Danau Assal (Jibuti)
Danau Assal (bahasa Arab: بحيرة عسل Buḥayrah ʿAsal, secara harfiah berarti "danau madu") adalah sebuah danau kawah yang terletak di Jibuti tengah. Danau ini terletak di ujung barat Teluk Tadjoura. Danau yang terletak sejauh 120 km dari Kota Jibuti ini merupakan danau air asin yang terletak di ketinggian 155 m di bawah permukaan laut di Segitiga Afar, sehingga merupakan titik terendah di Afrika dan titik terendah ketiga di Bumi setelah Danau Galilea dan Laut Mati. Tidak ada air yang mengalir keluar dari danau ini. Tingkat penguapan di danau ini juga tinggi, sehingga kadar salinitas di danau ini sepuluh kali lebih tinggi daripada salinitas di laut, dan danau ini tercatat sebagai danau paling asin di dunia setelah Kolam Don Juan.[1][2][3][4][5] Danau Assal memiliki cadangan garam terbesar di dunia yang dieksplotasi oleh empat perusahaan yang menerima konsesi pada tahun 2002; sebagian besar produksi garam dari danau ini (hampir 80%) dipegang oleh Société d’Exploitation du Lac dan Société d’Exploitation du Salt Investment S.A de Djibouti.[5]
Danau Assal Buḥayrah ʿAsal | |
---|---|
Letak | Cekungan Afar |
Koordinat | 11°39′N 42°25′E / 11.650°N 42.417°E |
Jenis perairan | Danau kawah |
Aliran masuk utama | Di bawah permukaan dari samudra |
Aliran keluar utama | Penguapan |
Wilayah tangkapan air | 900 km2 (350 sq mi) |
Terletak di negara | Jibuti |
Panjang maksimal | 19 km (12 mi) |
Lebar maksimal | 65 km (40 mi) |
Area permukaan | 54 km2 (21 sq mi) |
Kedalaman rata-rata | 74 m (243 ft) |
Kedalaman maksimal | > 40 m (130 ft) |
Volume air | 400 juta meter kubik ([convert: unit tak dikenal]) |
Ketinggian permukaan | −155 m (−509 ft) |
Permukiman | Randa (25 km or 16 mi timur laut) |
Danau ini merupakan zona yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang No. 45/AN/04/5L dalam Rencana Aksi Lingkungan Nasional 2000. Namun, hukum ini tidak menetapkan batas danau ini. Eksplotasi garam dari danau ini tidak terkendali, sehingga rencana ini menekankan perlunya manajemen eksplotasi sumber daya agar tidak menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan. Pemerintah Jibuti sendiri telah mengusulkan kepada UNESCO untuk menjadikan Zona Danau Assal sebagai Situs Warisan Dunia.[5][6]
Catatan kaki
sunting- ^ Warren, John K. (23 February 2006). Evaporites: sediments, resources and hydrocarbons. Birkhäuser. hlm. 280. ISBN 978-3-540-26011-0. Diakses tanggal 27 May 2011.
- ^ "Lake Assal". Encylopeadeia Brittanica. Diakses tanggal 25 May 2011.
- ^ "Lake Assal – Djibouti". British Broadcasting Corporation (BBC). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2004-04-06. Diakses tanggal 25 May 2011.
- ^ "A life of constant thirst beside Djibouti's Lake Assal". =British Broadcasting Corporation (BBC). 4 December 2010. Diakses tanggal 25 May 2011.
- ^ a b c "Lake Salt Project, Djibouti:Environmental Impact Assessment" (PDF). Government of Djibouti:Salt Investment S.A.Z.F. November 2008. hlm. 1–xii, 29. Diarsipkan dari versi asli (pdf) tanggal 24 March 2012. Diakses tanggal 25 May 2011.
- ^ "Geothermal Development in the Assal Area in Djibouti" (PDF). Djibouti Environmental Management Plan. hlm. i–xi,26, 29–30. Diarsipkan dari versi asli (pdf) tanggal 2010-02-15. Diakses tanggal 25 May 2011.
Pranala luar
sunting- Microbiological Study of a Hypersaline Lake in French Somaliland Diarsipkan 2011-05-25 di Wayback Machine.