Elang-alap shikr
Elang-alap shikr | |
---|---|
Elang-alap shikr (subspesies dussumieri) | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | A. badius
|
Nama binomial | |
Accipiter badius | |
Subspesies | |
| |
Persebaran elang-alap shikr | |
Sinonim | |
Astur badius |
Elang-alap shikr (Accipiter badius) adalah burung pemangsa kecil dari keluarga Accipitridae yang tersebar secara luas di Asia dan Afrika. Burung predator ini adalah satwa liar dilindungi di Indonesia.[2]
Deskripsi
suntingElang-alap dari marga Accipiter berukuran sedang (32 cm), berwarna pucat. Jantannya memiliki bulu pada bagian atas berwarna abu-abu pucat dengan bulu primer berwarna hitam kontras, tenggorokan putih dengan setrip abu-abu samar di tenggorokan; dada dan perut bergaris-garis berwarna merah karat dan putih sempit melintang. Sedangkan betinanya seperti deskripsi jantan, tetapi punggung coklat dan tenggorokan abu-abu. Remaja: coklat abu-abu berwarna merah karat, bagian bawah bergars-garis coklat, ada setrip hitam di tengah tenggorokan. Secara umum susah dibedakan dengan remaja Accipiter lainnya di lapangan. Iris mata kuning sampai coklat, paruh coklat, kaki kuning.[3]
Taksonomi dan sistematika
suntingBeberapa subpsesies dikenali di sepanjang persebarannya dan beberapa di antaranya telah berubah menjadi spesies tersendiri. Berdasarkan morfologi dan suara panggilan, subspesies yang terdapat di Afrika tidak termasuk ke dalam spesies ini.[4] Subspesies cenchroides ukurannya lebih besar dan pucat dan ditemukan di Turkestan, Afghanistan dan Iran bagian timur. Subspesies dussumieri yang terdapat di India adalah populasi menetap di dataran dan bukit yang lebih rendah (hingga 1.400 mdpl di wilayah Himalaya). Elang-alap shikra di Sri Lanka memiliki warna bulu bagian atas yang lebih gelap. Subspesies A. b. poliopsis di Myanmar kemungkinan besar adalah spesies yang berbeda. Di Pulau Nikobar, subspesies butleri[5] dan di Pulau Katchall (subspesies obsoletus) sekarang telah menjadi spesies yang berbeda dan tersendiri, elang-alap nikobar.[6][7] Populasi di Afrika barat yaitu A. b. sphenurus merupakan subspesies yang bermigrasi sementara populasi di Afrika selatan A. b. polyzonoides lebih nomadik dalam bermigrasi. Di Asia sendiri, hanya A. b. cenchroides yang bermigrasi.[8]
Persebaran
suntingSecara global, elang-alap shikr menyebar di India, Cina Selatan, dan Asia Tenggara. Secara lokal merupakan pengunjung musim dingin yang kurang umum di dataran rendah Sumatera.[3] Namun pada 2008 sejumlah peneliti menemukan populasi menetap dan berbiak di Aceh.[9]
Ekologi
suntingElang-alap shikr dapat ditemukan di habitat yang beragam seperti hutan, lahan pertanian, dan kawasan perkotaan. Biasanya ditemukan secara berkelompok maupun menyendiri. Selama musim berbiak, pasangan elang ini akan soaring bersama. Pasangan ini akan mengeluarkan suara peringatan pada burung yang lebih kecil dan tupai. Mereka memangsa rodensia, tupai, burung-burung kecil, reptil kecil (baik kadal dan terkadang ular kecil[10]), dan serangga.[7] Burung-burung kecil biasanya bersembunyi di dedaunan hutan untuk menghindari elang-alap shikr, sedangkan raja-udang biru (Alcedo coerulescens) menghindar dengan cara menyelam ke air untuk menghindar.
Musim berbiak di India terjadi pada musim panas, sekitar Maret hingga Juni. Sarangnya mirip dengan gagak yang di pinggirnya terbuat dari rumput. Baik jantan dan betina sama-sama membuat sarang, ranting pohon yang merupakan penyusun sarangnya dibawa dengan kedua kakinya.[11] Seperti gagak, mereka kemungkinan menggunakan kabel kawat.[12] Biasanya elang-alap shikr bertelur hingga 4 butir (beberapa pengamat mencatat bahwa elang ini bertelur hingga 7 butir saat musim berbiak[10]) yang berwarna abu kebiruan. Masa inkubasi berkisar antara 18 hingga 21 hari.[7]
Referensi
sunting- ^ BirdLife International (2012). "Accipiter badius". Diakses tanggal 26 November 2013.
- ^ "Badan Pembinaan Hukum Nasional". jdihn.go.id. Diakses tanggal 2021-08-30.[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b MacKinnon, John; Phillipps, Karen; Balen, Bas van (19??). Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan: (termasuk Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam). Puslitbang Biologi Lipi. ISBN 978-979-579-013-6.
- ^ Gurney, J. H. (2008-06-28). "Notes on a 'Catalogue of the Accipitres in the British Museum,' by R. Bowdler Sharpe". Ibis (dalam bahasa Inggris). 17 (3): 353–370. doi:10.1111/j.1474-919X.1875.tb05981.x.
- ^ "XXV.—Bulletin of the British Ornithologists' Club". Ibis (dalam bahasa Inggris). 40 (2): 285–298. 1898. doi:10.1111/j.1474-919X.1898.tb05529.x. ISSN 1474-919X.
- ^ Rasmussen, Pamela C. (2005). Birds of South Asia : the Ripley guide. John C. Anderton. Washington, D.C.: Smithsonian Institution. ISBN 84-87334-67-9. OCLC 60359701.
- ^ a b c Ali, Sálim ([<1998->]). Handbook of the birds of India and Pakistan : together with those of Bangladesh, Nepal, Bhutan, and Sri Lanka. S. Dillon Ripley, Bombay Natural History Society (edisi ke-2nd ed). Delhi: Oxford University Press. ISBN 0-19-563695-3. OCLC 41224182.
- ^ Herremans, Marc; Louette, Michel (2000). "A Partial Post-Juvenile Molt and Transitional Plumage in the Shikra (Accipiter Badius) and Grey Frog Hawk (Accipiter Soloensis)". Journal of Raptor Research. 34 (4 (December)): 249–261.
- ^ Noske, Richard A. "First Breeding Records of Shikra Accipiter badius in Indonesia".
- ^ a b Bombay Natural History Society.; Society, Bombay Natural History (2002). The journal of the Bombay Natural History Society. 99. Bombay :: Bombay Natural History Society,.
- ^ Phillips, WWA (1933). "Some observations on the nesting of a pair of Ceylon Shikra Hawks (Astur badius badius Gmelin)". J. Bombay Nat. Hist. Soc. 36 (2): 509–511.
- ^ Lowther, EHN (1944). "J. Bombay Nat. Hist. Soc". 45 (1): 5–16.