Diglosia adalah suatu situasi bahasa di mana terdapat pembagian fungsional atas variasi-variasi bahasa atau bahasa-bahasa yang ada di masyarakat. Yang dimaksud ialah bahwa terdapat perbedaan antara ragam formal atau resmi dan tidak resmi atau non-formal. Contohnya misalkan di Indonesia terdapat perbedaan antara bahasa tulis dan bahasa lisan.[1]

Etimologi sunting

Istilah diglosia ini pertama kali digunakan dalam bahasa Prancis diglossie yang diserap dari bahasa Yunani διγλωσσία, 'dwibahasa') oleh bahasawan Yunani Ioannis Psycharis. Ahli bahasa Arab William Marçais lalu juga menggunakannya pada tahun 1930 untuk menuliskan situasi bahasa di dunia Arab.

Catatan kaki sunting

  1. ^ Hal ini juga bisa diamati di Wikipedia bahasa Indonesia di mana terdapat perbedaan penggunaan bahasa di ruang utama artikel dan di halaman pembicaraan.