Bahasa Sunda Brebes
Bahasa Sunda Brebes (ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮘᮢᮨᮘᮨᮞ᮪, basa Sunda Brebes) atau dialek Brebes[7] adalah sebuah dialek bahasa Sunda yang lazimnya dituturkan oleh penduduk bersuku Sunda di sebagian wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah khususnya di bagian selatan dan barat daya. Dalam rumpun bahasa Sunda, bahasa Sunda Brebes termasuk ke dalam rumpun dialek Sunda Timur Laut yang berkerabat dekat dengan bahasa Sunda Kuningan.[8][9] Bahasa ini diperkirakan mempunyai penutur sebanyak 14% dari keseluruhan penduduk Kabupaten Brebes.[3]
Bahasa Sunda Brebes
Basa Sunda Brebes ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮘᮢᮨᮘᮨᮞ᮪ Basa Sunda Jama Déwék ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮏᮙ ᮓᮦᮝᮦᮊ᮪ | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Pengucapan | basa sʊnda ʙrəbəs | ||||||
Dituturkan di | Indonesia | ||||||
Wilayah |
| ||||||
Penutur | 14% dari populasi Kabupaten Brebes atau ± 253.000 jiwa (2019)[3][4] | ||||||
| |||||||
Status resmi | |||||||
Diakui sebagai bahasa minoritas di | |||||||
Kode bahasa | |||||||
ISO 639-3 | – | ||||||
Glottolog | breb1234 | ||||||
| |||||||
Lokasi penuturan | |||||||
Wilayah di kabupaten Brebes di mana dialek Brebes adalah mayoritas
Wilayah di kabupaten Brebes di mana dialek Brebes adalah minoritas | |||||||
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
| |||||||
Portal Bahasa | |||||||
Meskipun secara fonologis bahasa Sunda Brebes sama dengan bahasa Sunda baku, bahasa Sunda Brebes memiliki keunikan tersendiri berupa kosakata, tata bahasa, dan intonasi yang berbeda dengan bentuk standar bahasa Sunda.
Wilayah penuturan
suntingWilayah utama penutur bahasa Sunda Brebes meliputi kecamatan Salem, Bantarkawung, Ketanggungan, Banjarharjo, Tanjung (Sarireja dan Luwungbata), Larangan (Wlahar, Kamal, dan Pamulihan), dan kecamatan Kersana (Kradenan, Pende, dan Sindang Jaya).[10][11][12]
Bahasa Sunda juga digunakan dalam tingkat yang lebih rendah di beberapa desa di kecamatan Bumiayu (Pruwatan dan Laren), kecamatan Bantarkawung (Cinanas, Cibentang, Karang Pari, Pangebatan, Kebandungan, dan Bantarkawung), kecamatan Ketanggungan (Pamedaran, Baros, Kubangsari, Kubangjati, Dukuhbadag, dan Kubangwungu), Banjarharjo (Banjarharjo, Cimunding, Ciawi, Tegalreja, dan Banjar Lor), kecamatan Losari (Karang Junti, Dukuhsalam, dan Babakan), kecamatan Kersana (kubangpari), dan kecamatan Paguyangan (Kedungoleng).[13]
Bahasa Sunda Brebes juga digunakan di Kabupaten Tegal, tepatnya di desa Prupuk Selatan, kecamatan Margasari yang berada di sebelah timur Sungai Pemali. Dituturkan oleh sekitar 1.000 sebagai bahasa kedua, dimana bahasa ibu mereka adalah bahasa Jawa Tegal.[2]
Penggunaan
suntingPenutur bahasa Sunda di Kabupaten Brebes selalu menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa pengantar sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat setempat.[14] Di dalam kehidupan sehari-hari, seperti jual beli di pasar, ceramah agama di masjid, dan upacara adat (pernikahan, khitanan, syukuran, sedekah bumi), bahasa Sunda selalu digunakan sebagai bahasa pengantar. Meskipun begitu, bahasa Sunda di Kabupaten Brebes hanya digunakan dalam ragam lisan, bukan dalam ragam tulis dan sampai saat ini bahasa tersebut masih dipelihara dengan baik oleh masyarakat penuturnya.[11]
Kebiasaan yang menarik yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di Kecamatan Losari, Banjarharjo, dan beberapa kecamatan di daerah Brebes selatan adalah adanya kecenderungan masyarakat dalam melakukan hampir seluruh aktivitasnya, seperti bersekolah, berobat, berbelanja, atau keperluan lain lebih cenderung melakukannya ke Kecamatan Ciledug, yakni kecamatan yang ada di sebelah timur Kabupaten Cirebon daripada ke kota Brebes itu sendiri. Hal ini disebabkan karena lebih mudahnya mendapatkan sarana transportasi ke arah Ciledug daripada ke Brebes juga dipengaruhi oleh faktor masyarakat yang sebahasa yang menjadikan mudahnya berkomunikasi dan ikatan satu bahasa.[15]
Karakteristik
suntingPerbedaan bahasa Sunda Brebes dengan bahasa Sunda standar tampak menonjol pada intonasi dan beberapa kosakata, sedangkan dalam tataran frasa dan kalimat tidak terjadi perbedaan. Dalam tataran frasa, misalnya adalah:[16]
- imah bapa = rumah bapak
- peti suluh = peti kayu
- budak bandel = anak nakal
- hayang héés/pineuh = ingin tidur
- ngakan/nyatu kéjo = makan nasi
- gedé ujur = besar sekali
- jenuk/bera budak = banyak anak.
Kalimat bahasa Sunda Brebes contohnya adalah:[16]
- Misah/ambih lulus ujian nyanéh kudu di ajar = Agar lulus ujian kamu harus belajar;
- Iraha nyanéh mangkat = Kapan kamu pergi;
- Naha nyanéh telat = Mengapa kamu terlambat?;
- Mih balik ti pasar = Ibu pulang dari pasar;
- Kaka geus indit = kakak sudah pergi.
Yang menarik adalah sebagian kosakata bahasa Sunda standar yang termasuk kosakata netral (tidak kasar dan juga tidak halus) di dalam bahasa Sunda Brebes selalu diaggap lebih halus. Misalnya, frasa;[16]
- Hayang saré = ingin tidur
- dahar sangu = makan nasi
Di dalam bahasa Sunda Brebes dianggap halus, padahal di dalam bahasa Sunda Standar kedua frasa itu bermakna netral. Frasa yang bermakna ingin tidur dan makan nasi di dalam bahasa Sunda Brebes adalah hayang héés dan ngakan kéjo. Selain "héés" untuk mengungkapkan kata "tidur", juga digunakan kata "pineuh" di bantarkawung sebagai padanannya.
Tabel perbandingan Bahasa Sunda Brebes dan Bahasa Sunda Standar[12][17][16]
Bahasa Sunda Brebes | Bahasa Sunda Standar | Arti |
---|---|---|
pocor | ucur | alir / mengalir |
api | seuneu | api |
hiber | ngambang | apung / mengapung |
apik/hade | alus | baik |
ula | oray | ular |
jegu | mentul | tumpul |
dolog | kendor | rendah |
lésang | leueur | licin |
rupit | heurin | sempit |
weureu | mabok | mabuk |
jenuk | loba | banyak |
ngaréngkol | ngagolér | berbaring |
buburuh | moro | berburu |
ngacoblok | ngomong | berbicara |
gulung | gelut | berkelahi |
ruag | bongkar | bongkar |
pineuh | saré | tidur |
rubiah | pamajikan | istri |
mungkal | batu | batu |
suluh | kai | kayu |
bugang | bangké | bangkai |
jenu | tuba | racun ikan |
kédé | kénca | kiri |
dingding | bilik | dinding |
goah | dapur | dapur |
talang | golodog | beranda |
gendeng | hateup | atap |
paranjé | kandang embé | kandang domba |
kaso/usuk/layeus | kaso-kaso | kasau |
epyan | lalangit | langit-langit |
samak | lampit | tikar |
budin | sampeu | singkong |
réngkol | golér | baring |
hawangan | walungan | sungai |
doyong | déngdék | miring |
balimbing | balingbing | belimbing |
sabrang | cabé | cabai |
gandul | gedang | pepaya |
delima | dalima | delima |
albi | jeungjing | Sengon |
gendul | botol | botol |
Lihat pula
suntingReferensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ Wahyuni (2010), hlm. 72.
- ^ a b F., Hanafi (2014). "Penggunaan Bahasa Sunda Dimasyarakat Cianjur". Antropologi Budaya (G10E.060201). Sumedang, Indonesia: Universitas Padjadjaran. Diakses tanggal 9 Oktober 2024.
- ^ a b Susanto (2019).
- ^ BPS Kabupaten Brebes (2019).
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011.
- ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ^ Hammarström, Forkel & Haspelmath (2021).
- ^ Suyanto (2018), hlm. 210.
- ^ Junawaroh (2010), hlm. 102.
- ^ Rosyadi (2018), hlm. 8.
- ^ a b Junawaroh (2020), hlm. 143.
- ^ a b Choeri Apriany (2020), hlm. 4.
- ^ Bighoviq (2020), hlm. 4.
- ^ Sutrisno (2021), hlm. 99-100.
- ^ Is Rhosyantina (2014), hlm. 32.
- ^ a b c d Tjatur Wisnu Sasangka (1999), hlm. 46.
- ^ Wahya (2016), hlm. 132.
Daftar pustaka
sunting- Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2021). "Brebes". Glottolog 4.5. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- Susanto, Ridlo (2019). "Penutur Bahasa Sunda di Brebes Makin Menyusut" [The number of Sundanese speakers in Brebes is decreasing]. gatra.com. Diakses tanggal 15 Mei 2021.
- BPS Kabupaten Brebes (2019). "Jumlah Penduduk Kab. Brebes Menurut Kecamatan (Jiwa), 2016-2019" [Total Population of. Brebes Regency by Sub-District (Soul), 2016-2019]. Diakses tanggal 15 Mei 2021.
- Wahyuni, S. (2010). "Tarik-Menarik Bahasa Jawa Dialek Banyumas dan Bahasa Sunda di Perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat Bagian Selatan sebagai Sikap Pemertahanan Bahasa oleh Penutur". Seminar Nasional Pemertahanan Bahasa Nusantara.
- Suyanto (2018). "Bahasa Sunda sebagai Bahasa Ibu di Provinsi Jawa Tengah:Studi Data Sensus Penduduk 2010". NUSA. 13. doi:10.14710/nusa.13.2.201-212 .
- Junawaroh, Siti (2010). "Inovasi Fonetis Dalam Bahasa Sunda Di Kabupaten Brebes". Seminar Nasional Pemertahanan Bahasa Nuasantara.
- Rosyadi, Diding; Zulaeha, Ida; Baehaqie, Imam (2018). "Perbandingan Leksikon Bahasa Jawa dengan Bahasa Sunda di Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes". Jurnal Sastra Indonesia. 6.
- Junawaroh, Siti (2020). "SIKAP BAHASA KAUM MUDA SUNDA BREBES". Jurnal AKRAB JUARA. 5.
- Choeri Apriany, Winda;Sudaryat, Yayat; Haerudin, Dingding (2020). "BASA SUNDA DIALÉK BREBES DI KACAMATAN SALEM PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA DI SMP". Winda Choeri Apriany : Basa Sunda Dialek Brebes (dalam bahasa Sunda).
- Bighoviq, M Izet (2020). "PERBANDINGAN KOSAKATA BAHASA JAWA DENGAN BAHASA SUNDA DI WILAYAH BREBES SELATAN". Perbandingan Kosakata Bahasa Jawa dengan Bahasa Sunda Di Wilayah Brebes Selatan: 4.
- Sutrisno, Andi; Muliawati, Hesti; Dutha Bahari, Andika; Bediyanto (2021). "PEMERTAHANAN BAHASA SUNDA SEBAGAI WUJUD IDENTITAS MASYARAKAT DI DESA LUWUNG BATA, BREBES, JAWA TENGAH". Jurnal Penelitian Bahasa Dan Sastra Indonesia. 6.
- Is Rhosyantina, Laura (2014). "ALIH KODE, CAMPUR KODE, DAN INTERFERENSI DALAM PERISTIWA TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI RANAH PASAR TRADISIONAL CISANGGARUNG LOSARI KABUPATEN BREBES (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)". UNY Jurnal: 32.
- Tjatur Wisnu Sasangka, Sry Ssatriya (1999). "Bahasa Sunda di Kabupaten Brebes" (PDF). Diakses tanggal 7 July 2021.
- Wahya, Wahya; Sobarna, Cece; Muhtadin, Teddi; Meganova Lyra, Hera (2016). "INOVASI BAHASA SUNDA DI KECAMATAN SALEM KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH". Riksa Bahasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya. 2.
Bacaan selanjutnya
sunting- Junawaroh, S.; Sobarna, C.; Wahya; Riyanto, S. (2018). "Brebes Sundanese Language in the Realm of Social Intercourse as a Territorial Identity". KnE Social Sciences / The 1st International Seminar on Language, Literature and Education (ISLLE 2017). 3 (9): 357–363. doi:10.18502/kss.v3i9.2697 .