Ergokalsiferol
Ergokalsiferol (atau disebut dengan Vitamin D2 atau Ergocalciferol atau Calciferol atau Viosterol dalam bahasa inggris) adalah vitamin larut dalam lemak yang bertujuan untuk membantu tubuh pengguna dalam menyerap fosfor dan kalsium[1] dengan cara menyalurkan vitamin D2 ke tubuh melalui ginjal ataupun hati.[2] Ergokalsiferol didapatkan dari berbagai jenis makanan, seperti sayuran, ragi, jamur,[3] minyak ikan, kacang, susu, ikan, dan sereal sarapan. Meskipun begitu, ergokalsiferol tidak bisa didapatkan dari sinar matahari yang mengandung Ultraviolet B.[4]
Ergokalsiferol | |
---|---|
Kelas obat-obatan | |
Pengenal kelas | |
Sinonim |
|
Kelas kimia | C28H44O |
Dalam Wikidata |
Ergokalsiferol kadang disamaartikan dengan Vitamin D3 dikarenakan Vitamin D3 merupakan kalsiferol. Meskipun begitu, sumber vitamin D2 dan Vitamin D3 berbeda. Ergokalsiferol bersumber dari makanan, sedangkan Vitamin D3 didapatkan dari Ultraviolet B melalui kulit tubuh yang mengubah kolesterol menjadi kalsitriol.[4]
Deskripsi
suntingErgokalsiferol berbentuk kristal putih tanpa bau yang terdapat di makanan maupun suplemen makanan. Ergokalsiferol memiliki nama molekul dengan berat molekul 396.6 gram/mol. Ergokalsiferol terbentuk dari tanaman yang tersintensis setelah terkena Ultraviolet matahari. Vitamin D2 merupakan hormon steroid yang merupakan prekursor vitamin D.[2]
Kegunaan
suntingErgokalsiferol digunakan untuk membantu tubuh pengguna menyerap dan memelihara kadar fosfor dan kalsium dalam tubuh pengguna,[1][3] mengobati penyakit hipoparatiroidisme, rakhitis, dan hipofosfatemia,[5] dan menjaga tubuh, seperti meningkatkan sistem pertahanan tubuh, kardiovaskular dan sistem endokrin.[3] Ergokalsiferol juga dapat dikonsumsi jika sering bekerja dalam ruangan, sering menggunakan tabir surya, dan menjalani terapi osteoporosis.[3]
Efek samping dan peringatan
suntingMengonsumsi Ergokalsiferol dari makanan sehari-hari tidak menimbulkan efek samping yang berlebihan. Meskipun begitu, mengonsumsi ergokalsiferol dari suplemen makanan ataupun obat-obatan yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping, seperti anoreksia, malas, mual dan muntah, diare, berat badan turun, poliuria, berkeringat, sakit kepala,[6] mual dan muntah, sembelit, asidosis ringan, anemia, dan penurunan berat badan.[5]
Sebelum mengonsumsi suplemen makanan dan obat-obatan yang mengandung ergokalsiferol, pastikan pengguna tidak memiliki penyakit jantung, penyakit ginjal, kelebihan vitamin D, kelebihan fosfor,[5] dan mengikuti anjuran dokter mengenai dosis pada anak-anak[6]
Kekurangan ergokalsiferol tidak dapat terdeteksi oleh tubuh dikarenakan tidak adanya gejala spesifik yang dapat diketahui. Meskipun begitu, terdapat cara untuk mengetahui tubuh kekeurangan ergokalsiferol ataupun tidak, dengan cara pemeriksaan vitamin D 25-OH total. Hasil dari pemeriksaan vitamin D 25-OH total akan menunjukkan apakah pengguna mengalami kekurangan, cukup, ataupun kelebihan ergokalsiferol.[3]
Referensi
sunting- ^ a b "Drugs & Medications". www.webmd.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-27.
- ^ a b PubChem. "Ergocalciferol". pubchem.ncbi.nlm.nih.gov (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-28.
- ^ a b c d e Anna, Lusia Kus (ed.). "Deteksi Kekurangan Vitamin D". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-12-28.
- ^ a b "Mengenal Vitamin D, Satu-satunya Vitamin yang Dibuat dalam Tubuh - Semua Halaman - Bobo". bobo.grid.id. Diakses tanggal 2019-12-28.
- ^ a b c "Ergocalciferol Uses, Side Effects & Warnings". Drugs.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-28.
- ^ a b "ERGOKALSIFEROL (Kalsiferol, Vitamin D2) | PIO Nas". pionas.pom.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-28. Diakses tanggal 2019-12-28.