Clifford James Geertz (23 Agustus 1926 – 30 Oktober 2006) adalah seorang ahli antropologi asal Amerika Serikat. Ia paling dikenal melalui penelitian-penelitiannya mengenai Indonesia dan Maroko dalam bidang seperti agama (khususnya Islam), perkembangan ekonomi, struktur politik tradisional, serta kehidupan desa dan keluarga. Terkait kebudayaan Jawa, ia memopulerkan istilah priyayi saat melakukan penelitian tentang masyarakat Jawa pada tahun 1960-an, dan mengelompokkan masyarakat Jawa ke dalam tiga golongan: priyayi, santri dan abangan.[1]

Clifford Geertz
Lahir(1926-08-23)23 Agustus 1926
San Francisco
Meninggal30 Oktober 2006(2006-10-30) (umur 80)
Philadelphia
KebangsaanAmerika Serikat
AlmamaterAntioch College, Harvard University
Karier ilmiah
BidangAntropologi
InstitusiUniversity of Chicago Institute for Advanced Study, Princeton, New Jersey
Pembimbing doktoralTalcott Parsons
Mahasiswa doktoralJames Siegel, James Boon, Lawrence Rosen, Abdellah Hammoudi, Sherry Ortner, Paul Rabinow, David Szanton
TerinspirasiGilbert Ryle, Ludwig Wittgenstein, Max Weber, Paul Ricoeur, Alfred Schütz

Sejak tahun 1970 hingga meninggal dunia Geertz menjabat sebagai profesor emeritus di Fakultas Ilmu Sosial di Institute for Advanced Study. Ia juga pernah menjabat sebagai profesor tamu di Departemen Sejarah Universitas Princeton dari 1975 hingga 2000.

Pendidikan dan pekerjaan sunting

Clifford Geertz lahir pada tahun 1926 di San Fransisco, California.[1] Clifford Geertz menamatkan pendidikan menengah kemudian menjadi mahasiswa jurusan filsafat. Ia memperoleh gelar sarjana  dari Antioch College di Ohio pada tahun 1950.[2] Clifford Geertz kemudian melanjutkan studi antropologi di Universitas Harvard di Amerika Serikat.[3] Kegiatan utama pembelajarannya berupa praktik kerja secara langsung.[4] Pada tahun 1952 hingga 1954, Clifford Geert mengikuti Proyek Institut Teknologi Massachusetts di Indonesia.[2] Proyek ini merupakan bagian dari tugas akademisnya. Clifford Geertz mengadakan penelitian masyarakat multi agama di pulau Jawa di Indonesia selama 2 tahun.[5] Hasil penelitiannya ini kemudian diajukannya untuk memperoleh gelar doktor dari Departemen Hubungan Sosial Universitas Harvard. Gelar ini dicapainya pada tahun 1956.[5]

Clifford Geertz kemudian kembali lagi mengadakan penelitian di Indonesia. Kali ini penelitiannya di Pulau Bali. Penelitian keduanya selesai pada tahun 1958. Setelah penelitian tersebut, Clifford Geertz bekerja sebagai staf pengajar di Universitas California, Berkeley. Pada tahun 1960, Clifford Geertz berpindah tempat mengajar ke Universitas Chicago dan mengajar selama 10 tahun. Ia mengakhiri masa jabatannya pada tahun 1970.[5]

Pada tahun yang sama, Clifford Geertz menjabat sebagai profesor di Sekolah Ilmu Sosial, Institut Studi Lanjutan di Princeton. Selama menjabat ia menciptakan sekolah ilmu sosial yang metode pembelajarannya secara interpretatif. Masa jabatannya berlangsung selama 36 tahun yang diisi dengan kegiatan penelitian dan penulisan.[6] Selama tiga puluh enam tahun ke depan. Dalam antropologi, setelah periode kejenuhan virtual hingga pertengahan 1980-an, pengaruh intelektualnya mulai berkurang, tetapi pengaruhnya terhadap disiplin ilmu lain bertahan lebih lama.[6]

Pemikiran-pemikiran sunting

Landasan pemikiran sunting

Clifford Geertz tidak mendasari pemikiran-pemikirannya dari bidang antropologi maupun sosiologi. Satu-satunya sumber pemikirannya untuk kedua bidang tersebut adalah dari Maximilian Weber. Clifford Geertz mendasari pemikiran-pemikirannya terutama dari kritik sastra dan filsafat bahasa pada masa pertengahan abad ke-20. Dari kedua disiplin ilmiah ini, Clifford Geertz mengubah gagasan-gagasannya menjadi karya tulis.[6]

Gagasan pemikiran sunting

Kebudayaan sunting

Gagasan-gagasan Clifford Geertz dilandasi oleh pemikiran Clyde Kluckhohn. Namun, Clifford Geertz menggunakan metode penafsiran teks sebagai metode utama dalam mengkaji tentang kebudayaan. Suatu kebudayaan ditafsirkan olehnya sebagai teks yang terdiri dari simbol-simbol, dan bukan sebagai sebuah perilaku yang sifatnya nyata. Karena pandangan ini, penafsiran kebudayaan oleh Clifford Geertz dilakukan secara mendalam dengan menekankan pada pemberian deksripsi yang terperinci.[7] Ia kemudian mendefinisikan kebudyaan sebagai susunan simbol-simbol. Simbol-simbol ini merupakan perwujudan dari perasaan dan penilaian individu dalam masyarakat terhadap dunianya.[8]

Klasifikasi masyarakat muslim di Jawa sunting

Clifford Geertz mengklasifikasikan masyarakat muslim di Pulau Jawa ke dalam tiga macam, yaitu abangan, santri, dan priyayi. Klasifikasi ini dilakukan melalui metode analisis yang berasal dari asumsi bahwa pandangan dunia Jawa adalah agama Jawa. Agama jawa ini berlandaskan kepada sistem stratifikasi sosial di Jawa. Clifford Geertz dengan demikian mengartikan bahwa ketiga macam tingkatan keberagamaan masyarakat Jawa dipengaruhi oleh tiga inti struktur sosial. Tiga inti ini adalah desa, pasar dan birokrasi pemerintah. Dalam pengamatannya, tiga lingkungan yang berbeda bersamaan dengan latar belakang sejarah kebudayaan yang berbeda telah membuat terciptanya abangan, santri, dan priyayi. Penciptaan ini berkaitan dengan masuknya agama serta peradaban Hindú dan Islam di Jawa. Abangan tercipta sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek-aspek animistik. Santri tercipta sebagai hasil kebudayaan yang mengandung  aspek-aspek Islam. Sedangkan priyayi tercipta sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek-aspek hindu.[9]

Pengaruh pemikiran sunting

Clifford Geertz sangat mendalami pemikiran mengenai etnografi terkhusus etnografi tentang masyarakat Jawa, Bali dan Maroko. Namun penelitian yang dilakukannya bersifat generalisasi tanpa pernah melakukan penelusuran arsip secara langsung.[6] Pemikirannya yang sangat berpengaruh di Indonesia adalah tentang klasifikasi agama di jawa menjadi abangan, santri, dan priyayi.[10] Pengaruh pemikirannya bertahan hingga pertengahan tahun 1980-an sebelum akhirnya mulai menurun. Namun, pemikiran-pemikirannya pada disiplin ilmiah lainnya tetap bertahan.[6]

Karya tulis ilmiah sunting

Karya tulis ilmiah yang dibuat oleh Clifford Geertz meliputi kajian tentang antropologi budaya, agama dan teori sosial. Ia juga menulis tentang pembangunan pertanian, keanekaragaman etnis serta implikasinya pada dunia modern.[5] Karya-karyanya didasarkan dari hasil penelitiannya di Indonesia dan Maroko yang berlangsung hampir selama 50 tahun. Proses penulisan karya-karya mengenai Indonesia dilakukan dengan bolak-balik antara pulau Jawa dan pulau Bali.[5]  Beberapa karya tulisnya yang berpengaruh adalah The Religion of Java (1960), Agricultural Involution (1963), Islam Observed (1968), The Interpretation of Cultures (1973), Negara (1980), dan Works and Lives (1980), dan Local Knowledge (1983).[5] Pada tahun 2002, Clifford Geertz memperoleh penghargaan dari Pemerintah Indonesia atas karya-karyanya mengenai Indonesia.[5]

The Religion of Java sunting

The Religion of Java diterbitkan pada tahun 1960 oleh  Clifford Geertz dengan menggunakan disertasi sendiri sebagai acuan. The Religion of Java berisi hasil penelitian budaya oleh Clifford Geertz mengenai Indonesia khususnya di Jawa dan Bali.[11]

Kematian sunting

Clifford Geertz wafat pada usia 80 tahun pada tanggal 31 Oktober 2006.[2]

Referensi sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ a b Abolafia, M. Y., Dodge, J. E., dan Jackson, S. K. "15 Clifford Geertz and the Interpretation of Organizations". Academia. Diakses tanggal 2023. 
  2. ^ a b c Tago 2013, hlm. 81.
  3. ^ Qadim, Husnul (2009). "Clifford Geertz on Defining Culture and Religion (Anthropoloy of Region Study)" (PDF). Wawasan. 32 (1): 43. 
  4. ^ Tago 2013, hlm. 81-82.
  5. ^ a b c d e f g Tago 2013, hlm. 82.
  6. ^ a b c d e White, Ben (2007). "Clifford Geertz: Singular Genius of InterpretiveAnthropology". Legacies: 1187. 
  7. ^ Nasruddin 2011, hlm. 34-35.
  8. ^ Nasruddin 2011, hlm. 35.
  9. ^ Tago 2013, hlm. 83.
  10. ^ Anam, A. Khoirul (2016). "Jejak Clifford Geertz Di Indonesia: Mengoreksi Trikotomi Santri, Abangan dan Priyayi". Mozaic Islam Nusantara. 2 (2): 1. ISSN 2527-6549. 
  11. ^ Bošković, Aleksandar (2002). "Clifford Geertz: Writing and Interpretation". Sociologija. XLIV (1): 44. 

Daftar pustaka sunting

Pranala luar sunting