Candi Brahu

bangunan kuil di Indonesia

Candi Brahu (Hanacaraka: ꦕꦤ꧀ꦢꦶꦧꦿꦲꦸ) merupakan salah satu candi yang terletak di dalam kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas ibu kota Majapahit. Tepatnya, candi ini berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, atau sekitar dua kilometer ke arah utara dari jalan raya MojokertoJombang.

Candi Brahu
Candi Brahu, tersusun dari batu bata merah.
Galat Lua: .
Informasi umum
Gaya arsitekturCandi Jawa Timur
Kotadekat Mojokerto, Jawa Timur
Negara Indonesia
Rampungabad ke-15
KlienMajapahit
Data teknis
Ukuran22,5m x 18 m

Asal nama

sunting

Nama candi ini, yaitu 'brahu', diduga berasal dari kata wanaru atau warahu. Nama ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci yang disebut dalam Prasasti Alasantan. Prasasti tersebut ditemukan tak jauh dari Candi Brahu.[1]

Bangunan

sunting

Candi Brahu dibangun dengan batu bata merah, menghadap ke arah barat dan berukuran panjang sekitar 22,5 m, dengan lebar 18 m, dan berketinggian 20 meter.

Candi Brahu dibangun dengan gaya dan kultur Buddha. Diperkirakan, candi ini didirikan pada abad ke-14 Masehi meskipun masih terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini. Ada yang mengatakan[siapa?] bahwa candi ini berusia jauh lebih tua daripada candi-candi lain di sekitar Trowulan.

Fungsi sebagai krematorium

sunting

Dalam prasasti yang ditulis Mpu Sendok bertanggal 9 September 939 (861 Saka), Candi Brahu disebut merupakan tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja[butuh rujukan]. Akan tetapi, dalam penelitian tak ada satu pakar pun yang berhasil menemukan bekas abu mayat dalam bilik candi. Hal ini diverifikasi setelah dilakukan pemugaran candi pada tahun 1990 hingga 1995.

Sekitar candi

sunting

Diduga di sekitar candi ini banyak terdapat candi-candi kecil. Sisa-sisanya yang sebagian sudah runtuh masih ada, seperti Candi Muteran, Candi Gedung, Candi Tengah, dan Candi Gentong. Saat penggalian dilakukan di sekitar candi banyak ditemukan benda benda kuno, semacam alat-alat upacara keagamaan dari logam, perhiasan dari emas, arca, dan lain-lainnya.[2]

Galeri

sunting

Rujukan

sunting
  1. ^ I G. Bagus Arnawa, Mengenal Peninggalan Majapahit di Daerah Trowulan
  2. ^ I G. Bagus Arnawa, Mengenal Peninggalan Majapahit di Daerah Trowulan