Eka Nusa Pertiwi (lahir 1 November 1990) adalah seorang aktris dan sutradara berkebangsaan Indonesia. Al Haddad adalah marga yang berasal dari garis keturunan ayahnya. Eka memulai kariernya pada tahun 2006 sebagai aktris teater di Jakarta dan pindah ke Yogyakarta pada tahun 2008 untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang Akting di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Pada tahun 2010, Eka menjadi perwakilan seniman muda Indonesia dalam program revitalisasi Indonesia-Jepang di Osaka.

Eka Nusa Pertiwi
Lahir1 November 1990 (umur 33)
Jakarta, Indonesia
Almamater
Pekerjaan
Tahun aktif2006—sekarang
Suami/istri
Kedung Darma Romansha
(m. 2013)

Karir aktingnya dalam film dimulai pada tahun 2009 melalui film pendek dan pada tahun 2012, ia membintangi film panjang Mata Tertutup. Pada tahun 2018, Eka bermain dalam film indie Tengkorak. Selain berakting di film dan teater, Eka juga aktif dalam menciptakan pertunjukan kolaboratif dengan seniman dari berbagai disiplin seni. Setelah riset di San Francisco, Eka mulai menciptakan karya eksperimental seperti WhatsApp Theater.

Saat ini, dia sedang menerima beasiswa dalam bidang pelaku budaya dari Beasiswa Pendidikan Indonesia untuk melanjutkan studinya di Pascasarjana Institut Seni Budaya Indonesia Bandung. Di sana, dia akan fokus pada pengembangan seni dan penciptaan seni. Tesis yang sedang dia tulis berjudul "Post-teater: Aktor dan Penonton sebagai Performance di Era Post-truth".

Karier sunting

Eka Nusa Pertiwi, seorang aktris, seniman, periset dan aktivis teater, memulai karirnya pada tahun 2006 di Jakarta. Pada tahun 2008, Eka pindah ke Yogyakarta untuk mendalami ilmu teater di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, di mana ia fokus pada akting dalam pertunjukan teater realis. Pada tahun 2010, Eka mendapatkan kesempatan menjadi perwakilan seniman muda Indonesia dalam program revitalisasi Indonesia-Jepang di Osaka.

Eka Nusa juga aktif sebagai seniman di Padepokan Seni Bagong Kusudiardja dari tahun 2010 hingga 2012. Karir aktingnya dalam film dimulai pada tahun 2009 dengan film pendek, dan pada tahun 2012, ia membintangi film panjang berjudul "Mata Tertutup" yang disutradarai oleh Garin Nugroho. Ia juga memerankan perempuan dengan sindrom Down akibat pemerkosaan dalam film "The Window" karya sutradara Nurman Hakim. Pada tahun 2017, Eka bermain dalam film fiksi ilmiah pertama buatan Indonesia yang berjudul "Tengkorak".

Selain berakting di film dan teater, Eka juga aktif dalam menciptakan pertunjukan kolaboratif bersama seniman dari berbagai disiplin seni, baik dari Indonesia maupun dari Meksiko, Jerman, Perancis, dan Amerika sejak tahun 2017. Setelah kembali dari riset di San Francisco, Eka mulai menciptakan karya eksperimental seperti "WhatsApp Theater".

Sejak tahun 2017, Eka telah melakukan riset tentang kain lurik, dan saat ini ia terus mengembangkan hasil riset tersebut menjadi pertunjukan teater dan busana tradisional dunia. Beberapa karya pertunjukannya yang berasal dari riset tentang lurik antara lain "Flash of Life 2022" dan "Dongeng Cinta Putri Bambu 2019". Dari risetnya tentang orang-orang Papua, ia juga memproduksi pertunjukan teater yang dipentaskan di seluruh Papua bersama anak-anak muda Papua yang berjudul "Tong Punya" dan "Bakar Batu" pada tahun 2021, yang berhasil menginspirasi anak-anak muda Papua untuk menjaga tanah dan budaya mereka serta mencintai negara Indonesia.

Tahun 2019, Eka menjadi salah satu tim perumus SKKNI Pemeranan Film & Televisi di bawah naungan Badan Perfilman Indonesia & Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Sejak tahun 2020, Eka Nusa tergerak untuk menjadi aktivis teater dan menjadi ketua Asosiasi Suara Teater Nusantara. Ia mendirikan sekolah akting bernama Laboratory of Acting yang berfokus pada metode akting berbasis penelitian serta mendirikan Asian Performance Study, sebuah perkumpulan seniman internasional yang melakukan riset tentang Asia.

Pada 2020, ia menjadi ketua umum Asosiasi Suara Teater Nusantara dan Direktur Asian Perfomance Study, serta sebagai pengajar yang juga pendiri dari Laboratory of Acting.[1]

Filmografi sunting

Film sunting

Tahun Judul Peran Catatan
2011 Mata Tertutup Rima
2016 The Window Dee
2018 Tengkorak Ani
2019 Perempuan Tanah Jahanam Tiwi
2023 Mayflies Tiara
2024 Ritual: Tumbal Terakhir Bripka Prita Ayu

Film pendek sunting

Tahun Judul Peran Catatan
2009 Travel Andien
2012 The Last Dinner Maya
Pesan dari Cinta Monic Wijaya
Lovely Husband
2015 Pendekar Kesepian Eka Juga sebagai produser dan ko-penulis naskah
Sasi Takon Ibu
2016 Londo Sari
Setan Siang Bolong Ibu
2017 Gayatri Gayatri
Aku Serius Pipink
2019 Rahim Puan Ningrum
2021 Cinta di Batas Negara Isma

Serial web sunting

Tahun Judul Peran Catatan
2017 Murid 5 Ibu Guru Atun
2020 Tanda Pesan Ayah Kepada Diriku Wulan
2021 Hitam Retno
2022 Pulang Inneke

Film televisi sunting

Tahun Judul Peran Catatan
2013 Hijab Sofie Film televisi Brunei Darussalam
2016 When You Wish Upon a Sakura Wiwik Film televisi Jepang

Teater sunting

Tahun Judul Peran Catatan
2006 Gravito Ayesha Karya debut
2010 Ande-Ande Lumut Kleting Kuning
Putri Embun & Pangeran Bintang Putri Embun
2012 The Lover Sarah Juga sebagai sutradara
2013 Paedra's Love Stropi
2014 Opera Ular Putih Tinio/Ular Putih
2015 Heart of Almond Jelly Sayoko Juga sebagai sutradara
2018 Teater Musikal Ambar & Ketawang - Sebagai sutradara dan produser
Opera Masquerade
2019 Dongeng Cinta Putri Bambu Putri Bambu Juga sebagai koreografer
2021 Tong Punya - Sebagai sutradara dan pelatih akting
Bakar Batu
2022 Teater Tanpa Sponsor
Banjir - Kenang-kenangan yang Hanyut
Selamat Ulang Tahun Kota
Flash of Life
2023 Tirakat sutradara dan pelatih akting
MetaTeater:Sintesis Teater Dokumenter dan Teater Interaktif - Sutradara & dramaturg

Penghargaan dan nominasi sunting

Tahun Penghargaan Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
2012 Piala Maya Pendatang Baru Terpilih Mata Tertutup Nominasi

Referensi sunting

Pranala luar sunting