Patriark Antiokhia adalah sebuah gelar tradisional yang dipegang oleh Uskup Antiokhia. Sebagai "petinggi" tradisional (ἐπίσκοπος, episkopos, asal mula dari kata bishop (bahasa Indonesia: uskup)) dari komunitas Kristen non-Yahudi pertama, sebuah jabatan yang memiliki pengaruh utama dalam gereja dari periode terawal-nya. Keuskupan tersebut adalah salah satu dari beberapa keuskupan yang nama-nama uskupnya berasal dari nama-nama rasul awal. Saat ini, lima gereja menggunakan gelar Patriark Antiokhia: Gereja Ortodoks Suriah dan Gereja Katolik Suriah, Gereja Ortodoks Yunani Antiokhia, Gereja Katolik-Yunani Melkit, dan Gereja Maronit; dan, dalam sejarah, terdapat juga Patriark Latin Antiokhia.

Menurut tradisi gereja, Kepatriarkan kuno ini didirikan oleh Rasul Santo Petrus. Suksesi patriarkal tersebut diperebutkan pada masa skisma Meletian pada 362 dan terjadi kembali setelah Konsili Kalsedon pada 451, ketika terdapat Melkite dan pengklaim non-Kalsedonia berusaha merebut tahta tersebut. Setelah berebutan tahta pada abad ke7 di gereja Melkite, bangsa Maronit juga mulai memilih seorang Patriark Maronite. Setelah Perang Salib Pertama, Gereja Katolik mulai memilih seorang Patriark Ritus Latin Antiokhia, meskipun jabatan tersebut menjadi jabatan tituler setelah Kejatuhan Antiokhia pada 1268, dan ditiadakan secara menyeluruh pada 1964. Pada abad ke-18, perebutan suksesi dalam Gereja Ortodoks Yunani dan Ortodoks Suriah di Antiokhia membuat faksi-faksi dari gereja-gereja tersebut masuk dalam komuni dengan Roma dibawah kepemimpinan para pengklaim kepatriarkan tersebut: masing-masing adalah Patriark Katolik Yunani Melkite Antiokhia dan Patriark Katolik Suriah Antiokhia. Pesaing Ortodoks mereka masing-masing adalah Patriark Ortodoks Yunani Antiokhia dan Patriark Ortodoks Suriah Antiokhia.

Sejarah

sunting

Gereja Perdana

sunting

Pada zaman Romawi, Antiokhia adalah sebuah kota penting dari Provinsi Romawi Suriah, dan kota terbesar keempat di Kekaisaran Romawi, setelah Roma, Efesus dan Aleksandria.

Di kota Antiokhia (sekarang di Antakya, tenggara Turki), penganut Kristen mula-mula disebutkan dalam Kisah Para Rasul 11:26. Menurut tradisi gereja, Santo Petrus mendirikan sebuah gereja di Antiokhia, dan menjadi uskup pertama di kota tersebut,[1]:92[2] sebelum pergi ke Roma untuk mendirikan Gereja disana.[1]:95 Ignatius dari Antiokhia (menjadi martir pada sekitar tahun 107), yang dipilih menjadi uskup ketiga dari kota tersebut, menjadi seorang bapak apostolik berpengaruh. Pada abad ke-4, uskup Antiokhia menjadi uskup paling senior di sebuah wilayah yang pada masa sekarang meliputi timur Turki, Lebanon, Israel dan Palestina, Suriah, Yordania, Irak, dan Iran. Hierarki-nya melayani jumlah penganut Kristen terbesar yang diketahui dunia pada waktu itu.

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting