Eko Putro Sandjojo
Eko Putro Sandjojo, BSEE., M.B.A. (lahir 21 Mei 1965) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia di Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menggantikan Marwan Jafar yang menjabat sejak 27 Juli 2016 hingga 20 Oktober 2019.[1]
Eko Putro Sandjojo | |
---|---|
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia ke-6 | |
Masa jabatan 27 Juli 2016 – 20 Oktober 2019 | |
Presiden | Joko Widodo |
Informasi pribadi | |
Lahir | 21 Mei 1965 Jakarta, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Partai Kebangkitan Bangsa |
Almamater | Institut Pengembangan Manajemen Indonesia |
Sunting kotak info • L • B |
Dia meraih gelar Sarjana Elektro dari University of Kentucky, Lexington pada tahun 1991 dan Master of Business Administration dari Institute Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI), Jakarta pada tahun 1993. Sejak tahun 2015, ia menjabat sebagai Direktur Utama PT. Sierad Produce Tbk setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama sejak tahun 2009. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen PT Central Proteina Prima Tbk berdasarkan keputusan RUPSLB Perseroan pada tanggal 12 Juni 2015.[2]
Kehidupan
suntingKarier pendidikan dan profesional Eko cukup bersinar. Setelah lulus Politeknik Universitas Indonesia yang sekarang namanya berubah menjadi Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), ia lalu melanjutkan studi ke Bachelor Degree University of Kentucky 1991 bidang electrical engineering. Lulus dari IPMI MBA Jakarta tahun 1993 Eko bekerja di PT Indonesia Farming mulai tahun 1994-1997 sebagai General Manager, di mana orang tuanya memiliki 5 persen saham.
Pada 1997 ia bergabung dengan PT Sierad Produce Tbk hingga menjadi Direktur Utama pada 2005-2006. Kemudian pindah ke Humpuss pada tahun 2007 sebagai Direktur Utama. Pria kelahiran Jakarta, 21 Mei 1965 ini kembali ke PT Sierad Produce Tbk sebagai Presiden Direktur PT Sierad Produce Tbk pada tahun 2009.[3]
Dia pernah mengikuti sejumlah kursus kepemimpinan dalam pembangunan pascakonflik yang diselenggarakan oleh Universitas PBB di Amman, Yordania, pada 2000.
Dalam konsep kepemimpinan, Eko mengatakan bahwa seorang pemimpin itu tidak bisa langsung mengambilalih pekerjaan anak buahnya karena hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Hal itu merupakan kesalahan besar seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus mampu mempersiapkan anak buahnya bekerja dengan baik dan sempurna.[4]
Galeri foto
sunting-
Eko Putro Sandjojo bersama dengan Menteri Pembangunan Pedesaan dan Wilayah Malaysia, Ismail Sabri Yaakob di Kuala Lumpur, 2018
Referensi
suntingJabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Marwan Jafar |
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia 2016–2019 |
Diteruskan oleh: Abdul Halim Iskandar |