Dikromasi (dari kata di yang berarti "dua" dan chroma yang berarti "warna") adalah suatu keadaan ketika mata hanya mempunyai dua reseptor warna saja. Organisme yang dikromatik disebut dikromat. Penglihatan warna dikromat merupakan hasil dari penggabungan dua spektrum cahaya saja, sementara penglihatan trikromat merupakan penggabungan tiga spektrum.

Dikromasi
Informasi umum

Manusia pada dasarnya adalah organisme trikromat, sehingga dikromasi merupakan suatu kelainan. Dikromasi diturunkan secara genetik dan utamanya memengaruhi laki-laki.[1] Dikromasi muncul ketika salah satu pigmen kerucut pada mata tidak ada dan warna tereduksi menjadi dua dimensi.[2]

Hewan yang dikromat sunting

Meskipun nenek moyang mereka pada masa Triasik merupakan hewan yang trikromat,[3] hewan berplacenta merupakan hewan dikromat;[4] kemampuan untuk melihat panjang gelombang yang panjang (dan maka hijau dan merah yang terpisah) telah hilang pada nenek moyang mereka, walaupun kemampuan ini masih ada pada marsupialia yang umumnya trikromat.[5] Bukti genetik dan perilaku menunjukkan bahwa marsupialia Didelphis albiventris dari Amerika Selatan merupakan hewan dikromat, dan hanya terdapat dua kelompok opsin kerucut yang ditemukan pada genus Didelphis.[6] Kemampuan dikromatik dapat meningkatkan kemampuan hewan untuk membedakan warna dalam cahaya redup;[7] maka, sifat yang nokturnal mungkin mengakibatkan evolusi dikromasi pada hewan berplacenta.[8]

Hewan berplacenta yang tidak dikromat adalah primata yang berkerabat erat dengan manusia (yang biasanya trikromat) dan mamalia laut (baik pinniped maupun cetacea) yang monokromat.[9] Monyet Dunia Baru dapat menjadi pengecualian: pada beberapa spesies, monyet jantan merupakan dikromat, sementara 60% betina merupakan trikromat; namun, monyet malam merupakan hewan monokromat, dan monyet howler merupakan monyet trikromat.[10][11][12][13]

Penyelidikan terkini menunjukkan bahwa beberapa tupai tanah merupakan dikromat.[14] Gajah juga merupakan hewan dikromat.[15]

Catatan kaki sunting

  1. ^ Cassin, B. and Solomon, S. Dictionary of Eye Terminology. Gainesville, Florida: Triad Publishing Company, 1990.
  2. ^ "Guidelines: Colour Blindness." Tiresias.org. Diakses 29 September 2006.
  3. ^ Jacobs, G. H. (2009). "Evolution of colour vision in mammals" (PDF). Philosophical Transactions of the Royal Society B. 364 (1531): 2957–67. doi:10.1098/rstb.2009.0039. PMC 2781854 . PMID 19720656. 
  4. ^ Bowmaker, JK (1998). "Evolution of colour vision in vertebrates". Eye (London, England). 12 ( Pt 3b): 541–7. doi:10.1038/eye.1998.143. PMID 9775215. 
  5. ^ Arrese, C. A.; Oddy, A. Y.; Runham, P. B.; Hart, N. S.; Shand, J.; Hunt, D. M.; Beazley, L. D. (2005). "Cone topography and spectral sensitivity in two potentially trichromatic marsupials, the quokka (Setonix brachyurus) and quenda (Isoodon obesulus)". Proceedings of the Royal Society of London Series B. 272: 791–796. 
  6. ^ Gutierrez, E.A.; Pegoraro, B.M.; Magalhães-Castro, B.; Pessoa, V.F. (2011). "Behavioural evidence of dichromacy in a species of South American marsupial". Animal Behaviour. 81: 1049–1054. 
  7. ^ Vorobyev, M. (2006). "Evolution of colour vision: The story of lost visual pigments". Perception. ECVP Abstract Supplement. 35. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-06. Diakses tanggal 2014-04-26. 
  8. ^ Neitz, GH (1996). "Mutations in S-cone pigment genes and the absence of colour vision in two species of nocturnal primate" (PDF). Proceedings of the Royal Society B. 263 (1371): 705–10. Bibcode:1996RSPSB.263..705J. doi:10.1098/rspb.1996.0105. PMID 8763792. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-05-31. Diakses tanggal 19 January 2013. 
  9. ^ Vorobyev, M (Jul 2004). "Ecology and evolution of primate colour vision" (PDF). Clinical & experimental optometry : journal of the Australian Optometrical Association. 87 (4–5): 230–8. doi:10.1111/j.1444-0938.2004.tb05053.x. PMID 15312027. Diakses tanggal 7 January 2013. 
  10. ^ Jacobs, G. H.; Deegan, J. F. (2001). "Photopigments and colour vision in New World monkeys from the family Atelidae. Proceedings of the Royal Society of London". , Series B,. 268: 695–702. 
  11. ^ Jacobs, G. H.; Deegan, J. F.; Neitz; Neitz, J.; Crognale, M. A. (1993). "Photopigments and colour vision in the nocturnal monkey, Aotus". Vision Research. 33: 1773–1783. doi:10.1016/0042-6989(93)90168-V. 
  12. ^ Mollon, J. D.; Bowmaker, J. K.; Jacobs, G. H. (1984). "Variations of colour vision in a New World primate can be explained by polymorphism of retinal photopigments. Proceedings of the Royal Society of London". , Series B,. 222: 373–399. 
  13. ^ Sternberg, Robert J. (2006) Cognitive Psychology. 4th Ed. Thomson Wadsworth.
  14. ^ Jacobs, G. H. (July 1969). "Dichromacy in the ground squirrel". Nature. 223 (5204): 414–415. doi:10.1038/223414a0. PMID 5823276. 
  15. ^ Yokoyama, S.; Takenaka, N.; Agnew, D. W.; Shoshani, J. (2005). "Elephants and human color-blind deuteranopes have identical sets of visual pigments". Genetics. 170 (1): 335–44. doi:10.1534/genetics.104.039511. PMC 1449733 . PMID 15781694. 

Referensi sunting

  • Scheibner, H.; Cleveland, S. (1997). "Dichromacy characterized by chrominance planes". Vision Research. 38 (1): 3403–3407. 

Pranala luar sunting