Cekakak gunung (Syma megarhyncha) adalah spesies burung endemik Papua Nugini. Cekakak besar biasanya berhabitat pada kaki bukit dan hutan pegunungan Papua Nugini. Kepala dan tubuhnya berwarna oranye terang, punggung dan ekor biru, paruh kuning cerah dan pola hitam di belakang kepala. Burung Betina juga berpola hitam pada mahkota kepalanya.

Seekor burung cekakak gunung bertengger di ranting pohon.

Cekakak gunung menyerupai cekakak torotoro, tetapi cekakak gunung memiliki tubuh yang lebih besar, ditemukan pada elevasi lebih tinggi, dan sebagian besar burung memiliki coreng gelap di atas paruhnya. Suara panggilannya berupa serangkaian nada keras yang makin cepat, nada pertama naik perlahan, lalu turun, dan diakhiri dengan getaran. Mengingatkan pada antshrike Dunia Baru. Cekakak ditemukan pada ketinggian antara 1.200–2.400 m (3.900–7.900 kaki), meskipun juga dilaporkan berada pada ketinggian 700 m (2.300 kaki). Ia memakan kadal kecil, larva, dan serangga. Ia bertelur pada bulan Desember, IUCN mengklasifikasikannya sebagai spesies yang tidak lagi berada pada ambang kepunahan.[1]

Taksonomi dan sistematik

sunting

Cekakak gunung dideskripsikan sebagai Syma megarhycha oleh Tommaso Salvadori pada tahun 1896, berdasarkan spesimen yang dikumpulkan pada tahun 1893 di Moroka, New Guinea. Nama generik Syma berasal dari nama peri laut dalam mitologi Yunani. Nama spesifiknya berasal dari bahasa Yunani megas (hebat) dan rhunkhos (paruh). Kingfisher gunung telah ditetapkan sebagai nama umum resmi oleh International Ornithologists' Union (IOC).[5] Spesies ini juga dikenal sebagai kingfisher paruh kuning besar atau kingfisher paruh kuning gunung.

Referensi

sunting
  1. ^ "Cekakak gunung - eBird". ebird.org (dalam bahasa in). Diakses tanggal 2024-10-11.