Drosophila

genus serangga
Telur
Larva
Pupa (warna coklat berarti lebih dewasa daripada yang putih)
Drosophila melanogaster dewasa

Drosophila adalah genus lalat kecil, dalam famili Drosophilidae, yang anggotanya sering disebut "lalat buah" atau (lebih jarang) lalat pomace, lalat cuka, atau lalat anggur, merujuk pada karakteristik banyak spesies untuk berlama-lama di sekitar buah masak atau busuk. Mereka jangan dikacaukan dengan Tephritidae, famili terkait, yang juga disebut lalat buah (kadang-kadang disebut sebagai "lalat buah sejati"); tephritids makan terutama pada buah mentah atau matang, dengan banyak spesies yang dianggap sebagai hama pertanian yang merusak, terutama lalat buah Mediterania. Salah satu spesies Drosophila khususnya, D. melanogaster, telah banyak digunakan dalam penelitian genetika dan merupakan organisme model umum dalam biologi perkembangan. Istilah "lalat buah" dan "Drosophila" sering digunakan secara sinonim dengan D. melanogaster dalam literatur biologi modern. Seluruh genus, bagaimanapun, mengandung lebih dari 1.500 spesies[1] dan sangat beragam dalam penampilan, perilaku, dan habitat berkembang biak.

Siklus hidup

sunting

Reproduksi

sunting

Jantan dari genus ini dikenal memiliki sel sperma terpanjang dari organisme manapun di bumi. Salah satu spesies yakni Drosophila bifurca, memiliki panjang sperma 58 mm (2.3 inci).[2][3][4] Sebagian besar selnya berekor dan dikirim ke betina dalam gulungan kusut. Sel sperma D. melanogaster lebih pendek 1.8 mm, walaupun ini masih sekitar 300 kali lebih panjang daripada sperma manusia.

Beberapa spesies dalam kelompok spesies D. melanogaster dikenal kawin dengan inseminasi yang menyakitkan dimana jantannya akan melubangai perut betina dengan penisnya dan menyuntikan spermanya melewati luka itu ke dalam rongga perut si betina (haemocoel).[5][6]

Kemampuan reproduksi Drosophila sangat bervariasi. Seperti D. melanogaster yang berkembang biak dengan sumber daya yang besar dan jarang yang mampu mematangkan 10-20 telur dalam satu waktu dan bisa diletakkan bersama dalam satu tempat. Sedangkan yang lainnya, yang bertelur seperti biasa tetapi pada tempat yang kurang nutrisi (seperti daun), mungkin hanya bisa meletakan satu telur setiap harinya.

Telur-telur ini memiliki satu atau lebih filamen respirasi dekat ujung bagian depan dan membuat oksigen mampu mencapai embrio. Larva tidak makan bahan sayuran tetapi ragi dan mikroorganisme yang ada di permukaan busuk dari daun atau buah. Waktu perkembangan sangat bervariasi antarspesies (antara tujuh dan lebih dari 60 hari) dan tergantung pada faktor-faktor seperti temperatur dan persaingan antarlarva.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Gerhard Bächli (1999–2006). "TaxoDros: the database on taxonomy of Drosophilidae". 
  2. ^ Scott Pitnick, Greg S. Spicer & Therese A. Markow (1995). "How long is a giant sperm?". Nature. 375 (6527): 109. doi:10.1038/375109a0. PMID 7753164. 
  3. ^ New York Times
  4. ^ Live Science
  5. ^ Arnqvist, Göran; Rowe, Locke (2005). Sexual conflict. Princeton N.J: Monographs in Behavior and Ecology, Princeton University Press. hlm. 87–91. ISBN 978-0-691-12218-2. 
  6. ^ Kamimura, Yoshitaka (2007). "Twin intromittent organs of Drosophila for traumatic insemination". Biol Lett. The Royal Society. 3 (4): 401–404. doi:10.1098/rsbl.2007.0192. PMC 2391172 . PMID 17519186. 

Pranala luar

sunting