Dampak media masa pada persepsi spasial
Dampak media masa pada persepsi spasial memengaruhi persepsi spasial melalui kartografi jurnalistik dan bias spasial dalam liputan berita .
Peran jurnalisme
suntingJurnalisme memainkan peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang tempat dan geografi.[1] Media massa yang mencakup televisi, surat kabar, majalah dan radio secara signifikan membentuk persepsi tentang lokasi.[2] Namun, media massa dikritik karena ikonografinya yang terbatas sehingga membangun lokasi-lokasi generik yang menawarkan pandangan dunia yang terbatas dan terdistorsi.[3] Ketidakseimbangan geografis dalam liputan berita dapat membatasi pengetahuan spasial dengan media Amerika Serikat yang sering berfokus pada sejumlah kecil negara dan wilayah untuk berita internasional.[4]
Komponen geografis
suntingKetika suatu berita menayangkan komponen geografis yang penting, jurnalisme meneliti informasi terkait dengan lokasi informasi tersebut.[1] Peta adalah cara yang efisien untuk menunjukkan lokasi dan menggambarkan hubungan geografis. Media massa dapat menggunakan peta untuk mengilustrasikan data yang terdistribusi secara spasial, seperti hasil pemilihan, distribusi hujan asam, kontaminasi radon, prakiraan cuaca, lalu lintas atau rute perjalanan. Peta juga dapat menggambarkan cerita tentang pertempuran, strategi geopolitik atau ancaman lingkungan.[1] Para kritikus berpendapat bahwa kartografi jurnalistik memiliki kekurangan dan keterbatasan karena kurangnya pelatihan kartografi formal di antara para seniman grafis yang membuat peta-peta tersebut.[5]
Bias spasial
suntingPara ahli geografi telah mengeksplorasi bias spasial dalam pelaporan berita.[6] Pola spasial berita dipengaruhi oleh norma-norma jurnalistik, seperti liputan nasional, kepentingan nasional, stereotip geografis, dan aksesibilitas ke peristiwa berita.[12] Pelaporan langsung memerlukan kedekatan spasial, kedekatan peristiwa, dan kedekatan siaran.[7] Ibu kota, pusat keuangan utama, dan tempat-tempat yang tidak stabil secara politik sering mengalami stereotip geografis dan dianggap layak diberitakan. Hubungan ekonomi dan jarak sosial juga memainkan peran penting dalam liputan berita.[8]
Referensi
sunting- ^ a b c Monmonier, Mark (1989-03). Maps with the News: The Development of American Journalistic Cartography (dalam bahasa Inggris). University of Chicago Press. hlm. 1. ISBN 978-0-226-53411-4.
- ^ Lewis, Laurence A.; Degani, Avi; Hudson, Tim (1980). "The Measurement and Explanation of the Spatial Perception of Africa: A Nigerian Viewpoint". Geografiska Annaler. Series B, Human Geography. 62 (1): 33–38. doi:10.2307/490824. ISSN 0435-3684.
- ^ Huxford, John (2007-12-01). "The proximity paradox: Live reporting, virtual proximity and the concept of place in the news". Journalism (dalam bahasa Inggris). 8 (6): 657–674. doi:10.1177/1464884907083117. ISSN 1464-8849.
- ^ Golan, Guy; Wanta, Wayne (2003-02-01). "International Elections on US Network News: An Examination of Factors Affecting Newsworthiness". Gazette (Leiden, Netherlands) (dalam bahasa Inggris). 65 (1): 25–39. doi:10.1177/0016549203065001135. ISSN 0016-5492.
- ^ GILMARTIN, PATRICIA (1985-12). "The design of journalistic maps / purposes, parameters and prospects". Cartographica. 22 (4): 1–18. doi:10.3138/4N0W-35P7-W416-9341. ISSN 0317-7173.
- ^ Hoare, Anthony G. (1991). "Making the News: Spatial and Non-Spatial Biases in British Parliamentary Reports of the Rowntree-Mackintosh Takeover". Geografiska Annaler. Series B, Human Geography. 73 (2): 95–109. doi:10.2307/490978. ISSN 0435-3684.
- ^ Brooker-Gross, Susan R. (1983). "Spatial Aspects of Newsworthiness". Geografiska Annaler. Series B, Human Geography. 65 (1): 1–9. doi:10.2307/490840. ISSN 0435-3684.
- ^ Bendix, Jacob; Liebler, Carol M. (1999). "Place, Distance, and Environmental News: Geographic Variation in Newspaper Coverage of the Spotted Owl Conflict". Annals of the Association of American Geographers. 89 (4): 658–676. ISSN 0004-5608.