End of Black Era: The Incident

End of Black Era: The Incident merupakan film pendek bergenre fantasi ini berdurasi 12 menit.[1] Film ini diproduksi Aenigma Picture dan disutradarai oleh Yongki Ongestu.[2]

End of Black Era: The Incident
SutradaraYongki Ongestu
ProduserAryanna Yuris
Ditulis olehUku-Uku, Aryanna Yuris
PemeranLeifennie
Juan Azmi
Adven
Jo Jagad
Stella Laisinia
Midoen Alrasyid
SinematograferYongki Ongestu
Perusahaan
produksi
Aenigma Picture
Tanggal rilis
2017
Durasi12 Menit
NegaraIndonesia

Cerita dalam film ini ditulis Uku-Uku dan Aryanna Yuris.[2] Tema film ini adalah kehadiran dan keseimbangan antara kekuatan jahat dan kekuatan pelindung di dunia. Si gadis, tokoh dalam film ini, takdirnya bersinggungan dengan keduanya. Ia juga menjadi cahaya bagi mereka yang sedang merasa berada di kegelapan.[3]

Alur Cerita sunting

Film ini mengisahkan tentang sebuah desa di tengah hutan diserang oleh kekuatan jahat, makhluk berbadan biru dengan wajah bengis, yang disebut malapetaka. Ia mengincar jimat yang diduga memiliki kekuatan milik kaum tersebut.

Seorang perempuan dari suku tersebut, Neewa, cucu seorang dukun terpandang, pun menyelamatkannya. Ia terus berlari ke dalam hutan dan memohon dewi kebaikan menolongnya.

Ia kemudian jatuh kelelahan. Dewi kebaikan tampaknya menyamarkan jejaknya. Ia kemudian bertemu sekelompok orang yang menemukan barangnya. Rupanya barangnya ada yang terjatuh. Orang-orang tersebut yang disebut The Wanderers, tampaknya memiliki misi tertentu. Si perempuan tersebut menolak untuk ikut serta dan memilih kembali ke desanya.

Pra dan Proses Produksi sunting

Busana dan aksesoris dalam film ini dibuat oleh perajin lokal, Zubaidi perajin tembaga dari Kota Gede dan Mbah Reso, perajin tenun lurik gendong dari Klaten. Busana-busana ini menggambarkan busana keseharian beberapa suku, pemilik kekuatan jahat, dan pemilik kekuatan kebajikan.[3]

Ada yang busananya mirip dengan busana Tiongkok dalam film kungfu dengan aksesoris berupa kacamata yang unik, seperti perpaduan kacamata dan mikroskop. Lalu ada busana dengan aksen bulu-bulu, rompi, jubah, selendang, dan lain-lain. Untuk sepatu bootsnya dibuat di Bandung.Desain kostumnya dibuat oleh Aryanna Yuris (Yuris Laboratory Costume Design).[1][3]

Film ini berlokasi syuting di Depok. Proses syuting hanya memakan waktu sehari.[1]

Penayangan dan Kelanjutan Film sunting

Film ini tayang kali pertama di Viddsee dan pernah diputar di Balinale International Film Festival 2017. Film ini direncanakan akan memiliki sekuel. Namun, Yongki Ongestu dan Aryanna Yuris belum tahu kapan memulai proses produksinya. Saat ini mereka baru melakukan riset ke beberapa kota.[1]

Daftar Pemeran sunting

  • Leifennie sebagai Neewa[2]
  • Juan Azmi sebagai Koyoti
  • Adinda Vega sebagai Syehvana
  • Midoen Alrasyid.sebagai Arkayrat
  • Geovany Graciano sebagai Nukscah
  • Jo Jagad, sebagai Malapetaka
  • Adven, sebagai warga desa
  • Stella Laisinia sebagai warga desa

Referensi sunting

  1. ^ a b c d Oetama, Natalia. ""End of Black Era" Menjual Indonesia Lewat Film Fantasi". KabarKampus.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-05-22. 
  2. ^ a b c End of Black Era: the Incident (2017) - IMDb (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2021-05-22 
  3. ^ a b c Maullana, Irfan, ed. (2017-06-17). ""End of Black Era", Film Fantasi yang Mengangkat Perajin Tradisional". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-05-22.