Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi
PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi atau biasa disingkat menjadi WIKA Rekon, adalah anak usaha dari Wijaya Karya yang bergerak di bidang EPCC, MEP, dan O&M.[1][2]
Sebelumnya | PT Catur Insan Pertiwi (1984-2008) PT Wijaya Karya Insan Pertiwi (2008-2013) |
---|---|
Perseroan terbatas | |
Industri | Konstruksi |
Didirikan | 28 Februari 1984 |
Kantor pusat | Jakarta Timur, DKI Jakarta |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Rosman Pria Utama[1] (Direktur Utama) Tri Prabowo[1] (Komisaris Utama) |
Produk | |
Merek |
|
Jasa | |
Pemilik | Wijaya Karya (96,90%) |
Anak usaha | PT Wijaya Karya Industri Energi |
Situs web | wikarekon |
Sejarah
suntingPerusahaan ini didirikan pada bulan Februari 1984 oleh empat orang mantan pegawai PT Wasa Mitra Engineering dengan nama PT Catur Insan Pertiwi untuk berbisnis di bidang MEP. Pada bulan November 2008, Wijaya Karya resmi mengakuisisi 70% saham perusahaan ini[3] dan kemudian mengubah nama perusahaan ini menjadi PT Wijaya Karya Insan Pertiwi.
Pada tahun 2011, Wijaya Karya meningkatkan kepemilikan sahamnya di perusahaan ini menjadi 90,04%. Perusahaan ini kemudian menjalin kerja sama operasi dengan Wijaya Karya untuk membangun sebuah PLTMG di Timor Leste. Perusahaan ini lalu juga mendapat kontrak O&M untuk PLTG Borang di Palembang yang dibangun oleh Wijaya Karya dan Navigat Energy. Pada tahun 2013, perusahaan ini mengubah namanya menjadi seperti sekarang, seiring dengan ekspansi perusahaan ini ke bisnis EPC dan O&M. Perusahaan ini lalu menjadi subkontraktor dari Wartsila pada proyek pembangunan PLTD Oecusee di Timor Leste, dengan perusahaan ini menangani konstruksi bangunan dan MEP pada proyek tersebut. Bersama PT Energi Prima Sejahtera, perusahaan ini kemudian juga mendapat kontrak O&M dari PT Kartanegara Energi Perkasa untuk PLTG Senipah.
Pada tahun 2017, bersama Wijaya Karya, perusahaan ini mendapat kontrak EPC dari PLN untuk membangun PLTMG Paket 3, yang meliputi PLTMG Merauke, PLTMG Biak, PLTMG Tanjung Selor, PLTMG Seram, dan PLTMG Langgur, dengan total kapasitas terpasang mencapai 90 MW. Pada tahun 2019, perusahaan ini mendapat kontrak EPC dari PT Jhonlin Agro Raya untuk membangun pabrik biodiesel berkapasitas 1.500 ton per hari di Batulicin, Kalimantan Selatan dengan nilai kontrak Rp 619 milyar. Divisi O&M dari Wijaya Karya kemudian juga diserahkan ke perusahaan ini, seiring dengan dimulainya kontrak O&M untuk PLTMG Paket 3.
Pada tahun 2020, perusahaan ini kembali mendapat kontrak EPCC dari PT Jhonlin Agro Raya untuk membangun tiga dermaga yang dapat menampung kapal dengan berat hingga 5.000 DWT dan satu dermaga yang dapat menampung kapal dengan berat hingga 10.000 DWT di Batulicin. Wijaya Karya kemudian meningkatkan kepemilikan sahamnya di perusahaan ini menjadi 96,90%. Pada tahun 2021, perusahaan ini mengakuisisi 60% saham PT Wijaya Karya Industri Energi yang sebelumnya dipegang oleh PT Wijaya Karya Realty, sehingga perusahaan ini resmi berekspansi ke bisnis energi terbarukan.[1][2]
Referensi
sunting- ^ a b c d "Sekilas Perusahaan". PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi. Diakses tanggal 30 Oktober 2023.
- ^ a b "Profil Perusahaan". PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi. Diakses tanggal 30 Oktober 2023.
- ^ Rahadiana, Rieka (19 November 2008). "WIKA Akuisisi Catur Insan Pertiwi". Tempo. Diakses tanggal 18 Januari 2024.