Krak des Chevaliers

(Dialihkan dari Crac des Chevaliers)

34°45′25″N 36°17′40″E / 34.75694°N 36.29444°E / 34.75694; 36.29444

Crac des Chevaliers dan
Qal’at Salah El-Din
Situs Warisan Dunia UNESCO
Krak des Chevaliers
KriteriaBudaya: ii, iv
Nomor identifikasi1229
Pengukuhan2006 (30th)

Krak des Chevaliers (pengucapan bahasa Prancis: [kʁak de ʃəvaˈlje]), transliterasi Crac des Chevaliers, adalah benteng tentara Salib di Suriah. Dalam bahasa Arab, benteng ini dijuluki sebagai. Qal'at al-Ḥiṣn (bahasa Arab: قلعة الحصن). Benteng ini terletak 40 km sebelah barat kota Homs.

Suriah merupakan rute perdagangan tertua di dunia, yaitu rute dari timur jauh ke Eropa. Sepanjang sejarah orang-orang telah berperang untuk memperebutkan daerah tersebut. Sekitar tahun 640 M, bangsa Arab menaklukkan Suriah dan menjadikkannya sebagai pusat kekaisaran mereka. Sebagian penduduk Suriah adalah Muslim, dan selama bertahun-tahun orang Muslim dan Kristen hidup berdampingan.

Akan tetapi, pada abad ke-11, orang-orang Turki yang menganut kepercayaan muslim, mengambil alih sebagian besar daerah Suriah. Mereka berubah menjadi bermusuhan terhadap biarawan Kristiani. Mulai tahun 1095, tentara Salib bergerak dari Eropa untuk berperang dengan orang Muslim. Pada tahun 1142, para tentara salib menguasai benteng orang muslim di Qal'at al-Ḥiṣn, yaitu benteng yang dibangun untuk melindungi rute perdagangan dari rute Mediterania. Prajurit penakluk itu adalah para ksatria Hospitaller.

Qal'at al-Hosen merupakan tempat yang sangat penting bagi para prajurit perang salib. Mereka membangun bangunan yang besar dan benteng yang kuat di atas bukit pada ketinggian 650 m dari permukaan laut. Benteng tersebut kemudian diberi nama Krak Des Chevaliers, yang dalam bahasa Prancis-Arab berarti "istana untuk para ksatria". Benteng ini memiliki dua dinding tinggi dan 13 menara. Dinding bagian dalam lebih tinggi daripada dinding bagian luar. Di antara dinding terdapat parit dan lereng yang curam. Benteng ini bisa terisi satu garnisun yang terdiri atas 2000 prajurit lengkap dengan kuda serta perlengkapan perang dan makanan yang cukup untuk jangka waktu lima tahun. Di balik tembok bagian dalam adalah ruang kubah, kapel, ruang kerja, ruang perbekalan, dan jalan maze. Benteng ini tampak seperti kota kecil yang berperisai. Para prajurit mempertahankan benteng ini selama lebih dari 100 tahun, melalui berbagai macam konflik. Pada tahun 1271, setelah sebulan pertempuran, akhirnya istana tersebut jatuh ke tangan Baibar.

Pranala luar

sunting