Ekspedisi Aunus

upaya Finlandia untuk menduduki Karelia Timur pada tahun 1919

Ekspedisi Aunus (bahasa Finlandia: Aunuksen retkikunta; bahasa Swedia: Aunus-expeditionen) adalah upaya oleh sukarelawan Finlandia untuk menduduki beberapa bagian Karelia Timur pada tahun 1919, pada masa Perang Saudara Rusia. Aunus adalah nama dari Olonets Karelia dalam bahasa Finlandia. Ekspedisi ini adalah salah satu dari banyak "perang kekerabatan" Finnik (heimosodat) melawan pasukan Rusia Soviet pasca Revolusi Rusia tahun 1917 dan pada masa Perang Saudara Rusia.

Ekspedisi Aunus
Bagian dari Heimosodat
Tanggal21 April – 18 September 1919
LokasiAunus
Hasil Kemenangan Bolshevik Rusia
Pihak terlibat

Sukarelawan Finlandia

RSFS Rusia
Tokoh dan pemimpin
Leon Trotsky
Kekuatan
Finlandia sekitar 2.500–2.700
Aunus sekitar 1.000
Rusia Soviet sekitar 20.000
Korban
330–400 tewas
600–800 luka-luka
1.000 tewas
1.800 luka-luka

Latar belakang

sunting

Pada bulan Februari 1918, Jenderal Mannerheim, komandan Garda Putih anti-komunis, menulis "perintah sarung pedang" yang terkenal, di mana ia mengatakan ia tidak akan memasukkan pedang ke sarungnya hingga Karelia Timur bisa bebas dari kendali Rusia. Setelah Perang Saudara Rusia, ada diskusi publik mengenai penggabungan Karelia Timur ke Finlandia, meskipun Karelia Timur Rusia tidak pernah menjadi bagian dari Imperium Swedia ataupun Keharyapatihan Finlandia.

Upaya lebih awal pada tahun 1918 ke Petsamo dan Karelia Putih (Viena expedition) berbuah kegagalan, sebagian disebabkan sikap pasif dari orang Karelia. Kemudian Britania Raya menduduki Karelia Putih.

Pada musim panas tahun 1918, pemerintah Finlandia mendapat berbagai permohonan untuk menggabungkan wilayah tersebut ke Finlandia. Yang paling aktif adalah penduduk paroki Repola, yang telah mengadakan pemungutan suara untuk bergabung ke Finlandia. Angkatan Darat Finlandia menduduki paroki tersebut pada musim gugur tahun 1918. Pada bulan Januari 1919, sebuah ekspedisi kecil oleh sukarelawan berhasil menduduki paroki Porajärvi, tetapi segera dipukul mundur oleh pasukan Bolshevik. Porajärvi mengadakan pemungutan suara pada tanggal 7 Januari juga untuk bergabung ke Finlandia.

Pada bulan Februari 1919, Mannerheim menjelaskan kepada negara Barat dan Tentara Putih bahwa Finlandia akan menyerang kaum Bolshevik di Sankt-Peterburg jika ia mendapat dukungan materi dan semangat juang. Pada waktu yang bersamaan rencana untuk ekspedisi Aunus disiapkan dan Jaeger Mayor Gunnar von Hertzen terpilih sebagai komandan pasukan. Ia berpendapat ekspedisi ini akan berhasil dengan seribu sukarelawan Finlandia, tetapi hanya kalau orang Karelia ikut berperang. Mannerheim menyetujui rencana, tetapi menuntut Britania Raya juga harus menyetujuinya sebelum dapat dilanjutkan.

Pada tanggal 15 Mei 1918, Pemerintah Olonets Karelia Selatan didirikan setelah deklarasi perang oleh Finlandia terhadap Rusia Soviet.

Ekspedisi

sunting
 
Perangko dari tahun 1919

Ekspedisi tersebut telah menyeberangi perbatasan pada malam hari tanggal 21 April 1919. Tujuannya untuk mencaplok Lodeynoye Pole, Petrozavodsk dan jalur kereta api Murmansk. Pasukan dibagi menjadi tiga kelompok dan terdiri dari 1000 sukarelawan. Kelompok selatan maju ke Lodeynoye Pole hanya dalam tiga hari, tetapi didorong kembali ke belakang Sungai Tuulos oleh tentara Bolshevik. Kelompok utara mencaplok Prääsä. Pada waktu itu menjadi jelas bahwa tidak ada cukup pasukan untuk menyelesaikan tujuan ekspedisi. Gelombang baru perekrutan 2000 sukarelawan baru telah dimulai dan Mannerheim menjadikan Aarne Sihvo sebagai komandan baru untuk ekspedisi.

Setelah pencaplokan Olonets pada tanggal 23 April 1919, Pemerintah Olontes Karelia Selatan berubah nama menjadi Pemerintah Sementara Olonets.

Resimen Mayor Paavo Talvela memulai serangan yang menargetkan Petrozavodsk pada tanggal 20 Juni, tetapi dikalahkan oleh pasukan Tentara Merah dan Garda Merah Finlandia di luar kota. Pasukan Britania Raya yang beroperasi di sepanjang jalur kereta api Murmansk berada cukup dekat, tetapi tidak ikut serta.

Finlandia berharap populasi Karelia mau bergabung dengan pasukan sebagai sukarelawan tetapi hanya sedikit yang mau dan semangat juang mereka tidak pernah begitu tinggi.

Inisiasi sekarang beralih ke kaum Bolshevik. Pada tanggal 27 Juni, lebih dari 600 orang Finlandia dari Sekolah Perwira Merah di Sankt-Peterburg melakukan pendaratan di Vitele di seberang Danau Ladoga di belakang garis Finlandia. Kelompok selatan terpaksa mundur ke Finlandia setelah menderita kekalahan hebat. Kelompok Talvela kuga terpaksa mundur kembali ke Finlandia.

Satu-satunya hasil dari ekspedisi adalah paroki Porajärvi menyatakan pada tanggal 6 Juni bahwa mereka ingin bergabung ke Finlandia, setelah paroki Repola melakukan hal sama pada tahun 1918. Angkatan Darat Finlandia bergerak untuk menduduki paroki. Dalam perjanjian Tartu tahun 1920, Finlandia dan Uni Soviet menyepakati perbatasan. Repola dan Porajärvi menjadi milik Uni Soviet dan pasukan Finlandia harus ditarik mundur sebelum tanggal 14 Februari 1921. Kepala polisi muda di Repola, Bobi Sivén, menembak dirinya sendiri sebagai unjuk rasa.

Referensi

sunting
  • Jouko Vahtola, Nuorukaisten sota : Suomen sotaretki Aunukseen 1919, Otava, Helsinki (1997) ISBN 951-1-14850-8.