Diplodocus
Rentang fosil: Jurassic akhir
Tulang Diplodocus carnegiei dari Museum für Naturkunde
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Superordo:
Ordo:
Subordo:
Infraordo:
Famili:
Genus:
Diplodocus

Marsh, 1878
Spesies
  • D. longus Marsh, 1878 (tipe)
  • D. carnegiei Hatcher, 1901
  • D. hayi Holland, 1924
  • D. hallorum (Gillette, 1991) Lucas et al., 2004
Sinonim
  • Seismosaurus Gillette, 1991

Diplodocus (pengucapan: /dɪˈplɒdəkəs/,[1][2]/daɪˈplɒdəkəs/,[2] atau /ˌdɪploʊˈdoʊkəs/[1]) adalah genus dinosaurus sauropod diplodocid yang fosilnya pertama kali ditemukan pada tahun 1877 oleh S. W. Williston. Dinosaurus ini hidup di Amerika Utara barat pada akhir periode Jurassic.Diplodocus dinamai berdasarkan bahasa Yunani dan Latin yang berarti "Bertiang dua" karena ruas serta tulang kakinya yang kokoh.

Ukuran sunting

Diplodocus mungkin termasuk dalam sepuluh dinosaurus terbesar, dengan panjang 31 m. Tingginya sekitar 5 m, terhitung pendek bagi Sauropoda kebanyakan. Berat sekitar 20 ton yang terhitung ringan karena tulang-tulangnya berrongga. Pada ilustrasi dinosaurus awal, binatang ini sering digambarkan hidup di rawa dengan leher yang menjulur melengkung ke atas seperti angsa dan ekor yang diseret. Namun kini para ahli sudah menepis rekonstruksi itu karena diyakini luas Diplodocus tidak bisa menegakkan lehernya ke atas yang hanya akan memecahkan pembuluh darah oleh tekanan untuk mengangkut oksigen dari jantung ke otak. Dan karena tulang serta otot ekornya amat kuat, Diplodocus tidak mungkin menyeret ekornya, melainkan mengangkatnya untuk menyeimbangkan leher dan kepalanya yang besar.

Kehidupan sunting

Seperti yang digambarkan dalam film Berjalan Bersama Dinosaurus oleh BBC, Diplodocus hidup dalam kelompok di padang pakis terbuka, dibawah naungan predator besar seperti Allosaurus dan Saurophaganax. Diplodocus lebih panjang daripada beberapa dinosaurus Sauropoda lain, tetapi sangat rendah dan ringan jika dibandingkan dengan Brachiosaurus atau Apatosaurus. Jika diserang oleh dinosaurus predator, pada saat masih bayi mereka mungkin masih mengandalkan pada persembunyian dari Ceratosaurus atau Ornitholestes. Namun saat dewasa seekor Diplodocus bisa menggentarkan penyerangnya. Herbivora ini memiliki ekor yang sangat kokoh, dan pada beberapa pendapat sering digunakan untuk mencambuk. Namun jika terus-menerus digunakan, ruas tulang belakang ekornya bisa rusak, dan kini para ahli berpendapat bahwa Diplodocus mungkin hanya sesekali mencambukkan ekornya, dan lebih memilih mengintimidasi penyerang dengan berdiri dengan kedua kaki belakangnya serta mencambukkan ekornya ke udara, yang akan menghasilkan suara lecutan yang keras dan menakutkan.

Catatan kaki sunting

  1. ^ a b Simpson, John; Edmund Weiner (eds.) (1989). The Oxford English Dictionary (edisi ke-2nd edition). Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-861186-2. 
  2. ^ a b Pickett, Joseph P. et al. (eds.) (2000). The American Heritage Dictionary of the English Language (edisi ke-4th edition). Boston: Houghton Mifflin Company. ISBN 0-395-82517-2. 

Pranala luar sunting