DP World

perusahaan asal Uni Emirat Arab
(Dialihkan dari Dubai Ports World)

24°59′N 55°05′E / 24.983°N 55.083°E / 24.983; 55.083

Dubai Ports World
موانئ دبي العالمية
Publik
Kode emitenTemplat:NASDAQ Dubai
IndustriKelautan
Didirikan2005
Kantor pusatDubai, Uni Emirat Arab
Tokoh kunci
Sultan Ahmed bin Sulayem, Chairman dan CEO Grup
Yuvraj Narayan, CFO Grup,
ProdukFerry, jasa pelabuhan, jasa logistik
PendapatanKenaikan US$8,5 milyar (2018)[1]
Kenaikan US$3,35 milyar (2018)[1]
Total asetKenaikan US$26,51 milyar (2018)[1]
Total ekuitasKenaikan US$11,99 milyar (2018)[1]
Karyawan
50.000
IndukDubai World
Anak usahaP&O Ferries
Situs webwww.dpworld.com

Dubai Ports World adalah sebuah perusahaan logistik multinasional yang berkantor pusat di Dubai, Uni Emirat Arab. Perusahaan ini fokus menyediakan jasa logistik kargo, operasi terminal pelabuhan, jasa kelautan, dan zona perdagangan bebas. Dibentuk pada tahun 2005 melalui penggabungan antara Dubai Ports Authority dan Dubai Ports International, DP World mengelola 70 juta peti kemas yang diangkut oleh sekitar 70.000 kapal tiap tahunnya, atau setara dengan sekitar 10% dari lalu lintas peti kemas global. Perusahaan ini mengelola 82 terminal laut dan darat di lebih dari 40 negara. Hingga tahun 2016, DP World adalah sebuah operator pelabuhan global, dan sejak saat itu, perusahaan ini telah mengakuisisi sejumlah perusahaan untuk melengkapi rantai nilainya.

Sejarah

sunting

Awal mula

sunting

Dubai Ports International (DPI) didirikan pada tahun 1999.[2] Proyek pertamanya adalah di Jeddah, Arab Saudi, melalui kolaborasi dengan mitra lokal untuk mengelola dan mengoperasikan Terminal Peti Kemas Selatan. DPI kemudian mengembangkan operasinya ke Pelabuhan Djibouti pada tahun 2000, Vizag, India pada tahun 2002, dan ke Constanta, Rumania pada tahun 2003.[2] Pada bulan Januari 2005, DPI mengakuisisi CSX World Terminals (CSX WT).[3] Pada bulan September 2005, Dubai Ports International resmi bergabung dengan Dubai Ports Authority untuk membentuk DP World.[4] Pada bulan Maret 2006, DP World resmi membeli operator pelabuhan terbesar keempat di dunia, yakni P&O dengan harga £3,9 milyar.

2006: Kontroversi keamanan pelabuhan di Amerika Serikat

sunting

Kepemilikan sejumlah pelabuhan di Amerika Serikat oleh DP World (sebagai hasil akuisisi terhadap P&O) menjadi kontroversi di Amerika Serikat, walaupun akuisisi tersebut didukung oleh Presiden Amerika Serikat, George W. Bush. Tidak lama kemudian, DP World menjual semua pelabuhannya di Amerika Serikat.

P&O mengoperasikan fasilitas pelabuhan besar di New York, New Jersey, Philadelphia, Baltimore, New Orleans, dan Miami. Sebelum P&O resmi dibeli oleh DP World, rencana tersebut diteliti oleh Komite Investasi Asing Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Departemen Keuangan Amerika Serikat dengan beranggotakan Departemen Luar Negeri, Perdagangan, dan Keamanan Dalam Negeri. Rencana tersebut lalu disetujui oleh komite, namun anggota Partai Demokrat dan Republik di Kongres kemudian menyampaikan kekhawatiran mengenai potensi dampak negatif dari pembelian P&O oleh DP World terhadap keamanan pelabuhan.

Pada tanggal 22 Februari 2006, Presiden George W. Bush mengancam untuk memveto peraturan apapun yang disahkan oleh Kongres untuk menghalangi pembelian P&O. Dalam sebuah pernyataan ke reporter, Bush mengklaim bahwa, "Jika pembelian ini tidak dapat dilanjutkan, maka akan menjadi pertanda yang jelek bagi kawan dan sekutu Amerika Serikat."[5] Pada tanggal 23 Februari 2006, DP World bersedia menunda rencana pembelian terhadap P&O, dan pada tanggal 9 Maret 2006, dikatakan bahwa DP World akan menyerahkan operasi pelabuhan milik P&O di Amerika Serikat ke sebuah "entitas Amerika Serikat".[6]

Pada tanggal 16 Maret 2006, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat menggelar pemungutan suara untuk mengesahkan peraturan yang akan menghalangi pembelian P&O. Hasilnya, sebanyak 348 anggota setuju, sementara 71 anggota lainnya tidak setuju.[7] DP World kemudian resmi menjual bisnis P&O di Amerika ke Global Investment Group, divisi manajemen aset dari American International Group.[8]

Pada bulan Agustus 2006, DP World menandatangani perjanjian dengan Otoritas Pelabuhan Qasim, untuk berivestasi pada terminal peti kemas baru di Pelabuhan Muhammad Qasim dekat Karachi dan mengumumkan bahwa mereka sedang berdiskusi dengan Pemerintah Pakistan mengenai pengembangan terminal peti kemas di Gwadar, Balochistan.[9] DP World pun difavoritkan menjadi pemenang konsesi Gwadar, namun kemudian DP World mengundurkan diri dari proses lelang konsesi Gwadar.[10] Konsesi Pelabuhan Gwadar lalu resmi diberikan ke PSA (Port of Singapore Authority) dan resmi dibuka pada bulan Maret 2007.[11]

2007–2010: Melantai di NASDAQ Dubai

sunting

Pada bulan Juni 2007, perusahaan ini memperoleh dana sebesar $3,25 milyar melalui penjualan obligasi syariah dan obligasi konvensional. Dana tersebut akan digunakan untuk membayar utang dan mendanai ekspansi.[12] Pada bulan November 2007, perusahaan ini resmi melepas 3,818 milyar lembar saham (sekitar 20% dari total sahamnya) ke bursa saham NASDAQ Dubai dan menjadi penawaran umum perdana terbesar di Timur Tengah, karena dapat memperoleh dana sebesar 4,96 milyar dolar.[13]

Pada tahun 2008, perusahaan ini menangani 46,8 juta TEU di seluruh dunia, atau naik 8% dari tahun 2007, dengan proyek ekspansi dan pengembangan di India, Tiongkok, Timur Tengah, dan lain sebagainya. Kapasitasnya diperkirakan meningkat menjadi sekitar 95 juta TEU pada tahun 2018.[2]

Pada bulan Desember 2009, Moody's menurunkan status keuangan DP World ke junk setelah macetnya utang Dubai pada tahun 2009.[14]

2010 – sekarang

sunting

Pada kuartal kedua tahun 2010, DP World memberi persetujuan untuk pembangunan pelabuhan London Gateway seharga £1,5 milyar.[15][16] Pembangunan pelabuhan tersebut pun dimulai pada bulan Februari 2010,[17] dengan target dibuka pada kuartal keempat tahun 2013. Pada bulan April 2011, Moody's meningkatkan status keuangan DP World ke 'investment grade'.[18] Sejak bulan Desember 2010, DP World melakukan serangkaian pelepasan aset, untuk keluar dari pasar di mana mereka tidak terlalu menonjol dan berupaya mengalihkan modalnya ke pasar yang cepat tumbuh.[19]

Perusahaan

sunting

Keamanan rantai pasok

sunting

DP World telah tersertifikasi sebagai mitra di inisiatif Customs-Trade Partnership Against Terrorism (C‑TPAT) oleh U.S. Customs and Border Protection. Hingga saat ini, DP World merupakan satu-satunya operator pelabuhan internasional yang mendapat sertifikat tersebut. Sertifikasi tersebut terutama didasarkan pada komitmen DP World mengenai standar keamanan ISO 28000 internasional yang diaudit secara independen. DP World merupakan operator terminal kelautan global pertama yang menerima sertifikasi keamanan rantai pasok ISO 28000 dan saat ini menerapkan standar tersebut ke semua terminal miliknya.[20]

Anti perompakan

sunting

Pada bulan Juni 2012, melalui kemitraan dengan Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab, DP World mengadakan konferensi anti perompakan publik-swasta tingkat tinggi kedua, di Dubai.[21] Washington Post memberitakan bahwa "Diplomat dan pemimpin bisnis...mendorong kemitraan yang lebih kuat antara sektor publik dan swasta dalam melawan perompakan di Somalia".[22]

Konferensi tersebut menjadi konferensi pertama yang didanai oleh sebuah perusahaan (bukannya pemerintah) dalam mendukung upaya anti perompakan dari PBB.[23] Konferensi pembuka dihadiri oleh lebih dari 65 pemerintah dan perwakilan dari organisasi internasional, termasuk PBB[24] serta lebih dari 120 pemimpin dari perusahaan yang terkait dengan industri kelautan.

Operasi di Berbera

sunting
 
Terminal Peti Kemas Berbera milik DP World.

Pada tahun 2016, sebuah perjanjian senilai US$442 juta resmi dijalin antara DP World dan Pemerintah Somaliland.[25] Perjanjian tersebut meliputi peningkatan dan pengoperasian pusat logistik dan perdagangan regional di Pelabuhan Berbera.[26] Proyek tersebut juga meliputi pembentukan pelabuhan bebas.

Pada tanggal 1 Maret 2018, Ethiopia juga ikut menjadi pemegang saham setelah adanya perjanjian dengan DP World dan Otoritas Pelabuhan Somaliland. DP World memegang 51% saham proyek tersebut, sementara Somaliland memegang 30%, dan Ethiopia memegang sisanya. Sebagai bagian dari perjanjian, Pemerintah Ethiopia akan berinvestasi untuk mengembangkan infrastruktur Koridor Berbera sebagai sebuah gerbang perdagangan untuk negara-negara tetangga yang tidak memiliki pelabuhan, yang merupakan salah satu negara yang paling cepat tumbuh di dunia. Ada juga rencana untuk membangun dermaga tambahan di Pelabuhan Berbera, sesuai dengan rencana induk Berbera, yang mulai diwujudkan oleh DP World, sembari menambahkan peralatan baru untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pelabuhan.[27]

Perjanjian tersebut merupakan bagian dari nota kesepahaman antara Pemerintah Uni Emirat Arab dan Pemerintah Somaliland untuk memperkuat ikatan strategis mereka.[28] Upaya Somalia untuk menghalangi perjanjian tersebut pun gagal.[29]

sunting

DP World mensponsori DP World Tour Championship, Dubai, yang diadakan di Jumeirah Golf Estates.[30] Pada tiga edisi pertama dari turnamen yang sebelumnya bernama "The Dubai World Championship" itu, DP World telah menjadi sponsor pendukung. DP World juga mendukung Hong Kong Open, ajang puncak di The Race to Dubai, dan BMW PGA Championship di Wentworth Club.

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d "Investor Relations – Everything you need to know about our company and the financial markets". DP World. Diakses tanggal 2019-04-10. 
  2. ^ a b c "About DP World – History". Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 November 2012. Diakses tanggal 2012-11-27. 
  3. ^ International, CSX Corporation; Dubai Ports. "Dubai Ports International Completes Acquisition Of CSX World Terminals". www.prnewswire.com. Diakses tanggal 13 November 2017. 
  4. ^ "Dubai merger sees world's largest port operation". 29 September 2005. Diakses tanggal 13 November 2017. 
  5. ^ "Bush threatens veto in ports row". BBC News. 2006-02-22. Diakses tanggal 2010-05-01. 
  6. ^ Sale of P&O Ports North America[pranala nonaktif permanen]
  7. ^ "H.R. 4939 (109th): Emergency Supplemental Appropriations Act for Defense, the ... – House Vote #65 – Mar 16, 2006". GovTrack.us. Diakses tanggal 13 November 2017. 
  8. ^ King Jr., N.; Hitt, G. (2006-12-11). "Dubai Ports World Sells U.S. Assets". The Wall Street Journal. 
  9. ^ "DP World to invest on new terminal in Pakistan" (PDF). Diakses tanggal 2012-03-21. [pranala nonaktif permanen]
  10. ^ "PSA wins Gwadar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 March 2016. Diakses tanggal 2012-03-21. 
  11. ^ "Pakistan launches strategic port". 20 March 2007. Diakses tanggal 13 November 2017 – via news.bbc.co.uk. 
  12. ^ "DP World raises $3.25b from two bond issues". Gulf News. Diakses tanggal 2009-12-09. 
  13. ^ "Investor Centre". DP World. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 August 2011. Diakses tanggal 2009-12-08. 
  14. ^ Moya, Elena (2009-12-08). "Six Dubai companies downgraded to junk status". The Guardian. London. Diakses tanggal 2009-12-08. 
  15. ^ Editorial, Reuters (2010-01-04). "DP World to go ahead with London Gateway". Reuters. Diakses tanggal 13 November 2017. [pranala nonaktif permanen]
  16. ^ "Dubai's port firm seeking stock listing in London". seattletimes.com. Diakses tanggal 13 November 2017. 
  17. ^ "London Gateway port, Essex". Local Transport Today. Diakses tanggal 2010-02-11. 
  18. ^ "Moody's upgrades DP World to Baa3; outlook stable". 11 April 2011. Diakses tanggal 13 November 2017. 
  19. ^ "UPDATE 2-DP World sells Hong Kong assets for $742 mln". Reuters. 7 March 2013. Diakses tanggal 13 November 2017. 
  20. ^ "DP World joins partnership against terrorism. – Free Online Library". www.thefreelibrary.com. Diakses tanggal 13 November 2017. 
  21. ^ "2nd UAE Counter-Piracy Conference Renews Commitment To Public Private Partnership" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 December 2016. Diakses tanggal 13 November 2017. 
  22. ^ "- The Washington Post". Washington Post. Diakses tanggal 13 November 2017. [pranala nonaktif permanen]
  23. ^ Bloomberg Businessweek | Diplomats, businessmen urge tougher piracy fight | 19 April 2011 Diarsipkan 12 March 2016 di Wayback Machine.
  24. ^ "Latest Statements – United Nations Secretary-General". www.un.org. Diakses tanggal 13 November 2017. 
  25. ^ "Somaliland and DP World celebrate 30-year concession for $442 million Port of Berbera (Somaliland) – Asoko Insight". Asoko Insight (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-06-19. 
  26. ^ "Somalia project opens up Africa for DP World". thenational.ae. 30 May 2016. Diakses tanggal 30 May 2016. 
  27. ^ "Ethiopia acquires 19% stake in DP World Berbera Port" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-05-22. Diakses tanggal 21 May 2018. 
  28. ^ "Dubai's DP World Agrees to Manage Port in Somaliland for 30 Years". Wall Street Journal. 30 May 2016. Diakses tanggal 30 May 2016. 
  29. ^ Reuters (2018-04-20). "DP World Should Rethink Port Deals in Somalia-Foreign Minister". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2018-04-22. 
  30. ^ europeantour.com. "DP World enters three-year Race to Dubai agreement – European Tour". www.europeantour.com. Diakses tanggal 13 November 2017. 

Pranala luar

sunting