Kongkang kolam
Kongkang Kolam | |
---|---|
Kongkang kolam, Chalcorana chalconota jantan; dari Cihideung Hilir, Bogor | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | C. chalconota
|
Nama binomial | |
Chalcorana chalconota | |
Sinonim | |
Selengkapnya: AMNH.ASW[2] |
Kongkang kolam (Chalcorana chalconota) adalah nama sejenis katak dari suku Ranidae. Orang Sunda menyebutnya bangkong kolé. Sedangkan namanya dalam bahasa Inggris adalah Schlegel's Frog, White-lipped Frog, Copper-cheeked Frog atau Brown Stream Frog.[2]
Semula katak ini dianggap menyebar luas di Sunda Besar, akan tetapi kajian genetik memperlihatkan bahwa jenis ini kini terbatas menyebar di Sumatera bagian selatan dan Jawa,[2][4] serta mungkin Bali.[1]
Pemerian
suntingKodok yang berukuran kecil sampai agak besar; panjang tubuh hewan jantan antara 33,8-49,8 mm SVL (snout-vent length, dari ujung moncong hingga ke anus), sedangkan betinanya antara 49,3–73,1 mm.[5] Kepala menyegitiga, dengan moncong meruncing dan timpanum (gendang telinga) yang sedikit melekuk ke dalam dibandingkan permukaan pelipisnya. Lebar kepala dibandingkan panjang tubuh (HW/SVL) adalah sekitar 0,28–0,33 pada yang jantan, dan 0,30–0,33 pada betinanya.[5] Diameter gendang telinganya adalah sekira 0,088–0,129 (jantan) dan 0,07–0,08 (betina) dari panjang tubuh.[5] Gendang telinga berwarna cokelat tua.[4]
Mata besar menonjol dan tubuh umumnya ramping. Kulit punggung kasar membutir (granular) pada hewan betina, dan dengan banyak bintil halus pada yang jantan.[5] Terdapat sepasang lipatan kulit dorsolateral yang sempit di kanan kiri punggung. Punggung dengan atau tanpa bintik-bintik agak besar berwarna gelap.[5]
Kaki panjang dan ramping, dengan selaput renang penuh hingga ke ujung, kecuali pada ujung jari keempat (jari terpanjang). Betis (tibia) kira-kira 0,50–0,60 panjang tubuh SVL.[5] Proporsi kaki ini termasuk pendek dalam genus Chalcorana.[5] Jari-jari tangan dan kaki dengan ujung yang melebar serupa cakram.[4] Lengan atas dengan kelenjar lengan (humeral gland) yang besar dan menonjol, terlihat dari balik kulit; tidak ada kerabatnya yang lain yang memiliki ciri serupa.[5]
Warna tubuh berubah-ubah. Dorsal (pada fase terang) sering berwarna krem kekuningan, atau kehijauan. Sisi tubuh (lateral) keputihan, kekuningan atau hijau kekuningan terang. Pada fase gelap, kebanyakan berwarna cokelat atau cokelat gelap berbintik-bintik hitam bulat,[6] lk. 1–2 mm diameter, dengan letak tak beraturan. Terdapat sepasang lipatan dorsolateral yang agak samar di punggung. Ventral (sisi bawah tubuh) putih telur berbintik atau bernoda kecokelatan, terutama di sekitar dagu. Kulit ventral halus licin, sedangkan kulit dorsal berbintil-bintil halus.[6]
Bibir atas putih mutiara,[6] dilanjutkan dengan satu atau beberapa bintik perak hingga di atas lengan. Pipi dengan warna cokelat gelap, yang makin muda ke belakang; timpanum kecokelatan. Kaki sering dengan warna kemerahan pada sisi bawah,[4][6] sekitar persendian, dan pada selaput renang. Setengahnya memiliki warna belang-belang pada kaki; sisi belakang paha berwarna cokelat gelap dengan bulatan-bulatan yang berwarna lebih terang, yang tidak begitu jelas terlihat.[5]
Kebiasaan dan Penyebaran
suntingAktif terutama di malam hari, kodok ini sering didapati di sekitar kolam, selokan, saluran air, atau sungai kecil.[7] Kodok jantan kebanyakan bertengger di semak belukar yang merimbuni tepi air, hingga 1.5 m di atas tanah, sambil berbunyi sesekali untuk memikat betinanya. Bunyinya, ..cuit, ..cuit.. mirip siulan burung, meski tidak terlalu keras. Chalconota berarti banyak bersuara.
Kodok betina kerap didapati di malam hari di atas batu, dan kadang-kadang pula di sesemakan, dekat badan air. Kodok ini memangsa serangga dan laba-laba.
Berudu kongkang kolam berwarna kehijauan, kekuningan, dan kadang-kadang jingga, dengan tiga garis hitam yang berpusat di mata.[4] Berudu ini tinggal pada air tenang atau yang menggenang.
C. chalconota menyebar di Sumatera Selatan, Lampung, Jawa dan Bali.[2][4][5]
Jenis yang serupa
suntingDi Pulau Sumatra, Chalcorana chalconota hampir tidak terbedakan dari C. rufipes dan C. parvaccola. C. rufipes jantan memiliki panjang tubuh SVL antara 44–48 mm, rata-rata 45,36 mm (vs 39,02 mm pada C. chalconota); memiliki bantalan kawin (nuptial pad) yang jelas terlihat (vs. tidak jelas) di tangannya, dan diameter relatif piringan (cakram) di ujung jari tangan ke-3 yang lebih besar, rata-rata proporsi terhadap panjang tubuh (DF3/SVL) 0,64 (vs 0,50 pada chalconota). Sementara C. parvaccola memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil; jantan antara 29,0–38,1 mm (rata-rata 32,3 mm) dan betina antara 37,8–43,0 mm (rata-rata 41,5 mm) SVL. Jantan parvaccola juga memiliki nuptial pad yang jelas terlihat.[5]
Jenis-jenis serupa di Semenanjung Malaya kini menjadi C. eschatia dan C. labialis; di Pulau Kalimantan menjadi C. megalonesa dan C. raniceps;[5] sementara di Pulau Sulawesi adalah C. mocquardii.
Catatan kaki
sunting- ^ a b IUCN SSC Amphibian Specialist Group (2018). "Chalcorana chalconota". 2018: e.T78934311A78934546. doi:10.2305/IUCN.UK.2018-2.RLTS.T78934311A78934546.en.
- ^ a b c d e Frost, Darrel R. (2021). Amphibian Species of the World: an Online Reference. Version 6.1. Electronic Database accessible at https://amphibiansoftheworld.amnh.org/index.php. American Museum of Natural History, New York, USA. doi.org/10.5531/db.vz.0001 (Chalcorana chalconota, accessed on 23/07/2021)
- ^ Schlegel, H. (1837). Abbildungen neuer oder unvollständig bekannter Amphibien, nach der Natur oder dem Leben entworfen, herausgegeben und mit einem erläuternden Texte begleitet. Part 1: 23; Atlas: Taf. IX, fig. 1. Düsseldorf: Arnz & Co.
- ^ a b c d e f Iskandar, D.T. (1998). Amfibi Jawa dan Bali. Bogor: Puslitbang Biologi LIPI.
- ^ a b c d e f g h i j k l Inger, R.F., B.L. Stuart, & D.T. Iskandar (2009). "Systematics of a widespread Southeast Asian frog, Rana chalconota (Amphibia: Anura: Ranidae)". Zoological Journal of the Linnean Society 155: 123–147.
- ^ a b c d Kurniati, H. (2003). Amphibians and reptiles of Gunung Halimun National Park, West Java, Indonesia. Bogor: Research Center for Biology - LIPI.
- ^ Musthofa, Imam; Ali, Raafi Nur; Pamungkas, Kuncoro Tri (2021). Panduan Lapangan Herpetofauna (Amfibi & Reptil) di Kawasan Ekowisata Desa Jatimulyo. Yogyakarta: Masa Kini. hlm. 61. ISBN 978-623-96813-1-9.
Pranala luar
sunting(Inggris) Amphibian Species of the World 3.0, an Online Reference.