pada bagian mahkota kepalanya tampak diselimuti warna hijau cerah yang agak kemilau.

Bentuk paruhnya yang berwarna kehitaman berukuran cukup panjang dengan bagian ujungnya agak melengkung. Kakinya yang berwarna hitam pekat terlihat agak kurus dan berukuran sedang dengan kuku yang agak panjang. Ekornya yang berwarna kehitaman berukuran agak panjang dan hanya terdiri dari beberapa helai bulu saja.

Pesebaran dan Ras

sunting

Penyebaran burung yang bernama latin Leptocoma Sericea ini terdapat di bagian timur Indonesia. Adapun daerah yang menjadi habitat tetap burung Madu mungil ini tergolong cukup luas yang meliputi Sulawesi utara, Togian, Butung, Labuan Belanda, Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud, Pulau Konya, Papua Barat, Pulau Kofiau, Pulau Buru, Seram, Ambon, Nusa Laut, Kepulauan Aru, Kepulauan Kai, Pulau Tarawai, dan bagian tenggara Papua. Burung-madu hitam terdapat 23 sub-spesies yang dikenal dengan pesebaran berbeda

  • L. a. grayi (Wallace, 1865) – Sulawesi, termasuk pulau-pulau kecil Manado tua, Bangka dan Lembeh.
  • L. a. porphyrolaema (Wallace, 1865) – Sulawesi, termasuk Togian, Muna, Butung dan Labuan Belanda.
  • L. a. sangirensis (A. B. Meyer, 1874) – pulau Sangihe, Siau dan Wanua Ruang
  • L. a. talautensis (A. B. Meyer & Wiglesworth, 1894) – Talaud.
  • L. a. auriceps (G. R. Gray, 1861) – Morotai, Halmahera, Ternate, Tidore, Mare, Makian, Kasiruta, Bacan, Bisa, Obi, Damar, Muor dan Gebe; juga Banggai dan Sula
  • L. a. auricapilla (Mees, 1965) – Kayoa.
  • L. a. cochrani (Stresemann & Paludan, 1932) – Papua Barat, Waigeo, Misool.
  • L. a. mariae (Ripley, 1959) – Kofiau.
  • L. a. proserpina (Wallace, 1863) – Buru.
  • L. a. aspasioides (G. R. Gray, 1861) – Seram, Ambon, Nusa Laut, Watubela dan Aru.
  • L. a. chlorolaema (Salvadori, 1874) – Kei.
  • L. a. aspasia (Lesson & Garnot, 1828) – Papua Nugini termasuk pulau Manam, Karkar, Adi, Gag.
  • L. a. maforensis (A. B. Meyer, 1874) – Numfor papua nugini.
  • L. a. mysorensis (A. B. Meyer, 1874) – Biak di Teluk cendrawasi dan Schouten.
  • L. a. nigriscapularis (Salvadori, 1876) – Mios Num dan Rani di Teluk cendrawasih.
  • L. a. salvadorii (Shelley, 1877) – Yapen dan teluk cendrawasih.
  • L. a. veronica (Mees, 1965) – Liki, Papua Nugini.
  • L. a. cornelia (Salvadori, 1878) – Tarawai, Papua Nugini.
  • L. a. corinna (Salvadori, 1878) – Pulau Bismarck.
  • L. a. eichhorni (Rothschild & E. J. O. Hartert, 1926) – Feni, Irlandia Baru, Papua Nugini.
  • L. a. caeruleogula (Mees, 1965) – Umboi
  • L. a. vicina (Mayr, 1936) – Papua Nugini
  • L. a. christianae (Tristram, 1889) – Trobriand, Kepulauan D’Artrecasteaux, Woodlark dan Kepulauan Louisiade (Tagula dan Misima), di lepas pantai Papua Nugini.

Habitat dan Kebisaan

sunting

Selain itu, di ragam tempat bagian Indonesia timur yang banyak ditinggali burung Madu Hitam biasanya terdapat di hutan dataran rendah sampai area pegunungan dengan ketinggian mencapai 1200 meter di atas permukaan laut. Area hutan yang menjadi tempat tinggalnya umumnya adalah hutan kanopi, pinggiran hutan, kebun, dan hutan mangrove.

Di alam liar biasanya burung Madu Hitam sering mengunjungi tanaman yang sedang berbunga lebat yang ada di hutan. Tujuannya tentu untuk mencari makananana

Makanan

sunting

Makanan Burung-madu hitam berupa nektar bunga ataupun artropoda yang mudah ditemukan di sekitaran dedaunan. Selain itu, sebagaimana jenis burung Madu lainnya kebiasaan terbang yang dilakukannya ialah dengan terbang rendah mengitari kelopak bunga yang nantinya akan diisap sari bunganya.

Mendesis bernada tinggi, lemah; juga rangkaian nada-nada tinggi yang identik, bersambungan cepat disertai dengan getaran lambat nada yang lebih rendah; dan rangkaian nada yang naik turun cepat antara dua nada. Beberapa suaranya mirip dengan Isap-madu kalung-coklat, lainnya mirip Cabai Papua.

Reproduski

sunting

Ketika musim kawin sekitar Agustus dan September di Sulawesi, Maret dan Mei sampai Januari di pulau-Papua Nugini, dan Mei di Irlandia Baru, Papua nugini. Adapun sarang yang dibangun memiliki bentuk seperti kantung yang bahannya berasal dari rumput dan jaring laba-laba serta letakknya ditaruh menggangtung di atas pohon. Kopling penuh adalah 2 butir telur.

Referensi

sunting


Pranala luar

sunting