Dwi Sulistyorini
Dwi Sulistyorini (lahir 25 Maret 1974) adalah pengarang wanita Indonesia . Ayahnya bernama (Alm) EI.Sulin ( lahir 1942) dan ibunya bernama Endang Siti Mulyati (lahir 1948) . Bersuku Jawa asli dan Beragama Islam ,tahun 2001 ia diperistri oleh Nurhadi , S.e, pemuda kelahiram Blora tahun 1970 dikaruniai seorang putri bernama Dawasishafa Diva Nurani
Riwayat Pendidikan
suntingRiwayat Pendidikan Dwi Sulistyorini di jalani dua kota yakni Blora dan Malang . Ia masuk SD Negeri Cabak 1 tahun 1980 (lulus 1986) kemudian dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Jepon tahun 1986 (lulus 1989) dan SMA Negeri 1 Blora tahun 1989 (lulus 1992). Setelah lulus SMA, Ia mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) hingga lulus tahun 1997. Ketika menjadi mahasiswa, Ia aktif berbagai organisasi pemuda antara lain PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), KSR, IMP, HMJ, dan SEMA . Tamat dari UMM ia langsung mengajar di SMA Negeri 1 Jepon walaupun tidak menjadi guru tetap. Baru pada tahun 2003 Ia menjadi guru tetap dan ditempakan di SMP Negeri 3 Kunduran,Blora..[1]
Karya Sastra
suntingSejak Tahun 1997 saat itu masih duduk di SMA ia sudah mulai belajar secara autodidak untuk menulis dalam bahasa Jawa .Cara yang dipilihnya ialah dengan membaca sebanyak - banyaknya karya pengarang sastra Jawa yang dimuat di majalah - majalah berbahasa Jawa .Pada awalanya ia mencoba menulis cerpen,kemudian roman, dan mengirimkannnya ke rubrik remaja sebuah majalah. DAn ternyata karyanya dimuat.Peristiwa itukah yang seakan melecut dirinya untuk menulis dan menulis lagi.Menurutnya ,jenisjenis sastra yang digemari atau diangggap cocok untuknya adalah prosa (cerkak dan cerbung/roman/novel)
Pengarang muda yang kini bersama keluarga tinggal di Cabak Lor IV,NO.7,RT 02,Rw 02,Jiken,pengalaman menulis sasatra indonesia belum banyak walaupun latar belakang studinya adalah bahasa indonesia bahasa dan sastra indonesia ,majalah anak anak Ceria yang Bersedia memuat cerpennya .Kini cerpennya telah banyak dimuat berbagai majalah,terutama di Jaya Baya,ia juga menggunakan nama samaran sejak 1999 yaitu Alisth dan Alisth Sulin
Dwi Suisyorini Memandang bahwa satra jawa belum mempunyai kritikus .Paahal,menurutnya kritik itu penting untuk kemajuan kreativitas sastra, sayang sekali hingga kini belum muncul kritik yang sungguh - sungguh.Meskipun demikian,ia merasa yakin bahwa sastra Jawa kan hidup terus karena genenrasi demi generasi bersambung. Hal itu terbukti dengan munculnya, misalnya, Daniel Tito,Widodo Basuki dan lain-lain sebagai generasi penyambung generasi sastrawan jawa sebelumnya(Esmiet,Suparto Brata dan lain-lain).
Rujukan
sunting
- ^ Antologi biografi pengarang sastra Jawa modern. Suwondo, Tirto. (edisi ke-Cet. 1). Yogyakarta: Adiwacana. 2006. ISBN 9799960487. OCLC 224862919.