Pangeran Alza adalah adipati Sumenep XXVIII, dia memerintah sebagai pengganti Pangeran Jimat (Kanjeng R. Tumenggung Ario Cokronegoro III). Dia diangkat menjadi adipati pada tahun 1744 berdasarkan musyawarah para sesepuh Karaton Sumenep dengan gelarnya Kanjeng R. Tumenggung Ario Cokronegoro IV. Karena pada saat diangkat menjadi penguasa Sumenep usianya masih cukup belia, maka ditunjuklah daripadanya bibinya (saudara kandung ibunya), Gusti R. Ayu Resamana Tirtanegara sebagai patihnya guna sebagai pembingmbing dan mengawasi jalannya pemernitahan kala itu. Selain itu, diangkatlah pula sebagai patih Kerajaan yaitu pamannya yang bernama Raden Purwonegoro.

Pemberontakan Ke' Lesap

sunting

Pada masa pemerintahannya pernah terjadi suatu peristiwa pemberontakan yang dipimpin oleh Ke' Lesap dari Kerajaan Madura Barat. Tujuannya menumpas pemerintahan-pemerintahan di Madura yang sering bersekongkol dengan Kompeni. Pemberontakan Ke' Lesap di Sumenep terjadi pada tahun 1749 M. Pemberontakan ini adalah pemberontakan pertama Ke' Lesap dalam menyerang Pemerintahan Kompeni yang saat itu sudah berlangsung di Sumenep semenjak kekalahan Pangeran Trunajaya atas VOC. Selanjutnya Pemberontakan terjadi di Bumi Madura. Akibatnya Pada tahun 1749-1750 Raden Buka (pemimpin perang Ke' Lesap) menjadi penguasa di Sumenep. Terpakasa sang Adipati yang sah "Kanjeng R. Tumenggung Ario Cokronegoro IV" kala itu harus melarikan diri ke Surabaya karena pasukan perang Ke' Lesap cukup besar. Di Surabaya, sang Adipati melaporkan kejadian tersebut kepada VOC dan meminta bantuan untuk menumpas pemberontakan tersebut.

Pada Pemerintahan Raden Buka yang cukup singkat tersebut, membuat keamanan di wilayah Sumenep tidak kondusif, banyak perombakan diwilayah kepulauan dan pencurian, sehingga seluruh Masyarakat tidak senang dengan sistem pemerintahannya. Akhirnya, para abdi dalem karaton yang setia kepada Kanjeng R. Tumenggung Ario Cokronegoro IV berusaha untuk mengusir Raden Buka dari Karaton Sumenep. Saat itu R. Tirtanegara paman dari Cokronegoro IV menyerang balik Karaton Sumenep, akhirnya terjadilah perang tanding dihalaman karaton, akhirnya Raden Buka pun tewas akibat besutan tombak milik R. Tirtanegara. Dan Akhirnya Pemerintahan di Sumenep sementara diambil alih oleh R. Tirtanegara.

Namun, VOC berkata lain, R. Tumenggung Ario Cokronegoro IV tidak diperkenankan oleh VOC untuk menjadi Adipati di Sumenep, Akhirnya sebagai penggantinya adalah R. Tirtanegara sendiri, dan Kala dia mangkat, Pemerintahan di serangkan Kepada Istrinya R. Ayu Rasmana Tirtanegara yang pada masa pemerintahan R. Tumenggung Ario Cokronegoro IV, dia menjadi mantri penasehat sang Adipati.

Daftar Pustaka

sunting
  • Zulkarnaen, Iskandar. 2003. Sejarah Sumenep. Sumenep: Dinas Pariwisata dan kebudayaan kabupaten Sumenep.
  • Adurrahchman, Drs.1971.Sejarah Madura Selajang Pandang. Sumenep