Johannes Gijsbertus de Casparis

dosen
(Dialihkan dari De Casparis)

Johannes Gijsbertus (Hans) de Casparis (31 Mei 1916 – 19 Juni 2002) adalah seorang filolog dari Belanda.[1] Selain memiliki banyak karya ilmiah dan prestasi akademik, dia berjasa mengubah sikap pemerintah Indonesia yang dahulunya menganggap remeh bidang arkeologi untuk dijadikan bahan pengajaran tentang sejarah awal dan arkeologi di Indonesia.

Infobox orangJohannes Gijsbertus de Casparis
Biografi
Kelahiran31 Mei 1916 Edit nilai pada Wikidata
Kematian19 Juni 2002 Edit nilai pada Wikidata (86 tahun)
Data pribadi
PendidikanUniversitas Leiden Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
PekerjaanIndologist (en) Terjemahkan, orientalis, dosen Edit nilai pada Wikidata
Bekerja diUniversitas Leiden, Dutch ordinary professor (en) Terjemahkan. Q65588662 Terjemahkan (1978–1986)
Universitas Leiden Edit nilai pada Wikidata

Pendidikan

sunting

Pada tahun 1958, Johannes Gijsbertus de Casparis dikukuhkan di Kota Surabaya sebagai guru besar di Universitas Airlangga.[2]

Pekerjaan

sunting

Johannes Gijsbertus de Casparis merupakan salah satu ahli kodifikasi. Pada tahun 1956, ia berhasil menyusun buku berisi cara kodifikasi prasasti. Buku ini berjudul Selected Inscriptions from 7th to the 9th Century.[3]

Pemikiran

sunting

Usia prasasti sebagai penanda keberadaan suatu kerajaan

sunting

Johannes Gijsbertus de Casparis telah menjadi salah satu pelopor penentuan keberadaan suatu kerajaan melalui penentuan usia prasasti. Pemikiran ini diterapkan salah satunya pada Kerajaan Majapahit.[4] Ia membuat perkiraan bahwa Samaratungga adalah raja yang memulai pembangunan Candi Borobudur. Ia memperkirakan pembangunannya dimulai pada tahun 824 M dalam masa kekuasaan Wangsa Syailendra. Selain itu, ia menyimpulkan bahwa nama lengkap dari Candi Borobudur ialah Bhumisambharabuddhara yang berarti Gunung Himpunan Kebajikan Sepuluh Tingkatan Bodhisatwa.[5]

Hasil karya

sunting
  • L'Importance de la disyllabie en Javanais, (1947)
  • Prasasti I: Inscripties uit de Çailendra-tijd, (1950)
  • Twintig jaar studie van de oudere geschiedenis van Indonesia (1931-1951), (1954)
  • Prasasti Indonesia II: Selected Inscriptions from the 7th to the 9th century A.D., (1956)
  • Short inscriptions from Tjaṇḍi Plaosan-lor, (1958)
  • Historical writing on Indonesia, (1961)
  • Indonesian palaeography: a history of writing in Indonesia from the beginnings to C. A, Part 1500, (1975)
  • Peranan Adityawarman Putera Melayu di Asia Tenggara, (1989)
  • An ancient garden in West Sumatra, (1990)

Rujukan

sunting
  1. ^ Gomperts, A.; Klokke, M.J. (2003). "In memoriam J.G. de Casparis 31 May 1916 - 19 June 2002". Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. 159 (4): 471–487. 
  2. ^ Rofiq, Ahmad Choirul (2020). Historiografi Lokal: Babad Ponorogo dan Kepahlawanan Masyarakat Ponorogo (PDF). Sleman: Bintang Pustaka Madani. hlm. 30. ISBN 978-623-6786-49-9. 
  3. ^ Maftukhin, Firdaus. A., dan Khamami, R. (2017). Melacak Jejak Spiritualitas Bhinneka Tunggal Ika dan Visi Penyatuan Nusantara (PDF). Tulungagung: IAIN Tulungagung Press. hlm. 10. ISBN 978-602-61824-1-8. 
  4. ^ Margana, Sri (2021). "Sandhyakala ning Majapahit Menurut Babad Jawa dan Historiografi Kolonial". Dalam Koesbardiati, T., Murti, D. B., dan Bestiana, D. Sandhyakala ning Majapahit: Pembelajaran dari Pasang Surut Kerajaan Majapahit (PDF). Surabaya: CV. Putra Media Nusantara. hlm. 197. ISBN 978-623-6611-35-7. 
  5. ^ Kartapranata, Gunawan (2014). "Upacara Waisak di Candi Borobudur". Indonesia dalam Infografik. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 31. ISBN 978-979-709841-4. 

Pranala luar

sunting