Dompleng nama

perilaku menyatut nama tokoh terkenal demi kepentingan pribadi

Dompleng nama (bahasa Inggris: name-dropping) adalah praktik penyebutan atau penunjukan orang atau lembaga penting dalam percakapan,[1] cerita,[2] lagu, identitas daring[3] atau bentuk komunikasi lainnya, untuk membuat orang lain terkesan. Dompleng nama umumnya dianggap perbuatan yang buruk,[1] dan dalam keadaan tertentu dapat melanggar etika profesi.[4] Jika diterapkan dalam sebuah argumen logis, dompleng nama dapat menjadi contoh dari sesat pikir otoritas palsu (false authority fallacy).[5]

Tujuan

sunting

Dompleng nama digunakan untuk meningkatkan posisi seseorang dalam hierarki sosial. Dengan menyiratkan (atau langsung menegaskan) hubungan mereka dengan orang-orang berstatus tinggi, pendompleng nama berharap dapat meningkatkan status sosialnya sendiri ke tingkat yang mendekati orang-orang yang ia dompleng namanya.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b Wibberley, Leonard (February 24, 1950), "It's Hard to Eradicate the Name-Dropping Pest", Los Angeles Times .
  2. ^ Bauer, Harry C. (1960), "Bibliographic name-dropping", Library Review, 17 (6): 408–410, doi:10.1108/eb012326 .
  3. ^ Donath, J.; Boyd, D. (2004), "Public displays of connection", BT Technology Journal, 22 (4): 71–82, doi:10.1023/B:BTTJ.0000047585.06264.cc .
  4. ^ Anderson, Mark B. (2005), "'Yeah, I work with Beckham': Issues of confidentiality, privacy and privilege in sport psychology service delivery" (PDF), Sport & Exercise Psychology Review, 1 (2): 3–13, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-10-05  .
  5. ^ Evans, Donald; Palmer, Humphrey (1986), Understanding arguments, Drake Educational Associates, hlm. 286 .