Drama televisi Jepang
Drama televisi Jepang (テレビドラマ , terebi dorama) atau dorama (ドラマ ) adalah program drama yang ditayangkan di stasiun televisi Jepang. Jaringan televisi utama di Jepang memproduksi serial drama dalam berbagai tema, misalnya kehidupan sekolah, komedi, misteri, dan kisah detektif. Ceritanya dapat berasal dari skenario asli, atau adaptasi novel dan manga.
Drama televisi spesial ditayangkan untuk memperingati peristiwa penting seperti berakhirnya Perang Dunia II. Drama spesial biasanya terdiri dari satu atau dua episode saja. Serial drama unggulan bertemakan sejarah dari NHK disebut taiga drama, ditayangkan NHK General TV setiap Minggu pukul 20.00. Drama bertemakan suspense dengan masa tayang 2 jam disebut drama 2 jam.
Karakteristik
suntingSerial drama Jepang umumnya tamat dalam satu musim tayang yang panjangnya tiga bulan. Sebagian besar drama ditayangkan malam hari pada pukul 21.00, pukul 22.00 atau pukul 23.00. Jumlah episode berkisar antara 9 hingga 12 episode. Namun tidak tertutup kemungkinan dibuat episode spesial (epilog) bila serial drama tersebut berhasil mendapatkan rating pemirsa yang tinggi.
Stasiun televisi di Jepang mengumumkan judul-judul serial drama baru sebelum awal musim tayang. Di Jepang terdapat 4 musim tayang: musim dingin (Januari–Maret), musim semi (April–Juni), musim panas (Juli–September), dan musim gugur (Oktober–Desember). Musim tayang di Jepang disebut kūru (クール ) berasal dari bahasa Prancis: cours ([kur]).
Drama pagi atau siang hari umumnya ditayangkan setiap hari, dan satu musim tayang dapat berlangsung lebih dari tiga bulan hingga satu tahun, misalnya drama pagi NHK General TV yang populer dengan sebutan Asadora. Drama ini ditayangkan NHK sejak tahun 1961 dari pukul 08.15 hingga 08.30. Ciri khas Asadora adalah pemeran utama yang sejak tahun 1966 selalu perempuan. Di antara pemeran utama Asadora, sebagian di antaranya sukses sebagai aktris besar. Oshin adalah drama pagi terpopuler dalam sejarah televisi Jepang. Pada puncak kepopulerannya, Oshin memperoleh rating pemirsa rata-rata 52,6% (episode 12 November 1983: 62,9%).[1]
Serial drama yang diharapkan meraih rating tinggi ditayangkan pada malam hari pukul 21.00 hingga pukul 22.00. Pemerannya adalah aktor, aktris, serta tarento yang namanya sedang populer. Mereka juga mengenakan busana yang sedang tren. Oleh karena itu, biaya produksi drama pada jam tayang prima biasanya jauh lebih tinggi dibandingkan serial drama yang ditayangkan pada jam-jam lain.
Jaringan televisi Fuji Television menayangkan serial drama unggulan setiap Senin pukul 9 malam yang populer dengan sebutan Getsuku atau Gekku (月9 ). Jaringan televisi pesaingnya memasang serial drama unggulan yang diharapkan menghasilkan rating tinggi pada hari-hari lain. TBS menayangkan serial drama unggulan yang mereka sebut Nichiyō Gekijō (Teater Minggu) setiap Minggu pukul 9 malam. Nippon Television menayangkan Doyō Dorama (Drama Sabtu, disingkat Dokku atau Dokyū) setiap Sabtu pukul 9 malam.
Sejarah
suntingTrendy drama adalah jenis drama televisi yang berkembang di Jepang pada akhir 1980-an. Ketika itu para penulis skenario sepakat untuk menjangkau pemirsa dengan tema-tema kehidupan nyata ketika Jepang sedang mengalami periode ekonomi gelembung.[2] Ciri khasnya pada protagonis yang sebagian besar wanita muda. Ceritanya berkisar mengenai hubungannya dengan orang-orang di sekitar, terutama dengan pacar dan teman-teman wanita. Lokasi cerita biasanya di daerah perkotaan kontemporer, terutama di Tokyo. Drama seperti ini juga memperkenalkan gaya busana, potongan rambut, interior, bar, dan restoran yang trendi di kalangan generasi muda Jepang. Sebagian besar ceritanya tentang wanita muda lajang, memiliki karier di kota besar seperti Tokyo. Pemeran trendy drama juga dipilih dari aktor-aktris yang sedang mengetren.[3]
Promosi lagu-lagu terbaru juga dilakukan melalui trendy drama sebagai bagian dari promosi yang disebut tie-up. Setiap drama pasti ada lagu tema yang diputar pada awal atau akhir, serta pada klimaks setiap episode. Pemirsa menjadi merasa tertarik membeli CD lagu yang dijadikan lagu tema serial drama di televisi. Oleh karena itu, singel lagu tema serial drama sering laris terjual, sebagian di antaranya terjual lebih dari satu juta kopi.[3]
Kimi no Hitomi o Taihosuru yang dibintangi Takanori Jinnai, Toshirō Yanagiba, dan Hiroshi Mikami sering disebut sebagai perintis serial drama Senin malam pukul 9 di Fuji Television. Tokohnya para detektif keren dan trendi dari pos polisi Shibuya, Tokyo. Namun mereka jarang mendapat kasus dan lebih banyak mencari cewek dengan cara nanpa dan konpa. Komedi cinta ini meraih rating pemirsa tertinggi sebesar 21,4%.[2] Drama percintaan Kimi no Hitomi ni Koishiteru! mendapat rating lebih tinggi lagi (23,6%). Pemerannya adalah Miho Nakayama yang waktu itu gadis berwajah naif berusia 18 tahun.
Tokyo Love Story (1991) adalah puncak masa keemasan trendy drama. Honami Suzuki memerankan wanita berpendidikan luar negeri (kikokushijo) yang mudah jatuh cinta. Masih pada tahun yang sama, rating tertinggi 32,3% yang diraih Tokyo Love Story terlampaui oleh 101-kai me no Propose (36,7%).[2] Kalimat terkenal dari drama ini adalah "Aku tidak mati!" (僕は死にません , Boku wa shinimasen) yang diteriakkan Testuya Takeda ketika melamar Atsuko Asano.
Pada tahun 1996, Takuya Kimura dipasangkan dengan Tomoko Yamaguchi dalam Long Vacation. Pemeran pendukungnya adalah Yutaka Takenouchi, Takako Matsu, Izumi Inamori, dan Ryoko Hirosue. Episode terakhir meraih rating pemirsa sebesar 36,7% dan rating rata-rata episode 29,5%.[2] Kimtaku dan Takako Matsu terbukti disenangi pemirsa televisi. Drama bertemakan hukum dan pengadilan, Hero yang dibintanginya pada tahun 2001 sukses dengan rating tertinggi 36,8%,[2] hingga diangkat sebagai film layar lebar.
Pada tahun 2000, Nanako Matsushima memerankan sosok pramugari ideal bagaikan yamato nadeshiko. Pengalaman pernah miskin semasa kecil membuatnya trauma, "Di dunia ini yang paling kubenci adalah kemiskinan. Satu-satunya yang dapat mendatangkan kebahagiaan bagi wanita adalah uang." Namun akhirnya dia tidak mampu menahan diri untuk tidak jatuh cinta kepada laki-laki miskin penjual ikan (diperankan Shinichi Tsutsumi). Drama Yamato Nadeshiko memperoleh rating 34,2%.[2]
Serial drama yang digemari pemirsa Jepang tidak hanya monopoli Getsuku dari Fuji Television. TBS dan Nippon Television juga memiliki serial drama yang memiliki rating tinggi melebihi drama Senin pukul 9 dari Fuji Television. Beautiful Life yang ditayangkan TBS dari Januari hingga Maret 2000 memperoleh rating pemirsa tertinggi 41,3% (episode terakhir), rata-rata episode 32,3%.[4] Takako Tokiwa memerankan gadis berpenyakit kronis berkursi roda. Pasangannya adalah seorang penata rambut (diperankan oleh Takuya Kimura) yang setia menjaganya hingga akhir. Serial drama 3-nen B-gumi Kinpachi Sensei dari TBS yang diperankan Testuya Takeda juga memperoleh rating tinggi (39,9% episode terakhir).[5] Takuya Kimura sebagai pilot dan Kou Shibasaki sebagai teknisi pesawat terbang wanita dalam Good Luck!! (Januari-Maret 2003) juga memperoleh rating tinggi (37,6%).[5]
Nanako Matsushima berperan sebagai pembantu rumah tangga misterius dalam Kaseifu no Mita produksi Nippon Television. Serial drama ini ditayangkan 12 Oktober-21 Desember 2011, rating pemirsa tertinggi pada episode terakhir sebesar 40,0%.[5]
Sambutan di luar negeri
suntingHingga tahun 1992, Pemerintah Taiwan secara resmi melarang impor lagu-lagu dan program televisi dari Jepang. Proteksionisme budaya ini mengakibatkan sangat terbatasnya informasi mengenai budaya pop Jepang di Taiwan.[6] Setelah dihapusnya pelarangan program televisi Jepang pada akhir tahun 1992 dan dikeluarkannya Undang-Undang Televisi Kabel 1993,[6] drama Jepang sangat mengetren di Taiwan, terutama di kalangan pemirsa wanita. Koichi Iwabuchi mencatat bahwa trendy drama disebut idol drama di Taiwan. Istilah idol drama pertama kali dipakai oleh STAR TV Chinese Channel pada tahun 1992. Tiga stasiun televisi pemerintah TTV, CTV, dan CTS, serta kanal-kanal kabel dan satelit mulai menayangkan drama televisi Jepang sejak tahun 1994.[7] Menurut Iwabuchi, remaja Taiwan cenderung memandang musik dan televisi Jepang berdekatan secara budaya; dan mereka merasa sama-sama berbagi rasa "modernitas Asia", meskipun berbeda bahasa.[8] Drama Tokyo Love Story diputar lusinan kali di televisi Taiwan antara 1992 hingga 2000.[7]
Setelah idol drama produk Jepang sukses di Taiwan, produser lokal meminjam ide-ide dan memasukkannya ke dalam format drama idola lokal. Peminjaman budaya tersebut membuat drama Taiwan terlihat segar dan lebih baru.[8] Produser Angie Chai mengadaptasi manga Boys Over Flowers (Hana Yori Dango) sebagai serial drama Meteor Garden. Serial ini dilarang diputar di RRC karena kisah cinta dan kekerasan di dalamnya dikhawatirkan berdampak buruk di kalangan remaja. Meskipun dilarang, serial drama ini tersedia dalam bentuk video bajakan.[8]
Pada Oktober 1998, Pemerintah Korea Selatan mulai melonggarkan pembatasan impor produk hiburan Jepang yang diberlakukan sejak berakhirnya pendudukan Jepang atas Korea.[9] Selama pelarangan berlangsung, produk budaya pop Jepang tetap masuk ke Korea Selatan secara terus menerus lewat pintu belakang.[9]
Produksi drama televisi Korea Selatan juga dipengaruhi oleh drama Jepang. Setelah diproduksinya serial-serial drama yang mirip-mirip Tokyo Love Story, serial televisi Jepang memberikan arah tujuan baru untuk produksi drama Korea.[10] Namun drama Jepang tidak ditiru mentah-mentah, sutradara Korea Selatan memproduksi serial drama yang menggambarkan budaya Asia dengan daya tarik Korea, dan akhirnya diterima pasaran Asia.[10]
Serial drama produksi bersama Jepang dan Korea Selatan yang pertama, Friends ditayangkan dua malam berturut-turut secara serentak di Jepang dan Korea Selatan, 4–5 Februari 2002.[9] Drama ini diproduksi oleh TBS dan MBC, tentang hubungan antara pria Korea dan wanita Jepang, diperankan Won Bin dan Kyoko Fukada.
Referensi
sunting- ^ "NHK朝の連続テレビ小説". Video Research Ltd. 2011-10-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-03. Diakses tanggal 2012-03-02.
- ^ a b c d e f くらべてわかる!「時代の動き」まる見え事典: モノから社会現象まで、世の中の流れと変化を体感する. PHP研究所. 2010. hlm. 10–11. line feed character di
|title=
pada posisi 23 (bantuan); - ^ a b Storm, Carsten (2007). The Margins of Becoming: Identity and Culture in Taiwan. Harrasowitz Verlag. hlm. 132. line feed character di
|title=
pada posisi 25 (bantuan); - ^ "TBS『ビューティフルライフ』最終回視聴率41.3%を記録。平均視聴率32.3%は歴代1位。". テレビドラマデータベース. 2000-04-02. Diakses tanggal 2012-03-02.
- ^ a b c "ドラマ高世帯視聴率番組". Video Research Ltd. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-05. Diakses tanggal 2012-03-02.
- ^ a b Moran, Albert (2004). Television Across Asia: Television Industries, Programme Formats and Globalization. London: Routledge.
- ^ a b Iwabuchi, Kōichi (2004). Feeling Asian Modernities: Transnational Consumption of Japanese TV Dramas. Hong Kong University Press. line feed character di
|title=
pada posisi 27 (bantuan); - ^ a b c Zhu, Ying (2008). TV Drama in China. Hong Kong University Press. hlm. 177.
- ^ a b c Chen, Kuan-Hsing (2007). The Inter-Asia Cultural Studies Reader. Routledge. hlm. 122–123.
- ^ a b Thussu, Daya Kishan (2007). Media on the Move: Global Flow and Contra-flow. Taylor & Francis. hlm. 68. line feed character di
|title=
pada posisi 19 (bantuan);
Pranala luar
sunting- (Inggris) JDorama.com Basis data drama televisi Jepang
- (Jepang) Rating mingguan televisi dari Video Research Ltd. Diarsipkan 2015-09-27 di Wayback Machine.