Deiksis adalah kata atau frasa yang rujukannya tidak tetap.[1] Ada tiga jenis deiksis, yaitu deiksis ruang (misalnya ini, di situ, dan begitu), deiksis persona (misalnya saya, kamu, dan ia), dan deiksis waktu (misalnya kemarin, sekarang, dan besok). Ketiga jenis deiksis ini bergantung pada interpretasi para peserta komunikasi yang berada di dalam konteks yang sama.[2]

Bentuk deiksis sunting

Deiksis ruang sunting

Deiksis ruang berkaitan dengan lokasi relatif penutur dan mitra tutur yang terlibat di dalam interaksi.[butuh rujukan]

Deiksis personal sunting

Deiksis personal dapat dilihat pada bentuk-bentuk pronomina. Bentuk-bentuk pronomina itu sendiri dibedakan atas pronomina orang pertama, pronomina orang kedua, dan pronomina orang ketiga. Di dalam Bahasa Indonesia, bentuk ini masih dibedakan atas bentuk tunggal dan bentuk jamak sebagai berikut.[3]

  • Orang pertama: tunggal (aku, saya); jamak (kami, kita)
  • Orang kedua: tunggal (engkau, kamu, Anda); jamak (kamu semua, Anda semua kalian)
  • Orang ketiga: tunggal (ia, dia, beliau); jamak (mereka)

Deiksis waktu sunting

Deiksis waktu berkaitan dengan waktu relatif penutur atau penulis dan mitra tutur atau pembaca.[butuh rujukan] Pengungkapan waktu di dalam setiap bahasa berbeda-beda. Dalam bahasa Indonesia mengungkapkan waktu dengan sekarang untuk waktu kini, tadi dan dulu untuk waktu lampau, nanti untuk waktu yang akan datang. Hari ini, kemarin, dan besok juga merupakan hal yang relatif, dilihat dari kapan suatu ujaran diucapkan.

Catatan kaki sunting

  1. ^ Chaer, 2010, hlm. 31
  2. ^ Kushartanti, 2009, hlm. 111
  3. ^ Utama, Harits (2012). "Pemakaian Deiksis Persona dalam Bahasa Indonesia". Students e-Journal. 1 (1): 7. 

Bibliografi sunting

  • Chaer, A. (2010), Kesantunan Berbahasa, Jakarta: Rineka Cipta 
  • Kushartanti (2009), "Pragmatik", dalam Kushartanti, Yuwono, U., Lauder, M., Pesona Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 
  • Purwo, B.K. (1984), Deiksis dalam Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka