Dholavira

Situs arkeologi di Kutch, Gujarat di India Barat

Dholavira (Gujarati: ધોળાવીરા) adalah suatu situs arkeologi di Khadirbet, Taluka Bhachau, Distrik Kutch, negara bagian Gujarat di India Barat, yang namanya digunakan pada desa yang terletak sejauh 1 kilometer (0,62 mi) di selatan. Desa ini berjarak 165 km (103 mi) dari Radhanpur. Situs yang juga dikenal masyarakat lokal sebagai Kotada timba terdiri dari reruntuhan Peradaban Lembah Sungai Indus/kota kuno Harappa.[1] Dholavira terletak di garis balik utara. Situs ini merupakan salah satu dari lima situs terbesar Harappa dan situs arkeologi paling penting di India dari Peradaban Lembah Sungai Indus.[2] Situs ini diakui telah menjadi kota terbesar[3] pada masanya. Situs ini berlokasi di pulau Khadir bet di dalam Suaka Margasatwa Gurun Kutch Desert, Rann Kutch. Kota yang berbentuk segiempat dengan luas 47 ha (120 ekar) terbentang di antara dua aliran sungai, yakni sungai Mansar di utara dan sungai Manhar di selatan.[4] Situs ini ditempati dari sekitar 2650 SM, yang merosot perlahan setelah sekitar 2100 SM. Situs ini sempat ditinggalkan sebelum ditempati kembali hingga sekitar 1450 SM.[5]

Dholavira
Bagian dari situs yang telah digali
LokasiKhadirbet, Distrik Kutch, India
JenisPemukiman penduduk
Luas47 ha (120 ekar)
Sejarah
PeriodeHarappa 1 hingga Harappa 5
BudayaPeradaban Lembah Sungai Indus
Catatan situs
Akses umumYa

Situs ini ditemukan pada 1967-1968 oleh J. P. Joshi, mantan Direktur-Jenderal Badan Survei Arkeologi India dan merupakan lima situs terbesar dari delapan situs utama Harappa. Situs ini telah dilakukan penggalian sejak 1990 oleh Badan Survei Arkeologi India, yang berpendapat bahwa "Dholavira tentunya telah menambah dimensi baru bagi masyarakat Peradaban Lembah Sungai Indus."[6] Situs utama Harappa lainnya yang ditemukan yakni Harappa, Mohenjo-daro, Ganeriwala, Rakhigarhi, Kalibangan, Rupnagar, dan Lothal.

Kronologi Dholavira sunting

 
Denah Dholavira

R.S. Bisht, pengarah penggalian Dholavira, telah menentukan tujuh tahapan pendudukan di Dholavira sebagai berikut:[7]

Tahapan Tanggal
Tahap I 2650–2550 SM Harappa Awal – Peralihan menuju Kemakmuran Harappa A
Tahap II 2550–2500 SM Harappa Awal – Peralihan menuju Kemakmuran Harappa B
Tahap III 2500–2200 SM Kemakmuran Harappa A
Tahap IV 2200–2000 SM Kemakmuran Harappa B
Tahap V 2000–1900 SM Kemakmuran Harappa C
1900–1850 SM Masa kemerosotan
Tahap VI 1850–1750 SM Pasca Kemakmuran Harappa A
1750–1650 SM Masa kemerosotan
Tahap VII 1650–1450 SM Pasca Kemakmuran Harappa B

Penggalian sunting

Penggalian dimulai pada 1989 oleh Badan Survei Arkeologi India di bawah arahan R. S. Bisht, dan terdapat 13 penggalian lapangan antara 1990 dan 2005. Penggalian dilakukan untuk mengetahui tata ruang dan arsitektur kota, serta menggali banyak barang-barang antik seperti segel, manik-manik, tulang hewan, emas, perak, ornamen terakota, tembikar, dan bejana perunggu. Pakar arkeologi meyakini[meragukan] bahwa Dholavira merupakan pusat perdagangan yang penting bagi pemukiman di Gujarat, Sindh dan Punjab, serta Asia Barat.[8][9]

Arsitektur dan tata ruang sunting

Kota Dholavira yang diperkirakan lebih tua dari kota pelabuhan Lothal[10] berbentuk segi panjang, dan terbentang lebih dari 22 ha (54 ekar). Wilayah kota ini memiliki panjang 771,1 m (2.530 ft) dan lebar 616,85 m (2.023,8 ft).[6] Tidak seperti Harappa dan Mohenjo-daro, kota ini dibangun berdasarkan tata ruang geometris yang terdiri dari tiga bagian – benteng, pusat kota, dan pinggiran kota.[11] Benteng dan pusat kota telah dilengkapi sistem pertahanan, gerbang, area bangunan, sistem jalan, sumur, dan ruang terbuka yang luas. Wilayah benteng merupakan wilayah yang paling kuat[6] dan paling kompleks, yang menonjolkan bagian utama dari zona barat daya.[12] Di sekitar benteng terdapat wilayah yang ditempati oleh pejabat penting.[13] Wilayah kota dengan pertahanan umum terbentang seluas 48 ha (120 ekar). Terdapat wilayah tambahan yang berada di luar wilayah dengan pertahanan. Ditemukan wilayah pemukiman lainnya di luar dinding kota.[6] Bagian yang paling menarik dari kota ini adalah bangunannya, yang setidaknya bertahan hingga saat ini, dibangun dari batu, sedangkan sebagian besar situs Harappa lainnya, termasuk Harappa sendiri dan Mohenjo-daro, sebagian besar dibangun hanya dari bata.[14] Dholavira diapit oleh dia aliran air; sungai Mansar di utara, dan sungai Manhar di selatan.

Reservoar sunting

 
Salah satu reservoar air, dengan tangga, di Dholavira

"Jenis sistem efisien Harappa di Dholavira, yang dikembangkan untuk konservasi, pertanian, dan penyimpanan air menjelaskan mengenai teknik hidrolik canggih, memberikan negeri ini teknologi pada milenium ketiga SM," kata R.S.Bist, Direktur Jenderal (Purn.) Badan Survei Arkeologi India. Salah satu ciri unik[15] dari Dholavira adalah sistem konservasi air yang mutakhir,[16] yang pertama kali dibuat di dunia,[17] sepenuhnya dibangun dari batu. Kota ini memiliki reservoar yang banyak, tiga di antaranya telah ditemukan.[18] Reservoar ini digunakan untuk menampung air yang turun melalui hujan[16] atau untuk menampung air yang mengalir dari dua sungai kecil terdekat.[15] Reservoar ini dibangun dalam menghadapi iklim dan kondisi kering di Kutch, yang berlangsung selama beberapa tahun tanpa hujan. Sungai musiman yang mengalir dari utara ke selatan di dekat situs ditampung di beberapa titik untuk mengumpulkan air.

Penduduk Dholavira membuat enam belas atau lebih reservoar[5] dalam berbagai ukuran selama Tahap III.[6] Beberapa di antaranya memanfaatkan kemiringan tanah dalam pemukiman yang besar,[6] dengan kedalaman 13 meter (43 ft) dari timur laut ke barat laut. Reservoar lainnya juga dilakukan penggalian, beberapa di antaranya terbentuk dari batuan sekitar. Laporan terbaru telah menemukan dua reservoar besar, salah satu reservoar terletak di timur benteng dan yang lainnya di selatan, di dekat paviliun.[19]

Reservoar dibangun dengan potongan batu secara vertikal, dan memiliki kedalaman 7 m (23 ft) dan panjang 79 m (259 ft). Reservoar terbentang di seluruh kota, sementara benteng dan pemandian umum terpusat di tanah yang tinggi.[16] Terdapat pula sumur besar dengan potongan batu yang terhubung menuju drainase untuk mengalirkan air menuju tangki penyimpanan.[16] Tangki air yang digunakan untuk mandi memiliki air yang menurun ke dalam.[16]

Pada Oktober 2014 penggalian dimulai pada stepwell yang memiliki panjang 73,4 meter (241 ft), lebar 29,3 meter (96 ft), dan kedalaman 10 meter (33 ft), menjadikannya tiga kali lebih besar dari Pemandian Besar Mohenjedaro.[20]

Struktur dan objek lainnya sunting

Struktur lingkaran besar dalam situs diyakini sebagai makam atau tugu peringatan,[16] meski tidak terdapat kerangka manusia. Struktur ini dibangun dari sepuluh dinding bata lumpur melingkar yang dibangun dalam bentuk roda beruji.[16] Banyak struktur pemakaman yang telah ditemukan (meski hampir dari semuanya tidak ditemukan kerangka),[16] serta potongan tembikar, segel terakota, gelang, cincin, manik-manik, dan prasasti intaglio.[16]

Bangunan hemisfer sunting

Tujuh bangunan hemisfer ditemukan di Dholavira, dua di antaranya ditemukan utuh saat penggalian, yang dibangun dari ruang potongan batu besar.[6] Dengan bentuk melingkar, bangunan tersebut merupakan bangunan hemisfer besar yang dibentuk dari bata lumpur. Salah satu di antaranya dibentuk menyerupai roda beruji. Bangunan lainnya dibangun dengan bentuk yang sama, tetapi tanpa ruji. Meski berisi tembikar untuk pemakaman, tidak ada kerangka yang ditemukan kecuali satu makam dengan kerangka dan sebuah cermin tembaga.[6] Sebuah kalung dari manik-manik steatik yang disusun pada kawat tembaga dengan kait di kedua ujung, sebuah gelang emas, emas, dan manik-manik lainnya juga ditemukan pada salah satu struktur hemisfer.[6]

Struktur hemisfer tersebut menyerupai stupa Buddha awal.[6] Badan Survei Arkeologi India, yang melakukan penggalian, berpendapat bahwa "jenis desain roda dengan dan tanpa ruji juga terdapat pada salah satu Sararata-chakra-citi dan sapradhi-rata-chakra-citi yang disebutkan dalam Satapatha Brahmana dan Sulba-sutras."[6]

Barang-barang temuan sunting

Tembikar Indus, segel berbentuk persegi, segel tanpa aksara Indus, sebuah papan penanda besar dengan panjang sekitar 3 meter (9,8 ft), yang berisi sepuluh huruf aksara Indus, dll ditemukan dalam situs ini. Satu figura pria yang duduk yang terbuat dari batu juga ditemukan dalam kondisi tidak terawat bila dibandingkan dengan dua ukiran batu dengan kualitas tinggi di Harappa.[21] Bejana berpola hitam besar dengan alas yang menonjol juga ditemukan di situs ini. Sebuah palu perunggu besar, sebuah ukiran besar, sebuah cermin genggam perunggu, seutas kawat emas, anting emas, globule emas dengan lubang, celt dan gelang tembaga, gelang dari kerang, simbol batu yang menyerupai phallus, segel persegi dengan aksara Indus, sebuah segel bulat, hewan berpunuk carleian, tembikar dengan motif lukisan, gelas kecil, dish-on-stand, guci berlubang, pasak Terakota dengan kondisi terawat, komponen arsitektur yang dibuat dari batu balas, batu gerinda, mortir, dan sebagainya, juga ditemukan di situs ini. Timbangan batu dengan berbagai ukuran juga ditemukan.[22]

Jalur pantai sunting

Sebuah jalur pantai diketahui menghubungkan Lothal dan Dholavira menuju Sutkagan Dor di pantai Makran.[23]

Bahasa dan aksara sunting

Masyarakat Harrapa berbicara dalam bahasa yang tidak diketahui dan aksaranya belum dapat ditafsirkan. Bahasa yang mereka gunakan diyakini telah memiliki sekitar 400 tanda dasar dengan banyak variasi.[24] Tanda-tanda tersebut kemungkinan mewakili kata dan bunyi tertentu.[24] Arah penulisan umumnya dari kanan dan kiri.[25] Sebagian besar aksara ditemukan pada segel (yang sebagian besar terbuat dari batu) dan alat pembuat segel (potongan tanah liat yang digunakan dalam menekan segel dan menghasilkan cetakan). Sebagian aksara juga ditemukan pada papan tembaga, perkakas perunggu, dan benda kecil yang terbuat dari terakota, batu, dan glasir. Segel tersebut mungkin telah digunakan dalam perdagangan serta dalam administrasi pemerintahan.[26] Banyak barang dengan aksara yang ditemukan di Mohenjo-daro dan situs-situs Peradaban Lembah Sungai Indus yang lain.

Papan penanda sunting

 
Sepuluh simbol Indus yang ditemukan di dekat gerbang utara Dholavira

Salah satu penemuan paling signifikan di Dholavira terdapat pada ruang samping dari gerbang utara kota, dan umumnya diketahui sebagai Papan Penanda Dholavira. Warga Harappa telah menyusun dan menetapkan potongan gypsum mineral untuk membentuk simbol atau huruf berukuran besar pada papan kayu besar.[26] Pada suatu saat, papan tersebut jatuh. Kayu yang digunakan untuk membuat papan rusak, tetapi susunan huruf bertahan utuh. Huruf-huruf pada papan sebanding dengan dinding bata yang digunakan pada dinding sekitar. Setiap simbol memiliki tinggi 37 cm (15 in) dan papan yang digunakan untuk menulis simbol tersebut memiliki panjang 3 m (9,8 ft).[27] Prasasti ini merupakan salah satu dari aksara Indus yang terpanjang, dengan salah satu simbol muncul empat kali, dan prasasti ini menjadi bagian dari bukti penting yang diperdebatkan para cendekiawan bahwa aksara Indus mewakili literasi penuh. Aksara empat tanda dengan huruf berukuran besar pada batu paras juga ditemukan di situs tersebut, yang menjadi prasasti serupa yang pertama pada batu paras di banyak situs Harappa.

Referensi sunting

  1. ^ Gopinath, P. Krishna (15 Juli 2017). "Ruins on the Tropic of Cancer" (dalam bahasa Inggris). The Hindu. Diakses tanggal 3 November 2018. 
  2. ^ Pattanaik, Devdutt (19 Oktober 2017). "Where does history begin?" (dalam bahasa Inggris). Condé Nest Traveller. Diakses tanggal 3 November 2018.  (perlu berlangganan)
  3. ^ Kenoyer & Heuston 2005, hlm. 55.
  4. ^ UNESCO World Heritage Centre. "Dholavira: A Harappan City". whc.unesco.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 3 Juni 2016. 
  5. ^ a b Possehl 2004, hlm. 17.
  6. ^ a b c d e f g h i j k "Excavations-Dholavira" (dalam bahasa Inggris). Archaeological Survey of India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-11. Diakses tanggal 30 Juni 2012. 
  7. ^ Possehl 2004, hlm. 67.
  8. ^ Kumar, M (November 2000). "Aqua Dholavira" (dalam bahasa Inggris). Archaeology. Diakses tanggal 3 November 2018. 
  9. ^ McIntosh 2008, hlm. 177.
  10. ^ Suman, Saket (14 Januari 2016). "When history meets development". TheStatesman (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-15. Diakses tanggal 3 November 2018. 
  11. ^ McIntosh 2008, hlm. 174.
  12. ^ McIntosh 2008, hlm. 224.
  13. ^ McIntosh 2008, hlm. 226.
  14. ^ Wheeler 1968, hlm. 33.
  15. ^ a b Singh 2008, hlm. 155.
  16. ^ a b c d e f g h i "Dholavira excavations throw light on Harappan civilisation". United News of India (dalam bahasa Inggris). Indian Express. 25 Juni 1997. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-18. Diakses tanggal 3 November 2018. 
  17. ^ Centre, UNESCO World Heritage. "Dholavira: A Harappan City - UNESCO World Heritage Centre". whc.unesco.org (dalam bahasa Inggris). 
  18. ^ McIntosh 2008, hlm. 84.
  19. ^ Possehl 2004, hlm. 69.
  20. ^ Tewari, Ankur (8 Oktober 2014). "5,000-year-old Harappan stepwell found in Kutch, bigger than Mohenjodaro's" (dalam bahasa Inggris). The Times of India. Diakses tanggal 3 Januari 2015. 
  21. ^ Possehl 2002, hlm. 124.
  22. ^ Singh 2008, hlm. 163.
  23. ^ Singh 2008, hlm. 167.
  24. ^ a b Parpola, Asko (2005). "Study of the Indus Script" (pdf) (dalam bahasa Inggris). 50th ICES Tokyo Session. 
  25. ^ Mahadevan, Iravatham (4 Februari 2007). "Towards a scientific study of Indus Script". The Hindu (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-02-06. Diakses tanggal 30 Juni 2012. 
  26. ^ a b Kenoyer 1998.
  27. ^ Possehl 2004, hlm. 70.

Bacaan lebih lanjut sunting

Pranala luar sunting