Dialek di Pesisir Selatan

Di kabupaten Pesisir Selatan, provinsi Sumatera Barat terdapat tiga dialek utama yaitu dialek utara, dialek tengah dan dialek selatan. Dialek utara merupakan bahasa Minangkabau yang dituturkan oleh masyarakat mulai dari kecamatan Koto XI Tarusan, kecamatan Bayang sampai ke kecamatan IV Jurai, sedangkan dialek tengah merupakan bahasa Minangkabau yang dituturkan oleh masyarakat yang dulunya disebut kawasan Bandar Sepuluh (Banda X) yang dimulai dari kecamatan Batangkapeh sampai kecamatan Linggo Sari Baganti. Kemudian dialek selatan merupakan bahasa Minangkabau yang dituturkan oleh masyarakat yang tinggal di kecamatan Pancung Soal, kecamatan Basa Empat Balai dan kecamatan Lunang Silaut.

Dialek Utara

sunting

Dialek ini mirip dengan dialek yang dituturkan oleh masyarakat kabupaten Solok dan masyarakat kota Padang terutama kecamatan Bungus Teluk Kabung.

Dialek Tengah

sunting

Dialek ini mirip dengan dialek yang dituturkan oleh masyarakat kabupaten Solok Selatan

Dialek Selatan

sunting

Dialek ini mirip dengan Bahasa Mukomuko atau bahasa yang dituturkan oleh masyarakat kabupaten Mukomuko atau Bengkulu Utara.

beberapa keunikan dari dialek ini:

  1. kata yang berakhir dengan vokal u biasanya akan mengalami gejala sengauisasi, dengan menambahkan diftong NG. contoh : pintu menjadi pitung, kunci menjadi kucing
  2. konsonan yang terletak antara dua suku kata biasanya akan menghilang, contoh : gantung menjadi gatuang, langsung menjadi lasuang
  3. vokal e atau pada sukukata pertama akan diucapkan secara cepat atau agak menghilang, contoh : kadai menjadi k'dai, gadang menjadi g'dang
  4. konsonan R biasanya diucapkan menjadi konsonan ganda GH (huruf Ghain dalam ejaan Arab), contoh : paruik menjadi p'ghuik

Untuk ciri-ciri kosakata dan pola kata lainnya hampir dengan bahasa Minang pada umumnya