Cici putri

(Dialihkan dari Cici Putri)

Cici Putri merupakan permainan anak tradisional yang berasal dari DKI Jakarta. Wilayah persebaran permainan ini berada di sekitaran Jabodetabek terutama di wilayah dengan kental akan budaya Betawi seperti daerah Jagakarsa di Jakarta Selatan, Rawamangun di Jakarta Timur, Depok, dan Tangerang.[1] Cici Putri sendiri telah dimasukkan ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai seni tradisi dan ekspresi lisan.[2] Kondisi Cuci Putri masuk ke dalam budaya yang terancam punah.[3]

Cici Putri
Permainan Cici Putri
Jumlah pemain3 - 5 orang
Waktu permainantidak ada batasan
Keterampilan yang dibutuhkanBernyanyi

Cara Bermain

sunting

Cici Putri dapat dimainkan oleh 3 - 5 orang.[3] Versi lain menyebutkan bahwa permainan ini dapat dilakukan antara 4 - 6 orang.[1] Para pemain biasanya melakukan permainan di lantai beranda depan rumah atau bale. Permainan ini dimainkan dengan posisi duduk di lantai. Pertama, para pemain menentukan pemimpin permainan. Pemimpin permainan ini biasanya dipilih melalui cara hompimpah atau gambreng.[2]

Selanjutnya, para pemain diminta untuk duduk dan membuat lingkaran. Seluruh pemain menyodorkan tangan kanannya dengan menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah. Sisa jari yang lain, dikempalkan. Kemudian, semua peserta meletakkan tangan kanannya tersebut di lantai.[1]

Teknis permainan Cici Putri beragam. Dalam versi pertama, permainan dimulai ketika pemimpin mulai menyanyikan lagu bersama seluruh pemain. Sambil bernyanyi, pemimpin akan menunjuk tangan pemain lain satu per satu sampai lagu berakhir. Sedangkan versi lainnya yakni ketika pemain sudah mendapatkan gilirannya, pemain tersebut wajib menyilangkan satu tangannya ke pundak. Giliran tersebut dilakukan hingga semua pemain telah mendapatkan jatahnya. Selanjutnya, semua peserta akan menyilangkan kedua tangan ke pundak masing-masing.

Dalam proses berikutnya, ketika lagu selesai pemimpin dan peserta akan melakukan tanya-jawab. Adapun bentuk pertanyaan dan jawaban adalah:[1]

Tangan Pertama

(Tanya)Ini pintu apa?
(Jawab)Pintu kayu
(Tanya)Kuncinya ke mana?
(Jawab)Kecebur
(Tanya)Kecebur di mana?
(Jawab)Kecebur di kali
(Tanya)Bisa dibuka apa engga?
(Jawab)Engga atau Bisa (pemain melakukan pilihan)

Tangan Kedua

(Tanya) Ini pintu apa?
(Jawab) Pintu besi
(Tanya) Kuncinya ke mana?
(Jawab) Kecebur
(Tanya) Kecebur di mana?
(Jawab) Kecebur di kali
(Tanya) Bisa dibuka apa engga?
(Jawab) Engga atau Bisa (pemain melakukan pilihan dalam menjawab)

Proses tanya-jawab dibedakan menjadi dua berdasarkan tangan yang ditunjuk. Ketika ditunjuk tangan pertama, pemain menjawab pintu kayu.[3] Sedangkan untuk tangan lainnya, peserta menggunakan pintu besi.[3] Saat pemain menjawab engga, tangan pemain yang disilangkan akan ditarik oleh pemimpin permainan. Pemimpin permainan harus berupaya keras dengan memegang pundak pemain tersebut agar silangan tangan dapat terbuka. Jika pemain menjawab bisa, pemain akan membuka silangan tangannya dengan mudah. Penyilangan tangan pemain tersebut merupakan simbol pintu seperti yang ada pada pertanyaan di atas.[1] Proses tanya-jawab dan pembukaan tangan terus dilanjutkan hingga semua pemain mendapat giliran.

Adapun lirik lagu yang dinyanyikan selama permainan permainan Cici Putri adalah sebagai berikut:[1]

Cici putri cilele cilepong,
Ali-ali pemadatan tiga rubas kesusuban,
Ma nona Ma nona si...
(menyebutkan nama pemain yang ditunjuk)minta kembang apa?
(Pemain yang ditunjuk menjawab) Kembang duren
Pulang pulang dapet laki keren/ Pulang-pulang lakinya keren

Lirik lain:[1]

Cici putri
Tembako lima koli
Mak none mak none
Si… (
nama pemain yang ditunjuk) minta apa?
(Pemain yang ditunjuk menjawab)minta duren
Pulang – pulang lakinya/ayahnya keren

Manfaat

sunting

Permainan Cici Putri dianggap memliki manfaat untuk menstimulasi tujuh kecerdasan jamak.[3] Ada pula yang menyebutkan delapan aspek kecerdasan jamak. Adapaun kedelapan aspek kecerdasan jamak tersebut adalah kecerdasan musik, berbahasa, interpersonal, intrapersonal, logis matematik, spasial, bodi kinestetik, dan natural.[1]

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c d e f g h Tarwiyah, Tuti. "Pelestarian Budaya Betawi Permainan Anak Cici Putri Dan Ulabang/Wak Wak Gung: Kajian Kandungan Kecerdasan Jamak." Harmonia: Journal of Arts Research and Education 10.1 (2010).
  2. ^ a b Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Cici Putri. Diakses melalui https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=671 pada 21 Maret 2019.
  3. ^ a b c d e Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penetapan Warisan Tak Benda Indonesia 2018. Diakses melalui https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/dashboard/media/Buku%20Penetapan%20WBTb%202018.pdf?utm_source=Misi+2&utm_campaign=a4046c7ff8-EMAIL_CAMPAIGN_2019_03_08_06_34&utm_medium=email&utm_term=0_919abbfea5-a4046c7ff8-303464597 pada 21 Maret 2019.